18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pameran Made Arya Palguna | Cerita Manusia, Wabah dan Kejenakaan Sehari-hari

I Gede Made Surya DarmabyI Gede Made Surya Darma
October 13, 2021
inUlasan
Pameran Made Arya Palguna | Cerita Manusia, Wabah dan Kejenakaan Sehari-hari

Made Arya Palguna di tengah pameran tunggalnya di Sika Gallery, Ubud, Bali

I Made Arya Palguna menggelar pameran tunggal bertema “Pragment of Desires”, Selasa, 12 Oktober sampai 12 November 2021, di Sika Gallery, Jl. Raya Campuhan, Sayan, Ubud, Gianyar. Karya-karya yang dipamerkan banyak bercerita tentang kehidupan sehari hari di masa pandemi Covid-19.

Pada pameran tunggal kali ini Palguna memilih tema Pragment of Desires. Made Palguna memamerkan 36 karya seni lukis ditambah dua patung. Karya-karya lukisan itu dikerjakan semasa pandemi melanda dunia.

Dalam karya-karyanya itu, Palguna mencoba menangkap cuplikan-cuplikan kehidupan sehari-hari dan diabadikan dalam bentuk lukisan entah itu di canvas dan kertas. Misalnya karya yang berjudul “Sun Bathing” yang melukiskan sosok manusia yang sedang berjemur di pantai. Lukisan itu dibuat dengan garis seminimalis mungkin sebagaimana gaya sketsa Made Palguna dengan latar belakang kertas daur ulang yang warnanya mirip pasir Pantai Sanur dan Kuta.

Palguna berceritra ide dari karya itu dipicu oleh banyaknya berita di media online maupun televisi yang menjelaskan salah satu cara untuk melawan pandemi adalah dengan cara berjemur. Sesederhana itu. Dan dari situ ia membuat lukisan orang berjemur sampai 7 seri.

Selain itu, terdapat karya patung yang dipamerkan berjudul “Membatu”. Patung ini menggambarkan sosok atau figur manusia yang bengong di tempat tidur dengan selimut seperti batu. Pada karya ini Palguna ingin mengabadikan cuplikan kehidupan manusia yang bengong di tempat tidur ketika dunia dilanda wabah.

Terdapat juga patung lain dengan wujud wajah manusia dan bantal guling yang dicat warna pink. Judul patung itu “Diam itu Emas”. Palguna ingin menyampaikan pesan bahwa di masa pandemi ini sebaiknya kita lebih banyak melakukan aktivitas di rumah, dan menghasilkan karya, biar tidak kena wabah virus ini.

Patung karya Made Arya Palguna berjudul “Diam Itu Emas”

Pesan yang senada disampaikan juga pada lukisan dengan judul “Out of Style” dan “Stuck”. Pada “Stuck”, Palguna berceritra tentang pada suatu ketika dengan adanya wabah ini kita merasa stuck, terdiam tidak menemukan solusi. Begitu pula pada “Out of Style”, Palguna mencoba mengabadikan cuplikan kehidupan yang sudah tidak lagi seperti biasanaya. Dengan kata lain bahasa keren anak muda “mati gaya”.

Hampir semua pesan yang melekat dalam karya-karya Palguna terkesan sederhana: adalah hal-hal yang dilakukan manusia sehari-hari di tengah wabah. Berjemur, diam, atau rebahan. Namun cerita sehari-hari itu terasa sangat penting, penuh makna, dan tak bisa diabaikan. Tentu saja, karena cerita sehari-hari itu diolah dengan ketajaman imajinasi dan intuisi, sehingga lukisan atau patung itu tak sekadar menjadi bentuk atau gambar yang meniru kehidupan sehari-hari di tengah wabah, melainkan mengadon kembali cerita itu menjadi bentuk yang merangsang mata sekaligus otak untuk memikirkan kembali tentang perilaku manusia yang berubah-ubah di tengah situasi yang tak pernah sama.

Gaya yang Sama

I Made Arya Palguna adalah seniman kelahiran Ubud tahun 1976 dan menempuh Pendidikan di Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogjakarta pada tahun 1996. Ia salah satu seniman yang tetap dengan gaya yang sama. Meski gaya-gayanya tak melompat-lompat atau berubah-ubah, ide-idenya terus berkembang sehingga lukisan-lukisannya sama sekali tak terkesan monoton, justru terasa makin kaya. Sejak tahun 2000 ia memilih berkesenian dengan karya piguratif, atas kekagumannya melihat karya-karya Pablo Picaso, Joan Miro dan Hendry Russo.

Beberapa trend seni rupa sempat terjadi di Yogjakarta. Sejumlah kawan kawannya mengalami gaya perubahan kekaryaan, misalnya terkena pengaruh boming seni rupa China di tahun 2006. Itu terjadi ketika buble ekonomi melanda dunia dengan adanya pengaruh karya-karya realisme China. Beberapa seniman yang berpengaruh waktu itu antara lain Yue Minjun, Fang Lijun, Ju Ming, Wang Guangyi, Xue Jiye, Zhou Chunya.

