31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Misteri Kematian

Putu Arya NugrahabyPutu Arya Nugraha
August 9, 2021
inEsai
Hal-hal Lucu Saat Wabah Covid-19

“Manusia menyisipkan hati dan perasaan pada energi.”

Itulah gagasan yang saya pikirkan, hari-hari ini, saat menyaksikan begitu banyak kematian. Tanpa hati dan perasaan, seperti juga kelahiran dan pertumbuhan, maka kematian hanyalah reaksi energi biasa. Mirip seperti es yang mencair, lalu air yang menguap dan uap yang berubah menjadi titik-titik air, kesemuanya adalah perubahan-perubahan energi tanpa disertai hati dan perasaan yang membuatnya menjadi alami dan diam-diam.

Maka hati dan perasaan adalah satu elemen abstrak maha karya misterius. Terasa namun tak berwujud, menguasai namun tak bertenaga, selalu hadir namun tak bertempat. Adakah ia bersemayam di hati, jantung atau otak? Banyak di antara kita mengeluh maag-nya kumat saat cemas atau galau. Ataukah ia ikut mengalir dalam darah kita yang menyertai pembagian energi ke seluruh tubuh? Lalu ia menyisip ke dalam energi tubuh yang pada dasarnya netral dan mengubahnya menjadi energi-energi yang kemudian mengejawantah sebagai sikap dan prilaku manusia yang sedemikan beragam.

Dalam pemahaman saya yang sangat terbatas sebagai orang Hindu, kematian adalah siklus energi. Dalam filsafat Panca Sradha atau lima keyakina dasar Hindu, kelimanya adalah siklus energi kontemplatif yang tak terputus. Siklus yang meminta kita nothing to loose karena ia faktual, adil dan otomatis. Mungkin ini yang dalam teori fisika modern disebut sebagai hukum kekekalan energi.

Eksistensi yang identik dengan poin ke-3 dari Panca Sradha yaitu hukum Karmaphala. Hukum ini eksak dan adil, namun karena sisipan hati dan perasaan manusialah yang membuatnya kemudian sering tampak menjadi tak adil, kejam atau justru sebuah keajaiban yang menggetarkan. Bahwa kita sering kali menyangkal nasib buruk kita adalah sepenuhnya akibat dari ulah buruk kita sendiri. Dan sebaliknya, umumnya kita dengan riang menerima keberuntungan tanpa harus sibuk mencari tahu apa sebabnya. Kita sendiri memang cenderung tak adil.

Poin pertama Panca Sradha adalah Brahman, energi terbesar alam semesta yaitu Tuhan. Saya meyakini, seperti halnya manusia (mikrokosmos), maka alam semesta (makrokosmos) ini tidaklah sempurna. Hanya karena energi positif/kebaikan yang lebih mendominasi, maka baik alam semesta dan manusia masih lestari saat ini. Jika energi negatif telah menguasai tubuh seorang manusia, ia akan mengalami kematian. Baik karena penyakit ganas yang menggerogotinya atau tindakan nekatnya mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

Maka dalam hal ini, saya cenderung melihat Tuhan sebagai sifat-sifat, bukanlah subyek. Ini dapat menjawab misteri lain dalam filsafat Hindu soal Awathara atau juru selamat yang kesepuluh. Bahwa siapapun punya kans menjadi seorang juru selamat meski dalam porsi sekecil apapun. Sebuah pengakuan maha agung kepada setiap kebaikan. Karena ia adalah manifestasi Tuhan atau sifat Ketuhanan itu sendiri.

Poin kedua adalah Atman, energi Tuhan pada setiap mahluk. Gagasan ini mudah saja dipahami, ketiadaan energi yang koheren dengan pusat energi terbesar maka kehidupan takkan pernah ada. Berbagai jejas yang menodai energi manusia semasa hidupnya yang terdata eksak secara kosmis akan menghalanginya bersatu dengan pusat energi/Brahman. Keadaan inilah yang menurut keyakinan agama-agama Samawi adalah neraka. Atau energi lepas tak terkendali yang menurut kepercayaan masyarakat Jawa sebagai roh/arwah gentayangan.

