1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

PRASASTI-PRASASTI BESAR ADITYAWARMAN DARI TANAH MINANGKABAU

Sugi LanusbySugi Lanus
February 16, 2022
inEsai
HINDU & KEJAWEN BERHALA?

Melihat Kedekatan Leluhur Aksara dan Keluarga Bangsawan Pelembang, Dharmasraya-Pagarruyung-Minangkabau (Sumatera Barat) dan Arya Damar/Kenceng (Bali)

_____

— Catatan Harian, Sugi Lanus, Feb 13, 2022

1. Dari muda saya mendengar sebuah kisah lisan tentang hubungan Bali dan Pelambang-Pagarruyung-Dharmasraya-Minangkabau. Bahwa: Keluarga besar Arya Damar/Kenceng Tabanan dan Badung di Bali memiliki hubungan kekerabatan dengan Adipati/Raja Adityawarman di Plembang/Plimbang/Palembang dan Dharmasraya-Pagarruyung, disebut juga Minangkabau. Kisah ini tentu membangkitkan penasaran saya.

2. Ketika berkunjung ke salah satu rumah pertenunan songket, dan keluarga kolektor kain songket tua Palembang, yang letaknya di tepian Sungai Musi di Palembang, keluarga itu mengaku sebagai keturunan Arya Damar, yang juga konon dikenal sebagai Adipati Aditiyawarman. Kami bercerita panjang lebar, dan setelah saya ceritakan kisah-kisah keluarga di Bali, spontan Nyimas sang tuan rumah berkata: “Kita saudara”. Ia mengeluarkan silsilah leluhurnya. Suasana jadi cair dan menjadi obrolan yang saling kenal, kami mengenal kisah tentang Arya Damar dengan familiar, dan juga kisah-kisah perjalanan Adipati Adityawarman (gelar Arya Damar). Hal serupa juga saya alami ketika berkunjung ke keluarga keturunan Pagarruyung, Sumatera Barat. Suasana kembali menjadi sangat akrab dan penuh persaudaraan ketika kami membahas Adipati Adityawarman, terasa dekat hubungan Bali dan Minangkabau dalam obrolan kami. Intinya, keluarga Minangkabau dan Palembang, yang masih punya hubungan dengan kebangsawanan masa lalu, mirip dengan keluarga bangsawan di Bali yang punya hubungan kebangsawanan Arya Damar-Kenceng, sama-sama merasa (percaya sungguh) berleluhur Adipati Adityawarman.

3. Sebenarnya, seiring waktu, yang menjadi perhatian saya bukan pokok sejarah lisan itu. Mulai saya baca naskah-naskah Minangkabau. Kalau berkunjung ke Padang, Bukit Tinggi, dll, saya berburu buku-buku Tambo, dll. Berlanjut membaca prasasti-prasasti Adityawarman yang ditemukan di Sumatera Barat.

Yang paling mengejutkan adalah: Saya tidak memiki kendala besar membaca tulisan-tulisan dalam prasasti-prasasti batu yang ditemukan di Sumatera Barat.

Kenapa? Saya merasa aksara atau type huruf yang dipakai dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di Sumatera Barat dekat dengan aksara-aksara tua yang dipakai dalam tulisan tangan di lontar-lontar  kuno yang kami warisi di Bali. Kalaupun berbeda itu tidak begitu jauh, masih bisa saya “eras-eras” (cocok-cocokan). Bentukan hurufnya sangat dekat. Kemudahan membaca ini membuat saya bertualang membaca-baca prasasti-prasasti dari Tanah Minangkabau tersebut. Saya perhatikan foto-fotonya, dan saya besuk ke Museum Nasional untuk melihat dan membaca aslinya.

[Daftar prasasti-prasasti dan sedikit informasinya ada di bagian akhir tulisan ini. Sebagian besar sekarang disimpan di Museum Nasional].

4. Bentuk aksara prasasti-prasasti besar temuan dari Minangkabau, saya rasa dekat dengan “tipe aksara” di Bali, baik aksara dalam lontar-lontar kuno, dan beberapa prasasti di Bali yang keluarkan sejaman dengan Adipati Adityawarman.

