Di Banjar Dinas Ancak, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng, ada laki-laki yang kerap mengubah wajahnya yang biasa-biasa saja menjadi tampak aneh. Laki-laki ini suka memakai topeng yang dibuat dilukis atau diwarnai atau dikolase dengan menggunakan sampah plastik.
Dengan topengnya itu, ia sering tampil di depan banyak orang. Bukan pada acara-acara seni-budaya, melainkan pada acara-acara sosialisasi pengelolaan sampah plastik. Maka ia sering disebut laki-laki berwajah plastik.
Nama laki-laki ini Made Agus Janardana. Tapi pada saat tampil menggunakan topeng plastik, namanya diganti menjadi Made Oplas. Bisa dikata Made Oplas adalah tokoh rekaan yang selalu tampil dengan wajah plastik.
Laki-laki kelahiran 23 Januari 1990 ini memang salah satu pemuda penggiat lingkungan sejak tahun 2018. Wajah plastik yang dibuatnya memang menggunakan sampah plastik. Ada yang berbentuk topeng yang bisa dipakai penutup wajah. Ada juga yang berbentuk lukisan, lengkap dengan bingkainya untuk dipasang di dinding rumah.
Sampah plastik yang digunakan untuk lukisan itu khusus sampah plastik jenis kemasan, semisal kemasan pembungkus camilan ringan (ciki-cikian), yang selama ini belum bisa diterima bank sampah.
Pria yang akrab disapa Agus Janar ini mengatakan, ia ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan sampah karena ada keprihatinan terhadap sampah plastik jenis kemasan.
“Ternyata ada jenis plastik kemasan yang belum bisa diterima oleh bank sampah. Selain itu belum ada solusi pengolahan sampah plastik kemasan padahal volume sampah jenis ini cukup banyak,” ungkapnya.
Berbekal keterampilan desain grafis akhirnya dicetuskanlah ide membuat wajah plastik ini. “Saya memiliki hobi desain grafis,” ujar Agus Janar yang juga seorang PNS, yakni sebagai guru IT di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Buleleng.
Ketertarikannya dengan wajah plastik ini karena bisa menjadi salah satu solusi dalam pengelolaan sampah dengan memanfaatkan sampah plastik yang yang nilai ekonominya di bank sampah masih sanggat kecil.
Wajah plastik yang dibuat Agus Janar merupakan produk yang baru, unik dan kreatif.
“Ini jadi inovasi baru di bidang seni rupa yang memadukan teknologi dan lingkungan dan jadi hasil karya yang edukatif serta tentunya bisa memiliki nilai ekomoni yang tinggi juga,” kata Suami dari Kadek Citrayani Dewi ini.
Dalam sehari Agus Janar mampu mengerjakan 1 sampai 2 lukisan wajah plastik, begitu juga topeng plastik. Selain itu ia juga melatih anak-anak muda sekitar rumahnya membuat karya lukisan wajah plastik ini.
“Semakin banyak yang bisa membuat karya ini semakin banyak plastik kemasan yang bisa diselamatkan dari lingkungan,” ujar pria dengan dua orang anak kembar Soebrata dan Soedjana ini.
Banyak karyanya yang telah dipinang oleh orang-orang penting, bahkan beberapa menteri sudah dibuatkan wajah plastik olehnya. Begitu pula para pemimpin di Bali. Saya (penulis) sendiri sudah dibuatkan wajah plastik, harganya memang tidak murah, tapi sangat sepadan dengan hasil karyanya.
Bagi Agus Janar, kemampuannya mengelola sampah plastik menjadi sebuah karya wajah plastik telah memberinya banyak hal mulai, dari identitas diri, legacy kebermaknaan, dan bonusnya adalah nilai ekonomi/entrepreneur sebagai financial income.
Di setiap kesempatan memberikan pelatihan pembuatan wajah plastik dan Pameran Wajah Plastik, banyak orang yang melihat karya ini seakan tidak percaya bahwa karya ini terbuat dari sampah plastik kemasan.
Saat melakukan sosialisasi ia berperan sebagai Made Oplas berwajah plastik yang mampu mencuri perhatian masyarakat atau peserta pelatihannya. Edukasi pengelolaan sampah memang kadang harus ditampilkan dengan gaya-gaya guyonan ala bondres. Sehingga menarik perhatian dan memberikan kesan bahwa mengelola sampah juga bisa menyenangkan.
Ia berharap lebih banyak orang atau generasi muda yang tahu dan bisa membuat wajah plastik sehingga persebaran sampah plastik kemasan bisa berkurang. Dan tentunya ia dapat mengembangkan produk baru lagi yang memiliki nilai kebermaknaan selain wajah plastik atau topeng plastik. [T]
___