30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lombok Disrupsi Bali?

Gede SuardanabyGede Suardana
February 13, 2022
inOpini
Waspada, “Branding” Bali Kadaluwarsa!

LOMBOK. Pulau putri Mandalika yang kecil nan indah, yang berdampingan dengan Bali tiba-tiba menjadi perbincangan dunia. Bali seolah menghilang.

Sejak kedatangan para pembalap MotoGP, seperti juara dunia delapan kali asal Spanyol Marc Marquez bersama adiknya Alex dan kawan-kawan, Lombok mendapatkan perhatian besar dari masyarakat dunia.

Mereka pun seolah tersihir dengan keindahan alam Lombok. Sirkuit sepanjang 4,31 km yang terbentang luas di tepi pantai dikelilingi bukti nan indah di Mandalika seolah melupakan tugasnya sebagai pembalap. Seolah bingung apakah ia sedang balapan atau berlibur di Mandalika, Lombok.

Simak saja kekhawatiran legenda motoGP asal Australia Mick Doohan. Juara dunia lima kali bersama Honda ketika menengok pembangunan sirkuit Mandalika pernah berseloroh bahwa Ia takut pembalap MotoGP tidak bisa membedakan balapan dengan liburan. “Saya takut pembalap tidak bisa membedakan mana balap, mana liburan. Karena konsep sirkuit ini bisa dibilang wisata balapan”.

Ketakutan jawara MotopGP ini pun menjadi kenyataan. Para juniornya asik menikmati keindahan Lombok. Berlibur menikmati pantai berpasir putih. Menikmati kelapa muda. “Selfie” di atas bukit. Aktivitas berlibur itu dilakukan di sela-sela tugasnya menguji motor balap untuk persiapan kompetisi balapan 2022.

“In love with this pleace Indonesia,” celoteh Marquez di akunnya.

Seketika aktivitas Marc Marquez bersama kompetitornya berlibur sambil balapan pun mewabah ke seluruh dunia dalam sekejap. Lombok mendadak menjadi perbincangan hangat dunia.

Pada saat Lombok menjadi percakapan di seluruh dunia di media sosial, Bali menghilang. Keindahan alam, keunikan tradisi dan budaya, tak cukup kuat bagi Bali untuk menjadi percakapan. Itu semua karena pandemi Covid-19.

Agility Bali

Perubahan itu kekal. Siapa yang tidak lincah, lentur, adaptif akan tergilas oleh perubahan. Era disrupsi pandemi bersamaan dengan disrupsi digital dan milenial mempercepat proses perubahan itu.

Disrupsi pandemi dalam waktu dua tahun dengan sekejap menggilas hampir semua aspek kehidupan. Bagi kita yang tidak memiliki kelincahan (agility) akan menjadi kenangan.

Bali memang telah memiliki daya tahan yang kuat untuk tetap bertahan dari berbagai bencana. Bom Bali I dan II (2002-2005) yang memakan ratusan korban jiwa warga Bali, wisatawan domestik dan mancanegara tidak menggoyahkan pulau dewata.

Sebaliknya, rasa solidaritas bergema di seluruh dunia. Dunia semakin sayang Bali, cinta Bali. “We love Bali,” begitu kata dunia pasca tragedi kemanusiaan yang meluluhlantakkan pusat sekaligus denyut nadi pariwisata Bali, Kuta.

Hanya saja situasi saat ini beda. Hantaman terhadap pariwisata Bali di era pandemi  berbeda dengan aksi serangan teroris ketika itu.

Era pandemi tidak hanya menuntut daya tahan tinggi tapi kelincahan (agility) yang luar biasa. Gerak yang lentur dan serta adaptasi yang tinggi.

Bagi yang postrunya kaku akan susah bergerak jika terlambat melakukan perubahan (pivot) maka seketika menghilang. Lihat saja nasib perusahaan brand besar di era pandemi banyak yang bertumbangan. Itu karena ia tidak memiliki agility.  Susah melakukan pivot karena strukturnya yang terlanjur sangat besar, kokoh, dan kaku.