Ini hanya pikiran saya: “Mungkin saja era itu penting sekali dalam persebaran aksara di Bali dan Minangkabau, dalam periode yang sama, dan jenis aksara era itulah yang berkembang menjadi aksara Bali modern sekarang? Karena, aksara Bali modern sekarang, sekalipun tidak jauh-jauh amat dengan aksara di prasasti Bali Kuno, tapi motif atau tarikan garis, style-nya, saya rasa lebih dekat ke prasasti-prasasti temuan di Sumatera Barat (?)”

Itu barangkali pendapat subyektif saya saja. Tapi silahkan diperiksa. Siapa tahu punya perasaan sama?

Kedekatan aksara Bali dan aksara dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di Tanah Minang, sekali lagi, menurut hemat saya “terasa memang dekat”.

5. Tentang Adipati Adityawarman dalam versi lontar-lontar di Bali, yang juga menjadi pengetahuan umum, saya kutip dari sumber umum yang dibagikan di keluarga besar Arya Tabanan, yang terkait dengan Adipati Adityawarman (aka Arya Damar), sbb:

— Adityawarman telah bertugas di Palembang yang kekuasaannya sampai Dharmasraya, diminta memimpin pasukan dalam ekspedisi Majapahit ke Bali pada tahun 1343. Dikisahkan bahwa ekspedisi yang masuk lewat pesisir Bali Utara dipimpin oleh Arya Damar (Adityawarman), rombongan yang masuk lewat pesisir Bali Selatan dipimpin oleh Gajah Mada.

— Gajah Mada dikisahkan sempat dimarahi oleh Arya Damar (Adityawarman) karena mobilisasi pasukannya mencapai daratan Bali Selatan sangat lambat. Dalam kisah Babad dan Usana Bali, Arya Damar (Adityawarman) memarahi dengan menunding dan berkata keras pada Gajah Mada. Dipercaya posisi Adityawarman lebih tinggi, ia adalah saudara Maharaja Majapahit. Apakah saudara atau sepupu, tidak pasti. Dalam versi lisan, seingat saya ia disebutkan sebagai cucu dari Ibu Suri. Disebutkan sebagai cucu yang sangat disayangi dan dilantik sebagai Adipati Palembang-Darmasraya atas penunjukan langsung dari neneknya (Ibu Suri Kerajaan Majapahit).

— Arya Damar (Adityawarman) menundukkan Pasung Gerigis dan pasukannya yang markas di benteng pertahanan Bali Utara, dikenal sebagai wilayah Ularan, dengan pimpin para Arya Ularan. Sementara, Gajah Mada memimpin pasukan Majapahit untuk menguasai Bali Selatan: Pejeng, Gianyar, yang merupakan pusat Kerajaan Bedahulu, dari berbagai penjuru. Dalam Usana Bali disebutkan Arya Damar memimpin pasukan lebih besar dibandingkan jumlah pasukan Gajah Mada.

— Usai memimpin eksedisi Majapahit ke Bali, Arya Damar kembali ke Majapahit, dan ke Palembang-Darmasraya. Di sana dilantik sebagai penguasa penuh wilayah Pulau Sumatera.

— Disebutkan, sebagian saudara-saudara Arya Damar (dan beberapa catatan menyebutkan putra-putranya) menetap dan membantu pembentukan Kerajaan Samprangan Bali, dan memimpin restorasi Pura Besakih. Keturunannya mendapat jabatan di wilayah yang kini dikenal sebagai wilayah Kabupaten Tabanan, dan sebagian mendirikan kerajaan Badung (kini dikenal sebagai wilayah Kabupaten Badung) dan pusat pemerintahannya berpusat di Denpasar.

— Ada kisah lisan menyebutkan bahwa Adityawarman (Arya Damar) berpulang di Darmasraya. Sampai hari ini, kerabat keluarga di Bali yang merasa leluhurnya terkait Adipati Adityawarman masih menjejak sisilahnya dengan menyebutkan kekerabatannya terkait dengan bangsawan Palembang, Darmasraya dan Pagarruyung, Minangkabau.