Dalam sains mungkin saja ini adalah senyawa radikal bebas yang sering mengganggu kesehatan manusia. Satu elemen yang sama, dapat saja memberi berbagai persepsi dalam dimensi yang berbeda. Apabila Atman seorang manusia cuma mengonversi energi baik/positif semata yang terbentuk dari hati dan perasaan, sikap dan prilaku, maka pada saatnya, energi kosmisnya akan bersatu dengan pusat energi positif. Inilah yang disebut surga, poin kelima dalam Panca Sradha yaitu Moksa. Sesuatu yang begitu sulit bisa digapai. Mestinya upacara Ngaben semegah apapun takkan bisa mengantarkan Atman masuk surga. Dalam tradisi Kristen, seseorang yang telah mengabdikan dirinya pada kebaikan dan pelayanan untuk manusia yang heroik, ia diberikan gelar sebagai Santo, yang telah disucikan dan bertemu Tuhan di surga. Pandangan ini lebih rasional.

Hindu meyakini, atas dasar kalkulasi yang eksak tersebut, pencapaian Moksa itu akan teramat sulit. Maka, energi yang belum sempurna itu akan kembali ke alam semesta/bumi untuk memulai siklus energi yang panjang. Sebuah penderitaan sesungguhnya. Gagasan ini adalah poin ke-4 dalam Panca Sradha yaitu Punarbawa atau reinkarnasi.

Mengapa jumlah manusia semakin banyak? Atau, maaf, penderitaan semakin banyak? Dengan mudah dapat kita pahami, karena kita memang telah menjalinkan rantai energi negatif semakin panjang. Dari apa yang kita sebut sebagai libido. Yang menurut Sigmund Freud sangat menentukan kesehatan dan kewarasan manusia. Atas pemahaman ini, segelintir manusia kemudian diidentifikasi menempuh hidup selibat atau tanpa seks dan bereproduksi. Sebut saja kehidupan biksu/biksuni dan pastor/biarawati. Tentu saja, memiliki pasangan atau belahan jiwa, kemudian buah hati, atau jika buah hati kita sakit adalah berbagai potensi reaksi energi yang menciptakan jejas dan noda dalam energi kosmis seorang manusia.

Saya telah menulis tentang kematian dalam buku Merayakan Ingatan (Mahima, 2019), “Orang mati, bukanlah karena sungai yang deras dengan deretan jeram terjal, atau bukan karena sebuah pesawat terbang berada dalam sekapan badai. Orang mati karena sebuah hukum kekekalan energi yang eksak.”

Mungkin pandangan ini dapat sedikit mendamaikan kita dengan segala tragedi memilukan yang hari-hari ini terjadi akibat wabah virus corona baru yang tak kenal kasihan. Hati dan perasaan kita telah membuat bumi dan hidup kita hingar bingar dan penuh warna, terpisah dari kehidupan biksu dan pastor yang hening dan datar. Maka, tanpa kita sadari, sesungguhnya kita adalah sang para pencipta, namun belum siap menerima hasil dari reaksi energi yang tak kita inginkan.[T]

___

Baca ESAI tentang berbagai RENUNGAN atau esai lain dari DOKTER ARYA NUGRAHA

Tags: Dokter Arya Nugrahakesehatanrenungan
Previous Post

Organisasi Penulis Satupena Dipimpin Kolektif 5 Orang Ketua | Bambang Harymurti sebagai Ketua Tim Rekonsiliasi

Next Post

Kopi Susu + Telur Ayam Arab Setengah Matang | Legenda Ngopi di Kota Tua Singaraja

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

Next Post
Kopi Susu + Telur Ayam Arab Setengah Matang | Legenda Ngopi di Kota Tua Singaraja

Kopi Susu + Telur Ayam Arab Setengah Matang | Legenda Ngopi di Kota Tua Singaraja

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co