Bali pun begitu. Ancaman itu nyata di depan mata. Struktur dan pondasi pariwisata Bali yang besar dan kokoh bisa berbalik menjadi kelemahan. Infrastruktur pariwisata Bali sudah mapan, baik hotel serta daya dukungnya jika tidak digerakkan bersama maka akan menjadi bumerang. Jika tidak dapat  beradaptasi dengan era disrupsi pandemi, Bali (masyarakat dan pemerintah) tidak memiliki kelincahan dan adaptasi yang tinggi (agility) maka akan bisa bernasib sama dengan brand besar di dunia. Terlupakan oleh dunia  kemudian lenyap.  

“Brand Positioning” Bali dan Lombok

Harapan itu masih ada. Lombok dan Bali berdampingan. Satu sama lain saling bergantungan dan memberi manfaat.

Bali sejatinya jangan berkecil hati. Masyarakat Bali tidak boleh cemburu. Atau menyesali telah mengabaikan kesempatan memiliki sirkuit balapan bertaraf kelas dunia, formula one (F1) atau motoGP.

Dahulu sebelum turis datang, Bali telah memiliki value yang kuat. Tradisi dan budaya manusianya, alamnya yang unik dan indah adalah value Bali, yang satu-satunya ada di dunia.

Value (DNA dan core value) Bali dibangun menjadi semakin kuat oleh cerita dari novel serta lukisan para seniman semacam Walter Spies (bersama I Wayan Limbak membuat tari kecaknya), Antonio Blanco, Le Mayeur. Dan hasil-hasil riset arkeolog dan anteopolog yang dibukukan, misalnya oleh David J Stuart-Fox (melalui bukunya berjudul Pura Besakih), Roelof Goris, dan lainnya.

Bali kemudian dikenal dengan beragam sebutan. Bali pulau surga. Pulau seribu pura. Pulau dewata. Value (DNA dan core value) itulah yang menjadi “brand positioning” Bali.

Bali pun menjadi satu-satunya dunia. Tidak ada yang bisa menandingi. Menjadi “The one and the only”.

Turis pun yang pertama kali menjejakkan kaki di Bali akan merasakan gairah/ikatan emosi yang kuat seolah ia berada di surga dunia. Terpatri kuat di dalam benaknya. Bali berada pada posisi paling atas dalam kategori destinasi wisata dunia. Bali telah menjadi top of mind wisatawan seluruh dunia. Itu dulu.

DNA Balap Lombok

Lombok dari dulu berusaha membangun industri pariwisata. Namun belum dapat didorong secara maksimal.

Kini, dengan keberadaan sirkuit balap Mandalika, Lombok telah memiliki value (DNA dan core value) yang unik dan kuat. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk membangun Brand Lombok sebagai destinasi wisata yang unik dan satu-satunya di dunia.

Lombok saat ini tengah menjadi perbincangan dunia. Para pembalap MotoGP Marc Marquez dan lainnya telah menyebarkan Lombok ke seantero dunia. Penyebarannya melalui media sosial. Dalam sekejap dan masif, aksi mereka menikmati keindahan dan keunikan Lombok sekaligus adrenalin balapan ditonton jutaan kepala masyarakat dunia melalui unggahan status dan insta story di media sosial.

Pemerintah Lombok mesti segera dengan cepat menangkap peluang kehadiran para pembalap MotoGP. Ciutan soal aktivitas mereka di media sosial yang kagum dengan keunikan dan keindahan alam Lombok berbarengan dengan aktivitas menguji dan mencari setingan motor terbaik untuk kompetisi 2022 telah membentuk value Lombok menjadi unik.

Lombok kini telah memiliki DNA sebagai pulau yang membangkitkan adrenalin balap di dunia. Core value-nya berupa keindahan alam dan keunikan aktivitas manusianya.

