Ada yang suka memotret pemandangan gunung, bukit dan danau atau liku-liku sungai. Ada juga yang suka memotret pemandangan langit. Salah satunya memotret gugusan bintang-bintang di langit malam.
Bagi sejumlah fotografer, memotret gugusanbintang di keluasan langit adalah kegiatan yang sangat menarik sekaligus menantang. Apalagi bisa mendapatkan foto gugusan bintang yang indah.
Di kalangan fotografer, kumpulan dari miliaran bintang itu lebih dikenal dengan istilah milky way atau galaksi Bima Sakti. Dengan teknik fotografi yang tidak terlalu sulit untuk dipelajari, keindahan pijar bintang gemintang di langit malam itu bisa ditampilkan ke dalam frame foto.
Kesan yang mencuat dari foto milky way adalah suasana yang agung, megah dan dramatis yang membuat kita makin sadar dan takjub dengan kemahabesaran Sang Pencinta.
Berikut tips praktis untuk menghasilkan foto milky way yang menakjubkan.
Melacak Milky Way
Sebelum memulai perburuan milky way, kita wajib memiliki informasi yang pasti mengenai kapan milky way itu akan terlihat dan muncul dari posisi mana.
Kita bisa melacak lokasi milky way tersebut dengan menggunakan aplikasi yang bisa di-install di smartphone. Salah satunya adalah software Stellarium. Software ini akan sangat membantu untuk mengetahui saat terbaik dalam memotret milky way.
Minim Cahaya
Setelah itu, persiapan peralatan fotografi dan perburuan milky way bisa dimulai. Jangan lupa untuk menggunakan tripod. Benda ini akan sangat membantu untuk menjaga keseimbangan kamera agar tidak goyang saat proses pengambilan gambar berlangsung sehingga gambar yang dihasilkan tidak blur (kabur).
Syarat utama untuk menghasilkan foto milky way yang bagus adalah mencari tempat yang minim cahaya. Dengan kata lain, kita tidak mungkin membuat foto milky way di tempat yang terang benderang.
Ingat, milky way merupakan kumpulan miliaran bintang yang bercahaya. Apabila cahaya bertemu dengan cahaya, maka yang terekam oleh kamera hanya bentang langit yang flat alias tidak memunculkan milky way.
Makanya, fotografer yang menyukai foto milky way ini umumnya “berburu” di tempat yang minim cahaya seperti pegunungan/dataran tinggi, pantai yang terbebas dari “polusi” cahaya dan tempat yang dipenuhi pepohonan lebat yang jauh dari pemukiman penduduk.
Memang, dari segi pemilihan tempat saja, diperlukan perjuangan yang cukup menantang untuk bisa menghasilkan foto-foto milky way yang menakjubkan.
Pengaturan Kamera
Lokasi yang pas sudah ditemukan, langkah selanjutnya periksalah pengaturan kamera. Untuk foto milky way, sangat disarankan menggunakan lensa bukaan lebar.
Aturlah diafragma ke angka yang paling kecil dari aturan yang ada pada kamera, kemudian atur ISO pada angka 1600-3200 untuk mengumpulkan cahaya yang cukup. Namun, ini bukanlah aturan yang permanen atau wajib.
Kita bisa menyesuaikan ISO naik atau turun sesuai dengan keperluan. Selanjutnya, gunakan shutter speed yang rendah atau lambat antara 15 hingga 30 detik untuk mendapatkan foto dengan cahaya yang cukup tanpa adanya pencahayaan yang berlebihan (over exposure).
Untuk foto milky way, kita tidak bisa mengandalkan pengaturan fokus secara otomatis. Gunakanlah fokus manual dan kita memegang kendali sepenuhnya terhadap kamera dan atur ke jarak fokus paling jauh.
Saat memotret milky way, sangat disarankan menggunakan format RAW karena data yang disimpan di file RAW lebih lengkap dibandingkan JPG.
Selain itu, file RAW mempunyai keuntungan white balance yang bisa diatur pada saat post proccessing.
Sementara file JPG,white balancesudah langsung tersimpan di file. Penggunaan format RAW tentu saja akan sangat membantu pada saatpost proccessingatau menyempurnakan hasil fotomilky wayanda. Akhirnya, selamat “berburu”milky way! [T]
BACA JUGA:
Mengabadikan Pentas Teater dalam Foto, Bermain dengan Cahaya Panggung