31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lintasan Orkestrasi Kalangan | Catatan Pentas “Hero on the Way #1 Be.Kas”

Wulan Dewi SaraswatibyWulan Dewi Saraswati
November 8, 2021
inUlasan
Lintasan Orkestrasi Kalangan | Catatan Pentas “Hero on the Way #1 Be.Kas”

Pementasan Hero on The Way edisi #1 pada Festival Bali Jani di Taman Budaya Denpasar, Bali, Selasa 2 November 2021, bagai sebuah orkestrasi yang disuguhkan Teater Kalangan. [Foto Teater Kalangan]

Pementasan Hero on The Way edisi #1  pada Festival Bali Jani di Taman Budaya Denpasar, Bali, Selasa 2 November 2021, bagai sebuah orkestrasi yang disuguhkan Teater Kalangan. Segalanya tumpah ruah dalam bentuk pilihan pemanggungan teater yang menyentuh sejarah dan persoalan sosial. Penonton disiapkan untuk mengetuk pintu masa lalu tentang biografi pahlawan, konteks kolonial, serta kenyataan era kini. Eksplorasi diawali dengan mendedah skema lampau Jalan Veteran, Denpasar.

Jalan Veteran diusung pertama kali sebagai situs pertunjukan mengingat badan jalan ini terpahat sekelumit cerita. Mulai dari bentang jalan Hotel Inna, perempatan pusat kota, hingga perempatan Tain Siat yang menjadi ruang Puputan Badung. Bila melewati lajur satu arah ini, akan banyak ditemui warisan arsitektur sejarah yang masih dipertahankan, barisan café kekinian, hingga interaksi sosial di pasar burung. Kini, Teater Kalangan berupaya menyerap makna narasi Jalan Veteran secara verbal dan visual ke ruang pertunjukkan.

Kepingan-Kepingan Ingatan

Saya yakin ada banyak studi yang telah dilakukan oleh sutradara, juga perajut naskah. Hal-hal yang diulik adalah romantisme masa silam dan kaitannya dengan keriuhan saat ini. Riset yang tak sekadar riset. Kerja riset yang dilakukan adalah aset sejarah dan kebudayaan yang patut diingat dalam ranah pemanggungan teater.

Penonton disuguhkan oleh rentangan fakta sejarah dan data yang berarak-arakan diucapkan aktor. Orientasi semacam ini adalah pilihan yang relatif baru di Bali. Retorika-retorika pemain dikemas dengan oratoris. Di sinilah, ruang waktu diciptakan oleh Teater Kalangan. Kepingan-kepingan data tidak hanya menjadi kepatuhan dalam kerja riset teater, tapi mampu mengetuk dimensi lampau, melipat jarak antar generasi, dan studi historis yang efisien.

Teater Kalangan mementaskan Hero on the Way #1 dalam Festival Bali Jani III [Foto Teater Kalangan]

Siklus-siklus semacam ini adalah hasil dari sutradara menyadarkan aktornya. Aktor diberikan ruang untuk merespon fakta dan data yang telah diberikan. Respon berupa dialog atau idiom gerak tubuh yang akan menjadi piranti dalam kontruksi alur dan arah presepsi. Presepsi-presepsi itu kemudian disulam menjadi pertunjukan yang riuh dan padat informasi. Di sini juga sutradara perlu mengukur ketahanan penonton menguyah informasi-informasi tersebut.

Terdapat orator yang serupa raja membeberkan fakta-fakta sejarah di setiap adegan. Kemudian disusul aktor yang bermonolog menjelaskan pentingnya ‘burung’ dan kaitannya dengan pasar burung di Jalan Veteran. Selain itu, adegan yang paling mengesankan adalah ketika Jalan Veteran dikaitkan dengan masakan ibu. Aktor yang kehilangan peran domestik ibu mempu memberi ruang ekspresi baru pada pementasan ini, sehingga pementasan tidak hanya menyoal fakta sejarah, melainkan mampu menyentuh memori keseharian keluarga. Namun sayang, pada adegan ini tidak dipoles dengan lebih dalam, atau secara tersirat dikaitkan dengan Jalan Vetran. Justru saat puncak emosi yang berhasil dibangun sang aktor, pilihan sutradara justru menghancurkan adegan ini.

Jalur yang Dihancurkan

Sebenarnya, pementasan Kalangan kali ini terlepas dari konsep ‘kacau’. Di sini tidak ada tendensi untuk membuat hal-hal yang berantakan. Segala keriuhan masih terukur.  Konflik yang hadir dijelaskan dengan narator yang bermonolog ditemani idiom-idiom gerakan sebagai ilustrasi. Transisi demi transisi yang terjaga membentuk jalur emosi yang utuh. Namun, di saat jalur emosi terbangun, sutradara merobohkannya. Dekonstruksi yang disebuat Jacques Derrida sebagai pembuka kemungkinan tafsiran melalui pembongkaran. Sutradara memilih membongkar ruang pemanggungan agar memungkinkan tafsir penonton dapat masuk dan menjadi upaya dalam mengisi kekosongan sosial.