Pembalap dunia langsung merasakan sensasi yang berbeda ketika membalap di Lombok dibandingan dengan sirkuit di belahan dunia lainnya.

Marc Marquez seolah telah memiliki gairah dan adrenalin yang berbeda ketika membalap di Lombok. Ia telah memiliki ikatan emosi yang kuat terhadap Lombok.

Screenshoot instagram.com

Evoke List

Virus gairah/ikatan emosi juara dunia delapan kali itu bersama pembalap lainnya akan menjalar bak virus ke seluruh penggemarnya (baca followers) di seluruh dunia. Orang-orang di dunia, yang tak suka balap pun sekarang tahu Lombok. Secara perlahan, juta pengikutnya akan memiliki gairah/ikatan emosi yang sama terhadap Lombok seperti idolanya.

Ini pertanda, branding Lombok telah masuk ke dalam evoke list. Evoke list adalah daftar “imagery” yang ada dalam benak calon konsumen terhadap sebuah market category. Sementara invoke adalah menciptakan gairah/ikatan emosi ke dalam benak. Invoke the evoke list adalah aktivitas menimbulkan gairah/ikatan emosi ke dalam daftar “imagery” yang ada dalam benak calon konsumen dalam market category.

Simak saja kata pembalap tentang sirkuit di Mandalika, Lombok. “Primer dia de test en el Mandalika Circuit (First day of test at the Mandalika Circuit!),” celoteh @marcmarquez93 “@sirkuitmandalika on fire, i enjoy so much out there,” sambut @maverick12official.

Singkatnya, Marc Marquez dan pembalap telah menciptakan sebuah gairah/ikatan emosi bahwa Lombok sebagai pulau balapan nan indah. Dengan authority Marc Marquez yang kuat, gairah/ikatan emosi inilah yang akan masuk ke dalam benak wisatawan seluruh dunia dalam “market category” destinasi wisata dunia.

  • BACA JUGA: Waspada, “Branding” Bali Kadaluwarsa!

Virus dan gairah/ikatan emosi tersebut harus ditangkap dengan cepat oleh pemerintah (pusat dan daerah serta masyarakat Lombok). Pemerintah secepatnya membangun Branding Lombok. Melakukan strategi agar branding Lombok masuk ke dalam “evoke list”. Gairah/ikatan emosinya dengan Lombok masuk ke dalam benak wisatawan.

Seperti kata praktisi brand Subiakto, membangun brand tidak sekadar memasukkan logo dan merek ke dalam benak konsumen, tetapi memasukkan gairah/ikatan emosi ke dalam evoke list yang ada dalam benak calon konsumen.

Membangun strategi branding untuk dapat memasukan gairah/ikatan emosi (yang dirasakan Marc Marques dkk) ke dalam benak calon wisatawan dunia. Sehingga mereka bisa merasakan sensasi, gairah/ikatan emosi yang sama dengan Marc Marquez dkk.

Jika berhasil membangun Brand Lombok sebagai The Speed of Island kemudian ada di posisi pertama (dalam benak calon wisatawan) maka Lombok akan menjadi Top of mind di benak wisatawan. Hanya satu-satunya di dunia (the one dan the only).

Daily Influencer/Voluntourism

Bali yang berdampingan dengan Lombok memiliki potensi terdisrupsi paling cepat. Namun jika Bali memiliki “agility” maka akan selamat dari disrupsi.

Sembari menunggu pandemi berlalu dan menanti kebijakan pemerintah, Saya tawarkan beberapa langkah sederhana untuk membangun brand Bali dengan value (DNA dan core value) pulau surga.

Bali tidak bisa hanya mengandalkan momentum G-20 untuk membangkitkan pariwisata Bali. Itu pola pikir taktikal. Pola pikir lama atau disebut old mind. Sudah tidak lagi relevan di era disrupsi pandemi, digital, dan milenial saat ini. Tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Bali masih minus 2,47 persen. Bali masih menderita akibat pariwisata dihantam pandemi. Pemerintah Bali cepat berpikir yang strategik membangun pariwisata Bali  dalam jangka panjang.