6. Catatan dari ahli efigrafi, filolog dan peneliti sejarah, atau masyarakat akademisi, terkait ketokohan Adityawarman dapat dirangkum sebagai berikut:

— Adityawarman disebut sebagai raja Malayapura-Suvarnabhumi, melihat gelar yang dipakai dipercaya merupakan penerus dinasti Mauli yang berbasis di Sumatera bagian tengah. Dinasti Mauli adalah sebuah dinasti raja-raja yang memerintah kerajaan Bhumi Malayu atau Dharmasraya, berpusat di sungai Batanghari (sekarang provinsi Jambi dan Sumatera Barat, Sumatera ), dari abad ke-11 hingga abad ke-14, umumnya dipercaya penganut paham Buddha Mahayana. Ada yang menyebut berpaham Bhairava, mengingat patung Bhairava temuan di wilayah ini dipercaya sebagai perwujudan Adityawarman.

— Adityawarman adalah sepupu Jayanegara, raja Majapahit dari tahun 1309–1328, dan cucu dari Tribhuwanaraja, raja Kerajaan Melayu.

— Adityawarman adalah “wreddamantri” (Menteri Senior, Patih Agung) yang diberikan tugas memimpin wilayah pantai timur di Sumatera, berpusat di Palembang, dan Adityawarman kemudian mendirikan kerajaan Minangkabau di Pagaruyung, menguasai wilayah Sumatera bagian tengah. Wilayah ini menjadi pusat perdagangan emas antara tahun 1347 dan 1375.

7. Naskah-naskah yang memuat Adityawarman:

— Diperkirakan Adityawarman lahir sekitar tahun 1294. Menurut kitab Pararaton ia lahir di Trowulan, Jawa Timur, ibu kota kerajaan Majapahit.

— Menurut Prasasti Kuburajo yang ditemukan di Limo Kaum, Sumatera Barat, ayah Adityawarman adalah bangsawan Majapahit bernama Adwayawarman.

— Menurut teks Jawa Timur abad ke-15, berjudul Pararaton, ibunya adalah Dara Jingga, seorang putri Melayu dari Dharmasraya.

— Adityawarman mungkin telah mengunjungi China untuk ekspedisi diplomatik pada tahun 1325 jika, seperti yang diyakini beberapa sejarawan, sebagaimana dicatat dalam sumber Cina, sebagai utasan Sengk’ia-lie-yu-lan.

— Nama Adityawarman di Jawa tercatat pada awal 1343 dałam perwujudan Bodhisattva Manjusri yang ditemukan di Candi Jago, Jawa Timur. Candi Jago dikenal sebagai tempat suci yang dibangun oleh Kertanegara untuk ayahnya Visnuvardhana.

— Dalam prasasti tentang Adityawarman secara eksplisit menyebut dirinya Penguasa Bumi Emas (Kanakamedinindra).

— Sebuah prasasti dalam bahasa Sansekerta Melayu lokal ditemukan di bagian belakang patung Amoghapasa ditemukan di Rambahan, Sumatera Barat, tertanggal 1347, dipercaya dikeluarkan oleh Adityawarman. Prasasti ini merupakan memperingati perannya sebagai pelindung dan sumber kesejahteraan bagi rakyat ibukota Malaya (Malayapura) dan kekuasaannya sebagai perwujudan Amoghapasa, menyandang gelar: “Udayadityavarman “Adityavarmodaya Pratapaparakramarajendra Maulimalivarmadewa” atau “Adityavarmodaya Pratapaparakramarajendra Maulimalivarmadewa”.

— Ia digambarkan sebagai “Penguasa Suravasa”. Nama Suruaso sendiri masih digunakan untuk menyebut daerah dekat Pagarruyung, Kerajaan Minangkabau.

— Sebuah pendapat mengatakan kerajaannya sebagai cika-bakal sistem pewarisan matrilineal Minangkabau sampai saat ini.

— Pelanjutnya yang di Sumatera bernama Ananggawarman.

— Adityawarman memerintah setidaknya sampai 1375, yang merupakan tahun prasasti terakhir yang diketahui. [T]

Previous Post

Lombok Disrupsi Bali?

Next Post

Drama Sidha Sidhi Yoga Krama Sanggar Mahasaba | Siasat-siasat untuk Mencari Bentuk

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
Drama Sidha Sidhi Yoga Krama Sanggar Mahasaba | Siasat-siasat untuk Mencari Bentuk

Drama Sidha Sidhi Yoga Krama Sanggar Mahasaba | Siasat-siasat untuk Mencari Bentuk

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co