3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jebakan “Overthinking” dan Peluang Antiklimaks | Catatan Jelang Laga Man City vs Chelsea

Komang AdnyanabyKomang Adnyana
May 29, 2021
inUlasan
Jebakan “Overthinking” dan Peluang Antiklimaks | Catatan Jelang Laga Man City vs Chelsea

Foto: UEFA.COM

Apa yang menyebabkan Pep Guardiola selalu gagal menjuarai Liga Champions sejak terakhir kali melakukannya bersama Barcelona 2011 lalu? Bahkan dengan skuad-skuad bertabur bintang pun, Pep memerlukan waktu hingga satu dekade untuk bisa kembali lolos ke final.

Beberapa mengatakan, Pep seperti terjebak dalam sikap overthinking-nya sendiri untuk pertandingan-pertandingan besar, terkhusus di kompetisi level Eropa. Pria yang dianggap jenius ini dituding terkadang terlalu memperumit keadaan yang sebetulnya sederhana. Kalau istilah sok Inggris-nya, too clever, too much tinkering. Terlalu banyak membuat kejutan-kejutan taktik dan susunan pemain sehingga paling mentok dari dua tim lain yang ditukanginya setelah Barcelona, Bayern Munich dan sekarang Manchester City, di tahun-tahun sebelumnya hanya maksimal bisa sampai di semifinal.

Tahun ini, Pep seperti menjadi sosok yang sedikit berbeda. Bersama City, dia seolah sudah menemukan ramuan skuad yang konsisten untuk dimainkan di Liga Champions. Final dengan Chelsea, Minggu (30/05) dini hari nanti akan jadi pembuktian selanjutnya bagi pelatih dengan filosofi total football-nya ini.

Istilah Pep yang overthinking bermula dari jurnalis olahraga sekaligus penulis biografi, Marti Perarnau dalam bukunya, Pep Confidential: The Inside Story of Pep Guardiola’s First Season at Bayern Munich (2014). Istilah ini berkaca dari kekalahan telak Munich 0-4 pada laga kedua semifinal kontra Real Madrid di Allianz Arena 2014 silam. Pep disebutkan terlalu terobsesi untuk kreatif dan mempersiapkan pertandingan itu hingga melakukan tiga kali pergantian formasi, sebelum akhirnya memilih formasi yang justru dianggap menjadi biang kerok kekalahan. Perarnau yang memang diberikan akses leluasa di semua aktivitas Pep saat itu menuturkan betapa kecewanya sang pelatih akibat keputusannya yang keliru.  

Beberapa pertandingan krusial di Liga Champions, khususnya di fase sistem gugur, yang kemudian juga dihubungkan dengan kebiasaan “berpikir berlebihan” ala Pep ini diantaranya semifinal antara Munich dengan Barcelona pada 2015, semifinal berikutnya antara Munich dengan Atletico Madrid pada 2016, termasuk juga fase sistem gugur yang dilakoninya bersama City ketika Pep justru kalah oleh lawan-lawan yang sebetulnya lebih imperior dari mereka. Beberapa pihak mengiyakan, beberapa lainnya mengeluarkan analisis yang membantah hal itu. Pep dibela sebagai pelatih yang hanya merubah strategi berdasarkan kebutuhan situasi.

Akankah jebakan yang sama dialami Pep saat melawan Chelsea? Apakah hantu masa lalu (istilah yang disematkan media) ini bisa dilewati kembali sebagaimana dia telah mengalahkan kutukan tak pernah melebihi fase semifinal (dengan menyingkirkan PSG), dan City benar-benar menjadi kampiun untuk pertama kalinya selayak-layaknya sebuah tim yang memang ideal dan favorit untuk juara?

“Kami harus meneruskan apa yang sudah kami kerjakan bersama selama bertahun-tahun. Mencapai final Liga Champions seperti menyelesaikan sebuah bagian dari proses yang dimulai sejak empat atau lima tahun lalu. Tim yang layak menang akan menang,” kata Pep seperti dikutip Daily Mail, sembari menambahkan, kegugupan bagi pemain dalam menghadapi partai final pertamanya amatlah normal dan harus tetap dihadapi.

Di semifinal Piala FA April lalu, City kalah 0-1 dari Chelsea. Dan saat keduanya bertemu di Liga Inggris dua pekan lalu pun, The Citizens kembali keok 1-2. Ada yang bilang, hantu masa lalu Pep muncul lagi. Terbukti pada laga yang seharusnya bisa mempercepat langkah mereka mengunci gelar, justru Pep melakukan beberapa rotasi pemain. Seolah yang dihadapi The Blues adalah tim bayangan City. Apakah keputusan itu memang akibat beban overthinking Pep ataukah tudingan ini hanya sebatas label yang diberikan media dan semacam stereotipe saja?