Foto: Teater Kalangan

Bukan Teater Kalangan bila tidak memobilisasi penonton. Hal ini sudah menjadi signature pementasan. Semacam sudah menjadi format atau mungkin sudah menjadi kebakuan idealisme pemanggungan. Pilihaan-pilihan semacam ini tidak baru, semisal Teater Kalanari juga memilih konsep ini. Berinteraksi dengan penonton seperti ini adalah bentuk adaptasi dari drama gong yang lebih banyak menggunakan konsep impromptu atau improvisasi dialog. Penonton adalah bagian dari pemanggungan. Maka berisiaplah saat Teater Kalangan tampil, penonton tidak bisa pasif, kejutan-kejutan akan menggetarkan nalar kritis. Meski tidak banyak juga penonton yang siap dengan kejutan semacam ini.

Bagi Teater Kalangan, ini adalah strategi untuk mencairkan pikiran penonton yang terbiasa pasif saat menonton pertunjukan. Kini kehadiran mozaik-mozaik sejarah dan opini penonton menjadi sebuah jalur yang mencari kesimpulannya sendiri. Adanya forum diskusi di tengah pementasan sebagai ruang melebarkan batas penonton dengaan pemain, memperluas batas-batas pemanggungan, menyehatkan pikiran penonton, dan membangkitkan kesadaran publik.

Hal ini juga bisa dikatakan sebagai bentuk pemikiran postmodern yang sebagaimana dikatakan oleh Benny Yohanes adalah paradigma berpikir yang menyangkut pentingnya dekonstruksi terhadap teks. Adanya forum diskusi di tengah pementasan sebagai ruang mendobrak batas penonton dengan pemain. Yang dikhawatirkan pada proses dekonstruksi ini adalah tempo yang mengendur. Namun hal itu terbantahkan dengan gerakan penutup yang khusyuk.

Manisfestasi Pergerakan

Pergerakan-pergerakan panggung didekatkan pada penonton memang ciri khas Teater Kalangan, artistik yang langsung adalah tawaran dari skema-skema yang terencana dan terukur. Teater Kalangan sudah meremajakan format artistiknya. Kesukesan artistik muncul saat publik secara mental dan konseptual mendapatkan nilai-nilai. Jadi teater tidak hanya dipandangan sebagai hal-hal teknis belaka.

Skema artistik itu telah diupayakan Teater Kalangan melalui kehadiran tubuh yang menjadi mimesis dari dialog. Pengejawantahan kursi yang menjadi sarang burung, patung, jalan, dan hal-hal penguat ilustrasi. Kehadiran camera live yang ditampilkan di layar, membuka ruang pergerakannya tersendiri. Meski saya masih tidak tahu fungsi utama kehadiran camera live ini, karena tidak memperkuat pemanggungan, hanya sebagai bentuk tawaran baru.

Hal yang menarik sesungguhnya adalah pilihan membentangkan lakban marka jalan. Mulanya dibentangkan di muka panggung, kemudian dibentangkan di tengah bangku penonton. Relasi penggunaan benda seperti ini mendekatkan penonton dengan konteks narasi Jalan Veteran. Teater Kalangan tidak lagi terjebak pada konfrontasi ide. Namun sudah menyentuh replikasi yang eksploratif.

Selain itu bentuk penataan cahaya yang meningkatkan atmosfir pertunjukkan, serta gaya musikalitas yang konsisten. Segala unit-unit pertunjukan bergerak dengan jalur yang senada, satu jalur serupa Jalan Veteran. Pertanggung jawaban moral, sosial, dan sejarah dimunculkan dengan patriotisme.

Penataan artistik ini sangat berpotensi dipertahankan sehingga menjadi kehalusan emosi di tengah derasnya arus idelogi yang dipentaskan. Upaya mengajak penontonya berpikir krtisis bisa diimbangi dengan menggali stuktur batin, sehingga penonton diketuk kedalaman nuraninya untuk tergerak secara sadar.

Pementasan Hero on The Way edisi #1 adalah upaya menumbuhkan iklim intelektualitas yang kreatif. Masalah-masalah sosial diaktualisasi dengan fakta sejarah sehingga memantik respon aktif penontonya. Publik perlu membaca pementasan Teater Kalangan sebagai seni pertunjukkan yang historis dan menyegarkan. Nampaknya, tidak salah bila kita menempatkan Teater Kalangan sebagai harapan dan proyeksi teater yang menjanjikan di masa mendatang. Benar-benar work in pro-gress. [T]

Tags: Festival Bali JaniTeaterTeater Kalangan
Previous Post

Hadiah Nobel Sastra 2021, Apresiasi Terhadap Sastra Kontekstual

Next Post

“Furious Mother Earth” karya Arahmaiani: Warna Lain Ibu Pertiwi pada Dinding Putih

Wulan Dewi Saraswati

Wulan Dewi Saraswati

Penulis, sutradara, dan pengajar. Saat ini tengah mendalami praktik kesenian berdasarkan tarot dengan pendekatan terapiutik partisipatoris

Next Post
“Furious Mother Earth” karya Arahmaiani: Warna Lain Ibu Pertiwi pada Dinding Putih

“Furious Mother Earth” karya Arahmaiani: Warna Lain Ibu Pertiwi pada Dinding Putih

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co