1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Religiositas Walli Jīng-Kāng

Wayan Esa BhaskarabyWayan Esa Bhaskara
May 3, 2022
inUlasan
Religiositas Walli Jīng-Kāng

Novel Kota Kabut Walli Jing-Kang

Bisa jadi ini menjadi apa yang kita lihat dan apa yang kita simpulkan dari apa yang kita lihat itu. Kita, dalam konteks ini adalah saya dan pembaca lain ketika dihadapkan pada novel Kota Kabut Walli Jing-Kang karya Manik Sukadana. Mula-mula, kepala saya penuh kabut. Ingatan saya dilempar jauh pada cerita animasi Disney, Mulan dan serial Samurai X. Mengingat referensi tentang cerita perang yang terbatas. Meski mengisahkan tokoh dengan latar Tiongkok, novel bercover putih ini sesungguhnya bersetting Bali.

Jangan berharap novel ini menawarkan eksotisme serupa kisah-kisah Sastra Melayu Tionghoa (SMT). SMT lebih banyak bertema kontradiksi sosial masyarakat jajahan. Sebab cerita perang yang lebih ditonjolkan dan banyak menyajikan darah mengucur dan bau anyir kematian.

Kemudian pelan-pelan saya menyibak kisah yang dibagi menjadi tiga bagian ini. Seakan menyibak kabut, jarak pandang menjadi samar. Pada Kota Kabut ini, saya mendapati pembacaan atas literatur sejarah, kitab-kitab usada, namun lebih banyak yang seperti dirahasiakan. Sebetulnya ramuan gagasan-gagasan ini menarik dan menyediakan hamparan pemaknaan yang subtil dan visioner.

Mendedah Harapan dalam “Sublimasi Rasa” | Tentang Novel Karya Teddy C Putra

Kata kabut menjadi pintu masuk pertama yang harus saya ketuk ketika membaca novel Kota Kabut Walli Jing-Kang. Maka saya mengetuknya dengan dua definisi kabut dari KBBI; 1. a kelam; suram; tidak nyata, dan 2. n awan lembap yang melayang di dekat permukaan tanah. Begitulah kurang lebih visualisasi Walli Jing-Kang di kepala saya.

Pada definisi pertama, tampaknya menjadi sebuah strategi penceritaan. Latar perang melahirkan kabut yang menghalangi pandangan mata. Begitulah tokoh Maharaja Muda tak punya banyak pilihan saat menentukan perang, menyelamatkan rakyat daripada mengorbankannya. Kabut tebal menjadi payung antara hidup dan mati. Kabut memberi citraan dinginnya situasi perang.

Bahkan, perang hanyalah sebuah pilihan. “…. Seperti yang kau katakan dulu bahwa perang hanyalah perputaran dendam; karma-karma buruk tiap orang akan saling menindih. … Kau tahu, perang tidak akan menyelesaikan masalah apa-apa….” (hlm. 12). Pada adegan Ki Cawan mengingat kejadian lampau dengan sahabatnya, Maharaja. Bukankah hidup adalah peperangan?

Sedangkan definisi kedua adalah fenomena alam yang dapat menimbulkan berbagai perspektif, romantis hingga mistis. Keduanya, saya dapatkan pada novel ini. Suasana romantis hadir saat Kabut semakin tebal…. Dapdap mengambil mantel bulu dari dekat meja menempelkan ke punggung kekasihnya (hlm. 12). Suasana mistis hadir pada adegan upacara paluasan (hlm. 189) , kabut pelan-pelan hadir, selanjutnya pendeta kesurupan. Kabut, tetaplah kabut. Ketika membacanya, ada visualisasi kabut Kintamani, kabut Bedugul, atau kabut di halaman rumah mertua di Petang.

Pintu berikutnya, saya harus menyibak kabut atas ingatan, kekecewaan, atau mungkin patah hati dari penulisnya, Manik Sukadana. Kabut itu menempatkan diri antara narasi sejarah dan usaha penulis membumbui tradisi. Hal-hal unik yang menarik bagi saya adalah menonjolnya religiositas dan kearifan lokal usada pada novel.

Sastrawan Oka Sukanta Tentang Novel “Babi Babi Babi” karya Putu Supartika

Religiositas tentu bukan hal baru yang dibicarakan sastrawan Bali dalam karya-karya mereka. Tetapi Manik menemukan cara berbeda dalam pengungkapannya. Ia mendebat konvensi masyarakat, seperti misal mempersoalkan kesucian pada perempuan atau hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan. Atau sebetulnya Manik mencoba mendefinisikan kembali identitas dan eksistensi masyarakat melalui novel ini?