Meskipun menurunkan tim yang beberapa pemainnya dirotasi, City sejatinya sangat merepotkan Chelsea ketika itu. Pep seperti sudah menemukan formula untuk meredam taktik Thomas Tuchel. Sangat jarang tim sekelas City, yang lebih banyak memainkan bola dari kaki ke kaki, justru bermain dengan umpan bola lambung jauh dari lini pertahanan, yang ternyata malah berkali-kali berhasil menembus sektor belakang Chelsea dengan formasi tetap 3-4-3.

Pep kemungkinan akan turun dengan kekuatan penuhnya di pertandingan nanti. Bila di kompetisi lain dia terkadang melakukan perubahan, statistik menunjukkan, selama fase knock out Liga Champions musim ini, City hanya dua kali melakukan rotasi pemain untuk starternya. Selebihnya, komposisi pemainnya nyaris sama. Momen dan ritme yang konsisten ini, selain lini pertahanan yang makin kokoh, juga diyakini sebagai salah satu kunci penentu berhasil atau tidaknya City merebut treble winners musim ini sebagai pelengkap gelar Piala Carabao dan Liga Inggris.

Perubahan pendekatan yang dilakukan Pep kali ini juga dirasakan gelandang Kevin de Bruyne. “Dia (Guardiola) memberikan ruang yang lebih leluasa bagi tim ini untuk bernafas. Mungkin sisi itulah yang dilihatnya berhasil. Aku pikir itulah yang menyebabkan setiap pemain merasa sedikit lebih santai menghadapi situasi ini,” jelas si pemain Belgia.

Sebaliknya dalam tiga pekan terakhir, The Blues memang seolah mengalami masa-masa yang penuh antiklimaks. Kita masih ingat Si Biru sempat begitu dipuji-puji usai berhasil menyingkirkan Real Madrid di semifinal. Tuchel seolah dianggap berhasil menyulap Chelsea yang sedang limbung hanya dalam waktu tiga bulan, dan mencapai dua final dalam dua kompetisi berbeda sekaligus.

Namun alih-alih semakin solid, Chelsea justru takluk 0-1 dari Leicester di final Piala FA. Pada laga penutup musim yang sangat krusial untuk merebut satu tiket ke zona Liga Champions musim depan hari Minggu lalu, tim London ini juga menyerah 1-2 dari Aston Villa. Amat beruntung di partai lain Tottenham Hotspur bisa mengalahkan Leicester sehingga membuat Chelsea finish di urutan keempat klasemen Liga Inggris. Urutan terakhir untuk lolos ke Liga Champions musim depan.

Sungguh, kekalahan itu bukanlah persiapan yang ideal bagi Chelsea untuk menghadapi partai final yang venue-nya dipindahkan dari Istanbul ke Porto ini. Taktik Tuchel dianggap sudah terbaca oleh lawan dan lini depan yang tidak efektif masih saja menjadi kendala utama. Sanggupkah Chelsea menghadapi serangan bergelombang City sebagaimana yang mereka tunjukkan pada dua kemenangan sebelumnya? Apakah final kali ini juga bakal berujung antiklimaks untuk Chelsea dan musim mereka berakhir tanpa satu pun trofi? Atau justru kisah manis pada 2012 bisa terulang sewaktu mereka berhasil mengalahkan Munich di final?

Tuchel, yang di final musim lalu kalah dari Munich bersama PSG, memilih cara lain untuk memotivasi anak asuhnya. Bercermin pada mimpi kanak-kanak. “Ini momen untuk menghubungkan kita dengan sisi kanak-kanak kita dan merasakan kegembiraannya sekaligus di saat yang sama merasakan rasa lapar untuk memenuhi mimpi itu,” serunya kepada Daily Express.  

Menarik melihat, di stadion Dragao nanti, lini pertahanan mana yang lebih solid, antara duet John Stones dan Ruben Dias, atau trio Thiago Silva, Toni Rudiger dan Cesar Azpilicueta, begitu juga dengan duel dua pemain muda yang sedang moncer-moncernya di tim masing-masing, Phil Foden dan Mason Mount. Pun secara keseluruhan enak untuk ditunggu, mana yang lebih ampuh, antara City dengan serangan bergelombangnya, atau Chelsea dengan counter attack, dan sesekali juga penguasaan bolanya yang justru berakhir dengan amat membuat frustasi.

Sebab memang, bola itu tidak kotak. [T]

Tags: ChelseaLIga ChampionManchester Cityolahragasepakbolaulasan sepakbola
Previous Post

Sastra Saraswati Sewana | Ari Dwipayana: Gering Agung Tak Boleh Hentikan Penciptaan Karya Sastra

Next Post

Wayan Sumahardika | PR Untuk Sastra Bali Modern yang Berada di Persimpangan

Komang Adnyana

Komang Adnyana

Penikmat cerita, yang belajar lagi menulis cerita.

Next Post
Wayan Sumahardika | PR Untuk Sastra Bali Modern yang Berada di Persimpangan

Wayan Sumahardika | PR Untuk Sastra Bali Modern yang Berada di Persimpangan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co