Namun Palguna tetap pada pendirian tidak terpengaruh dengan mengubah gaya lukisan. Walaupun di Indonesia waktu itu, karya-karya perupa yang berubah gaya menjadi mirip deretan seniman China tergolong laris manis dan menjadi boming seni rupa di Indonesia. Banyak seniman muda yang masih kuliah di Fakultas Seni Rupa ISI Yogjakarta, maupun di ITB, juga ISI Bali, memilih jalur realisme dalam berkarya, entah karena pengaruh pasar waktu itu.

Di awal tahun 2017 Palguna memilih hijrah ke kampung halamanya di Ubud untuk mendapatkan suasana baru setelah sekian lama memilih tinggal di Yogjakarta. Setahun kemudian, pada tahun 2018, Palguna mengadakan pameran tunggal “Coming Home: Momentary Lapse” di Komaneka Gallery.

Palguna sudah melakukan banyak pameran tunggal sebelumnya. Yang paling berkesan adalah pameran tunggalnya yang berjudul “ANJING” pada tahun 2000 di Bentara Budaya Yogjakarta. Kata “anjing” itu sangat propokative waku itu, membuat orang penasaran. Tentu karena sebuatan anjing di Jawa, Yogjakarta pada khususnya, sangatlah kasar. Seperti kita ketahui Yogjakarta adalah kawasan kota yang santun, dan dari segi berbicarapun sangat halus bahasanya. Namun pameran “Anjing” sangat ramai pengunjungnya dan mengalami kesuksesan waktu itu.

Pada tahun 2018, di kampungnya di Ubud, Palguna bersama sama kawan kawanya membentuk komunitas seniman dengan membangun ruang berkesenian bernama Kaktus Art Space. Tempat itu adalah sebuah ruko di Jalam Merta Sari milik Nyoman Susila. Komunitas itu dibentuk bersama Made Wira Dana, Nyoman Sujana Kenyem, Ida Bagus Purwa, Made Gunawan, I Kadek Susila Dwiyana, Made Romi Sukadana, Wayan Paramarta, Made Dolar Astawa, Teguh Ritma Iman, I Wayan Redika, Jinggo Pramarta, Dedy Reru, Made Duatmika, Made GalungAtmaja Wayan Arnata, I Wayan Gede Santiyasa, I Ketut Teja Astawa, A.A Ngurah Paramartha dan saya sendiri I Gede Made Surya Darma.

Kejenakaan Sehari-hari

Dalam pameran “Pragment of Desires” di Sayan ini, Palguna masih menunjukkan gaya lukisan dengan ide-ide sederhana. Meski menyampaikan sejumlah pesan yang terasa serius di tengah wabah ini, Palguna ternyata juga tak kehilangan kejenakaan dalam karya-karyanya. Seperti karya yang berjudul “Dog Farm”. Karya ini muncul ketika anjingnya punya anak. Lagi-lagi sesuatu yang sederhana. Kejenakaan yang ada di sekitar-sekitar kita.

Ada juga karya lukisan yang berjudul “Don’t Worry We are Fine So Far” yang melukiskan obyek monyet-monyet yang bergelantungan, dan satu pun tidak memakai masker. Digambarkan salah satu monyet duduk di ayunan seperti kursi goyang> Monyet-monyet itu tampak riang, saling bermain dengan gembira.

Ide lukisan monyet itu muncul ketika Palguna melewati kawasan Monkey Forest, yakni kawasan yang sering dilaluinya ketika datang dari studio Artbe Atelier, studio lukisan pribadi Made Palguna. Lukisan monyet-monyet inipun sengaja dibuat lebih besar, berbeda dengan ukuran lukisan lain. Ukurannya 200 x 250 cm dipasang pas di dinding terakhir ketika pengunjung melihat pameran Palguna.

Dipilihnya ukuran dan tempat di dinding terakhir itu seolah olah Palguna ingin menyampaikan pesan bahwa kita semua akan baik baik saja, seperti judul lukisan itu, “Don’t Worry We are Fine So Far.” [T]

Tags: ISI YogyakartaMade Arya PalgunaPameran Seni RupaSeni RupaUbud
Previous Post

Pandan Berduri dan Ketajaman Pikiran

Next Post

Lalapan Pasar Burung Sanglah dan Kehangatan yang Ditawarkannya

I Gede Made Surya Darma

I Gede Made Surya Darma

Pelukis. Lulusan ISI Yogyakarta. Founder Lepud Art Management

Next Post
Lalapan Pasar Burung Sanglah dan Kehangatan yang Ditawarkannya

Lalapan Pasar Burung Sanglah dan Kehangatan yang Ditawarkannya

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co