Bermodalkan “brand positioning” yang kuat, masyarakat Bali mesti mulai segera membangun authority-nya sendiri dengan memanfaatkan media sosial. Menjadikan diri sendiri sebagai media untuk mempromosikan Bali. Meminjam istilah Darma Putra dalam akun @idarmaputra, masyarakat Bali secara serempak menjadi sukarelawan (volunteer tourism disingkat voluntourism) untuk melakukan volunteer promotion (volunpromotion).

“Posting foto diri menikmati produk di sebuah ameniti adalah salah satu contoh volunpromotion,” ciut @idarmaputra.

Nah, segera dan mulai sekarang, semua masyarakat Bali  berlomba membuat konten yang “Heavenly” tentang Bali. Menggugah kemudian melakukan “repost” dan “coment” saling bersahutan.

Cara inilah yang disebut dengan membangun “authority” dengan menjadi “daily influencer”. “Authority akan timbul ketika kita dipercaya oleh para pengikut (follower). Sehingga apapun yang kita lakukan, akan “digugu” dan “ditiru” oleh follower,” kata pakar brand indonesia Subiakto dalam akun @Subiakto.

Caranya, buatlah konten yang mengandung unsur “Heavenly” tentang Bali. Bali sudah istagramable. Tentunya dengan kreativitas yang tinggi mudah untuk membuatnya.

Jangan lupa juga menjaga taksu Bali. Membersihkan, memperbaiki lingkungan yang rusak. Mengubah perilaku yang tidak relevan dengan spirit “heavenly”. Jangan membuat taksu Bali ternoda. Pura jangan dinodai. Tari sakral jangan dipertontonkan hanya untuk mengeruk dolar. Filosofi Tri Hita Karana lakukan dengan nyata. Tak cuma menjadi kata indah.

Kemudian unggahlah aktivitas itu setiap hari, konsisten, penuhi jejak digital kita dengan keindahan alam dan budaya Bali. Bayangkan jika tiga juta penduduk Bali mengunggah aktivitasnya berlatar keindahan alam, budaya, tradisi, objek wisata, hotel, restoran, dan kuliner setiap hari kemudian diberi “like” dan “coment” oleh “follower” maka akan menjadi percakapan yang luar biasa di media sosial. Dibaca dan ditonton seantero negara di dunia.

Langkah ini sebenarnya telah banyak disumbangkan oleh wisatawan yang berlibur ke Bali. Lihat saja postingan wisatawan yang pernah berlibur ke Bali. Sekarang dengan tidak adanya mereka di Bali, maka menjadi tanggungjawab sendiri masyarakat Bali.

Dengan “brand positioning” yang kuat, menjadi voluntourism akan membantu menyelamatkan Bali dari disrupsi dalam kategori destinasi wisata dunia.

Lakukan langkah kecil segera agar Bali tetap menjadi percakapan masyarakat dunia. Tetap diingat dalam benak “top of mind” wisatawan dunia. Jika enggan berbuat, maka pelan tapi pasti, niscaya brand Bali akan terdisrupsi oleh brand Lombok. Lombok menjadi Top of Mind di benak wisatawan. Lombok menjadi “The One and The Only”. Sementara, Bali akan menjadi pilihan berikutnya.

Jangan sampai menyesal! [T]

Previous Post

Puisi-puisi Pranita Dewi | Episode, Melingkar, Ding

Next Post

PRASASTI-PRASASTI BESAR ADITYAWARMAN DARI TANAH MINANGKABAU

Gede Suardana

Gede Suardana

Mantan wartawan, kini akademisi Undiknas Denpasar

Next Post
HINDU & KEJAWEN BERHALA?

PRASASTI-PRASASTI BESAR ADITYAWARMAN DARI TANAH MINANGKABAU

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co