10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Magnetisme Personal Antarpuisi Putri Adityarini–Manik Sukadana

Wulan Dewi SaraswatibyWulan Dewi Saraswati
March 13, 2021
inUlasan
Magnetisme Personal Antarpuisi Putri Adityarini–Manik Sukadana

Penulis puisi adalah magnet. Segala peristiwa ditarik dan dipilah. Sepenuhnya penciptaan realitas hanya ada dalam mesin imajinasinya yang menghasilkan kontruksi psikologis berupa puisi. Dalam hal ini, puisi bekerja sebagai medium pertukaran realitas. Sakit hati ditukar dengan larik puisi, kerinduan ditukar sajak liris, dan luka duka dibalas romantik. Hal itu bisa disepakati sebagai magnetisme personal. William Atkinson menerangkan bahwa magnetisme personal ini sangat berkaitan dengan kesadaran, daya tarik mental, pengaruh pribadi, pesona, emosi, dan ide estetis. Kedua antologi terbitan Mahima Intitute ini tentu akan menarik minat pembacanya.

Pada antologi Sepasang Paket Pertemuan karya Putri Adityarini dan antologi Nanti, Kau Ingin Nama Anak Kita Siapa? karya Manik Sukadana, bila disandingkan dapat menciptakan pola-pola kesadaran magnestis personal. Di antaranya (1) kesadaran menarik peristiwa (2) kesadaran mengolah emosi, dan (3) kesadaran estetis. Ketiga hal ini memicu pembaca memasuki ingatan penulis tentang kriris diri, keraguan, juga kesabaran. Hal inilah yang menjadi magnestis personal seorang penulis puisi. Proses penguraian ingatan itu tentu dilakukan secara sadar oleh kedua penulis ini. Putri Adityarini dan Manik Sukadana mempunyai teknik dan rasa estetisnya sendiri. Cara kedua penulis merawat mental, dan mengeram penderitaan juga berbeda.

Pada antologi puisi Sepasang Paket Pertemuan karya Putri Adityarini, diksi yang dihadirkan begitu ramah, sabar, dan santun. Tidak ada niatan untuk mengingkari kaidah kebahasaan. Nampak jelas ranum peristiwa kemanusiaan yang ditariknya. Sedangkan puisi-puisi Manik Sukadana menawarkan hal-hal misterius. Masih ada peluang yang luas untuk diinterpretasikan. Contoh pada puisi berikut,


Kaki-kaki mereka serupa mata kail

tertancap kuat pada tanggul-tanggul penjaga pantai

 atau pada mulut ikan

hasil tarian para nelayan (Anak-Anak Pelabuhan , hal.1)


Puisi Anak-Anak Pelabuhan ini hasil dari Putri Adityarini membidik ingatannya. Kemudian dengan kesadaran, emosi diolah menjadi diksi yang matang dan jelas acuannya. Berbeda suasananya dengan diksi-diksi dari Manik Sukadana,


Kutuangkan tetes permata.

Suap tawa. Jeda melampau.

Sudahkah bulir bintang itu mencapai ujung rambut

     lautmu?

Hanya aku yang tak tahu (Hidangan Pertama, hal.6)


Pada puisi Hidangan Pertama terlihat Manik membidik ingatan yang penuh tanda tanya, pertanyaan, dan pernyataan yang kerap dihadirkan. Di sini pembaca ditarik untuk menerka-nerka pesan apa yang hendak disampaikan penulis. Terlebih pada puisi Mi-Nah-Pi-Di-To,


Mi

Pada air botol plastik tumpah itu, ada bening kebaikan hati daun jati. Terkuak aroma purba yang juga tersimpan dalam pekat sumur bor penuh sesak, terserak.

Memenuhi ruang selaput tipis (Mi-Nah-Pi-Di-To, hal. 29)


Puisi ini mengandung daya tariknya. Estetika puisi ini terlihat dari penamaan judul dan sub judul. Pembaca diberikan ruang luas dalam menginterpretasikannya, puisi ini sangat personal, hanya penulis yang mengetahui relitasnya. Sementara puisi Adityarini kuat dengan emosi yang matang, diksi yang kuat.

Kamboja-kamboja tua di rumah kita tengah mencoba menawar harga waktu

pada penjual jarum jam di ujung jalan agar lebih banyak kanak-kanak mencuri teduh daunannya (Sajak Pagringsingan II, hal.53)


Daya tarik puisi ini sangat terlihat ketika penulis piawai mendeskripsikan detail peristiwa. Tidak terlalu banyak idom yang dipaksakan. Larik kanak-kanak mencuri teduh daunnya merupakan diksi magis yang membuat pembaca ditenangkan dan diberikan ruang bernapas. Sementara itu, kesadaran mengolah emosi berusaha ditampilkan oleh Manik Sukadana pada puisi Perasaan Aneh Itu.