Subijantoro Atmosuwito (2010) menyebutkan bahwa buku agama adalah sastra, dan sastra merupakan bagian dari agama. Ketika Maharaja Muda bermimpi bertemu dengan seorang pendeta, ada ajaran Hindu pada kalimat “Tidak ada yang benar-benar putus di dunia ini. Kelahiran, kebaikan, kesenangan, kesedihan, atau ketiadaan akan terus berputar dan saling menindih”. (hlm. 53)

Tidak memilih salah satu pemujaan menjadi pergunjingan bagi Sasih. Bahkan, sebetulnya pernikahannya dengan Maharaja Muda menjadi salah satu sebab perang. Hal-hal semacam ini masih akan terjadi jika tidak dilakukan penghayatan hingga ke sanubari terhadap sebuah nilai.

“Pemujaan? Aku tidak memilih salah satu pemujaan. Aku mengikuti cara-cara lama.” kata Sasih kepada Mémé Darga (hlm. 163)

Tuhan milik pribadi, tulis Ngurah Suryawan pada esainya Dari (Praktik) Upacara Menuju (Nilai) Teologis dan Diakhiri Penghayatan Diri (2020). Pencariannya dilakukan lewat penghayatan pribadi, seperti yang dilakukan Sasih.

Religius dalam pembahasan ini saya kembalikan pada akar kata religion yang diartikan sebagai religi, bukan agama. Dalam konteks ini, makna kata religi yang saya gunakan adalah ikatan atau pengikatan diri. Jadi pengertian ini lebih pada personalitas, hal yang lebih pribadi.

Sebagai teks yang hadir dari masa lalu, yang cukup jauh konteks dan waktu terbitnya dengan pembaca kini, pembaca tetap bisa menarik relevansinya hari ini. Seperti persoalan gering pada teks, diselesaikan dengan usada.

Biar Kumiliki Segala Kenangan Itu, Bapak | Membincangkan Buku Puisi “Prihentemen”

Tokoh Sasih menjadi titik tolaknya. Niángniáng ini selalu mempertanyakan hal-hal yang begitu mengundang risiko. Ia juga memiliki cara pandang tersendiri terkait keyakinan. Bahwa, simbol itu ada karena ingatan yang ingin kita tanam di pikiran kita (hlm. 164).

Ketika pembicaraan empat mata bersama Mémé Darga berikutnya, menjadi titik didih dari seluruh letupan yang hadir pada obrolan kedua tokoh. “…. Seperti darah, adalah sesuatu yang kotor ketika kita meneteskan darah di tempat pemujaan. Namun di sisi yang lain, darah adalah bagian terpenting tubuh kita. Jadi, apakah tubuhmu; tubuh kita bersifat suci?” (hlm. 183)

Tokoh pendeta yang muncul saat adegan upacara paluasang memunculkan dimensi lain dari religius. Pendeta itu telah dirasuki roh-roh. Kata-kata dengan bahasa kuno dilantunkan seperti tembang. Begitu indah juga sedih pada saat yang bersamaan. (hlm. 188) Ketika upacara suci dilakukan memang kerap mempertontonkan dialog, nyanyian, bahkan tangis dan laku gerak semacam tarian sebagai perwujudan “keberadaan” bhatara bhatari.

Praktik ritual, adegan-adegan upacara pada novel Kota Kabut, membawa pembaca meyakinkan hal-hal samar dan abstrak. Begitulah kabut-kabut bertebaran pada novel ini perlu disingkap pembaca agar tidak mengganggu pandangan.

Ketika tradisi lisan menjadi sangat kuat dalam menyampaikan pesan-pesan didaktis. Kala itu, penyair atau pengarangnya memanfaatkannya sebagai alat edukasi atas nilai-nilai tertentu. Pada novel ini, Manik pun melakukan hal serupa menggambarkan nilai-nilai tertentu yang dipegangnya untuk dimaknai pembaca.[T]

Tags: Literasinovelsastra
Previous Post

Takbir Keliling Umat Muslim Buleleng, Toleransi, Silaturahmi dan Kegembiraan

Next Post

Kiat Guru dalam Mengatasi Siswa Malas Membaca

Wayan Esa Bhaskara

Wayan Esa Bhaskara

Menulis esai, puisi, dan cerpen disela-sela pekerjaannya sebagai guru

Next Post
Kiat Guru dalam Mengatasi Siswa Malas Membaca

Kiat Guru dalam Mengatasi Siswa Malas Membaca

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co