12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ketut Bimbo Meninggal, Satirnya Hidup | “Mau Gantung Diri, Tak Bisa Ngebon Tali”

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
April 29, 2021
inKhas
Ketut Bimbo Meninggal, Satirnya Hidup | “Mau Gantung Diri, Tak Bisa Ngebon Tali”

Foto: Youtube Astapa Production

Suatu hari dalam sebuah acara musik di Nusa Penida, penyanyi Ketut Bimbo ditegur pihak sponsor. Bukan karena aksi salah menyanyi di atas panggung, tapi karena ia ketahuan nongkrong di sebuah warung.

Ketut Bimbo saat itu memang dikontrak sebagai salah satu artis yang akan tampil dalam acara itu. Pihak sponsor beranggapan Ketut Bimbo adalah artis yang dikontrak, mestinya istirahat di hotel, tapi malah nongkrong di warung bersama masyarakat umum.

Ketut Bimbo berkilah: kalau dilihat dari surat kontrak, ia dikontrak untuk menyanyi, bukan dikontrak untuk masalah pergaulan.

Begitulah salah satu cerita tentang kesahajaan penyanyi Ketut Bimbo sebagaimana dikutip dalam buku “Kene Keto Musik Pop Bali” terbitan Mahima Institute Indonesia (2020) yang ditulis pengamat musik Made Adnyana.

Dari cerita itu kita tahu Ketut Bimbo adalah penyanyi yang bersahaja. Ia suka berkawan dengan siapa saja, meski saat-saat berada dalam puncak karirnya sebagai penyanyi pop Bali.

Kamis 29 April 2021, penyanyi itu berpulang ke alam kesunyian setelah beberapa tahun berjuang melawan diabetes yang dideritanya. “Kemarin malam saya ditelepon oleh sama Jro Mandri (kakaknya Ketut Bimbo) mengabarkan bahwa Pak Bimbo sudah kritis sekali di rumahnya,” kata Gede Harta Wijaya di Singaraja, Kamis siang.

Gede Harta Wijaya yang akrab dipanggil De Arta adalah keponakan Ketut Bimbo, yang kini menjadi penerus Radio La Baronk di Singaraja. Radio La Baronk adalah tempat awal Ketut Bimbo berkarir sebagai penyiar radio sekira tahun 1973.

Menurut De Arta, jenazah Ketut Bimbo akan dikremasi Jumat 30 April siang di Krematorium YPUH di Singaraja.

***

Siapa Ketut Bimbo?

Pada awal tahun 1980-an penggemar musik pop Bali dikejutkan dengan lagu “Buduh” yang dikumandangkan seluruh stasiun radio di Bali. Lagu itu dinyanyikan Ketut Bimbo yang kemudian menjadi cikal-bakal kepopulerannya di blantika musik pop Bali.

Liriknya sahaja tapi nakal. Kisahnya lara tapi lucu.


Buduh, buduh, tiang buduh

Pipis sing ngelah, yen ngalih utang sing kegugu

Tiang mekita mati, das mati megantung, nanging sing maan nganggeh tali


Gila, gila, saya gila

Uang tak punya, cari utang tak dipercaya

Saya ingin mati, nyaris gantung diri, tapi tak dapat ngutang (ngebon)i tali


Begitulah sejumlah penggalan lirik lagu “Buduh” yang pada awal-awal tahun 1980-an itu hampir semua penggemarnya bisa menirukan dengan begitu pasih. Lirik dengan kualitas satir yang amat tajam. Semua harus didapat dengan uang, bahkan untuk gantung diri pun tak bisa karena tak punya uang untuk beli tali.

Lagu yang terdapat dalam ambul “Buduh” itu memang fenomenal. Generasi muda yang saat itu sempat dimabukkan oleh lagu-lagu cinta mendayu-dayu dan patah hati tak tertahankan — dalam lagu-lagu pop Bali dan pop Indonesia — seakan mendapatkan penyadaran bahwa dunia tak melulu soal cinta dan patah hati. Ada dunia yang makin maju, manusia makin banyak, dan stress bisa mengintai setiap orang, kapan saja, ada cinta atau tak ada cinta.

Sebagaimana ditulis dalam buku “Kene Keto Musik Pop Bali”, Album “Buduh” pertama kali direkam dengan sangat sederhana menggunakan tape deck, hanya dengan instrument gitar bolong dan sapu lidi. Awalnya lagu itu dimainkan di TVRI Bali, kemudian ada yang menyarankan dibawa ke Aneka Record, sebuah studio rekaman di Tabanan. Di Aneka Record, satu album yang berisi 12 lagu hanya direkam selama 7 jam, mulai pukul 5 sore dan tengah malam sudah kelar.