Apakah itu?

Mampu mendobrak masa kanak-kanak. Membangun luka. Menamai pikiran.

Melampaui jiwa. Membangunkanku. Menidurkanku. Di manakah itu?

Seperti mimipi, keindahan dan kengerian menjadi tak terkendali.

Mencumbui setiap permintaan. Kapankah itu?

Aku tidak tahu. Ia seperti cinta. Ada setiap saat. Siapakah itu? (Perasaan Aneh Itu, hal.34)


Dalam puisi ini Manik seperti disesatkan oleh emosinya, hingga bermunculan pertanyaan kontemplatif ini. Inilah daya tarik yang dihadirkan Manik. Pembaca diajak mempertanyakan hal-hal janggal di hidupnya. Pertanyaan dan pernyataan atas keragu-raguan itu tidak banya hadir dalam puisi Adityarini. Namun, puisi Kotak Kaca Masa Lalu mampu menghadirkan nilai estetis rima dan kenyamanan suasana nostalgia kanak-kanak.


sesekali kami atur siasat

agar jangkau tangan-tangan kecil kami

 pada rasa manis paling jujur

yang pernah dirasakan hidup (Kotak Kaca Masa Lalu, hal.23)


Pada kutipan ini penulis menggugah mental pembaca dengan menghadirkan kenangan masa kanak. Bahasa yang efektif dan inutuitif. Puisi-puisi Putri Adityarini mengalir dan menentukan muaranya. Elemen air yang sangat terasa. Sejuk, menenangkan. Sedangkan Manik Sukadana mengajak pembaca bermain teka-teki, magis, misterius. Elemen udara terasa. Tidak bisa dikekang, tidak bisa ditentukan segera bentuknya.

Hal menarik lainnya, kedua antologi ini memuat puisi perjalanan.


pergimu, ibu membuat pulangku

tak akan sama lagi terasa

atau aku yang belum cukup tahu siapa di antara kita

yang benar-benar pergi

atau yang sudah benar-benar pulang (Pada Suatu Perjalanan Menuju Negara, hal.39)


Puisi Adityarini ini mengingtakan kita pada makna mendasar dari kepulangan. Kata pulang bermakna luas. Pulang sebagai rumah, atau pulang yang berarti wafat. Olahan emosi kepergian ini membuat pembaca tergugah hatinya untuk menyadari makna kepergian. Sejalan dengan itu, pada puisi Perempuan dalam Bis 2, Manik membidik persitiwa dan emosi seorang perempuan di bis.


Kubayangkan,

ia selalu melakukan pemberhentian itu pada kamar dan

lelaki yang membuat wajahnya terlihat tua.

Kemudian memandu alam yang menyewanya.

Terpuaskan. Tertidur. Terbangun. Terulang. (Perempuan dalam Bis 2, hal.33)


Perempuan di dalam bis, melakukan pemberhentian dan pengulangan. Hal-hal romantisme perjalanan. Mesin Imajinasi Manik bekerja sangat cekatan pada fase ini. Pembaca bisa merasakan peristiwa dan makna tentang kejenuhan pengulangan aktivitas, atau sekadar menyadari bahwa kita tidak akan pernah benar-benar berhenti selama masih dalam fase perjalanan dan pengulangan.

Masing-masing antologi memiliki magnetisme personalnya. Puisi Putri Adityarini mekar dengan keseimbangan menakar emosi, mengolah peristiwa, dan memberikan estetika rima. Sementara itu, Manik Sukadana dengan berani menawarkan ide estetis dalam pembuatan judul, sub judul, hingga teknik penulisan puisi. Harapan kedepan tentu masih dibentangkan. Banyak celah yang masih bisa dikupas dan diupayakan hadir. Masih banyak ranah yang perlu diberikan ruang dan kehadiran tema lebih terbuka. Tidak terjebak pada persoalan personal, perjalanan, dan nostalgia. Sebagai magnetis personal puisi ini sudah berhasil, dan akan menarik banyak pembacanya. [T]

  • Artikel ini disampaikan dalam acara Mahima March March March di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Minggu 7 Maret 2021
Tags: Komunitas Mahimakumpulan puisiPuisiresensi buku
Previous Post

Puisi-puisi Rony Fernandez | Roti di Meja Keluarga

Next Post

CK, Nyepi dan Ogoh-Ogoh

Wulan Dewi Saraswati

Wulan Dewi Saraswati

Penulis, sutradara, dan pengajar. Saat ini tengah mendalami praktik kesenian berdasarkan tarot dengan pendekatan terapiutik partisipatoris

Next Post
Siasat Kerja Panggung Digital

CK, Nyepi dan Ogoh-Ogoh

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co