Setelah dilempar ke pasaran, album itu laris manis. Lagu “Buduh” membuat orang buduh; membawa gitar bolong ke mana-mana dam menyanyikan lagu “Buduh” sendirian di tempat sunyi atau ramai-ramai di warung dan poskamling.

Kepopulean Ketut Bimbo tak terbendung kemudian. Selain rekaman di Aneka Record, ia juga sempat rekaman di Maharani Record dan Bali Record. Setelah almbum “Buduh”, terdapat banyak album dan lagu hits yang telah dihasilkannya, antara lain “Ngabut Keladi”, “Manis Nyakitin”, “Mebalih Wayang”, “Korting Dua Bulan”, dan “Alas Wayah”.

Hampir semua lagunya mengandung satir di dunia yang “makin ngewayahan” dan membuat (manusia Bali) inguh ini. Ada keprihatinan juga tentang punahnya kesenian tradisional dalam lagu “Mebalih Wayang”. Ada kepasrahan juga dalam lagu cinta penuh dusta, “Korting Dua Bulan”. Ada selalu hal-hal yang pantas direnungkan dalam kelucuan-kelucuan dunia yang fana ini.  

***

Ketut Bimbo yang lahir dengan nama Ketut Budiasa di Desa Banyuatis, Buleleng, tahun 1954 ini menciptakan sendiri lagu-lagunya berdasarkan fenomena sosial yang ditemuinya dalam pergaulan dengan banyak kalangan. Ia memang suka bergaul dengan siapa saja, bahkan saat-saat populer ia tak pernah berlagak seperti artis yang bahkan ditemui pun susah. Ia masih terbiasa nongkrong di warung, sebagaimana dilakukan di sela-sela manggung di Nusa Penida itu.

Tentang sikapnya itu, Ketut Bimbo menyatakan bahwa ia memang tak bisa “mesebeng tegeh” alias sombong. Ia bahkan tak pernah membayangkan dirinya akan sepopuler itu, lagunya disukai, dan penggemarnya melimpah. Ia hanya ingin menghibur dan mencari kawan. Soal pendapatan dan keterkenalan tampaknya bukanlah hal yang utama.

Awalnya Ketut Bimbo adalah seorang penyiar di Radio Massachuset (kemudian berubah menjadi Radio La Baronk), Singaraja, Buleleng. Nama Bimbo diambil dari nama grup musik nasional asal Bandung, yang digawangi musisi bersaudara, Syam, Acil, dan Iin Parlina. Ketertarikannya dengan grup Bimbo, karena lagu-lagu Bimbo bertutur lugas soal kritik sosial dengan bahasa yang tertata rapi yang kemudian mempengaruhi tema-tema yang digarap dalam lagu ciptaan Ketut Bimbo sendiri. Nama Bimbo bahkan dipakai dipilih sebagai nama udara saat siaran radio. Dalam berkarir sebagai penyiar, ia sempat pindah ke Lombok, juga ke sebuah radio di Karangasem.

***

Sejak sekitar lima tahun lalu, Ketut Bimbo terpaksa beristirahat di rumahnya di Banjar Tengah, Desa Banyuatis, Buleleng, akibat komplikasi diabetes yang dideritakan. Selama itu teman-temannya sesama artis dan penggemarnya sangat merindukannya. Beberapa kali teman artis berkunjung ke Banyuatis untuk memberi semangat, sampai akhirnya Ketut Bimbo menyerah. Ia berpulang dengan meninggalkan lagu-lagu ciptaannya yang masih didengar dan ditonton di media sosial hingga kini.

Selamat jalan, Bli Ketut Bimbo. Raga boleh mati, tapi satir yang penuh pesan kehidupan tak pernah bisa mati. [T]

Tags: in memoriammusik pop bali
Previous Post

Jejak Sejarah Klungkung

Next Post

Tasik Overland Adventure Ride Bromo 2021 | Berselimut Dingin di Puncak Cokroniti

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Tasik Overland Adventure Ride Bromo 2021 | Berselimut Dingin di Puncak Cokroniti

Tasik Overland Adventure Ride Bromo 2021 | Berselimut Dingin di Puncak Cokroniti

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co