26 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto di-screenshot dari video klip Suud Minum Yan, Interblock Sinema

Foto di-screenshot dari video klip Suud Minum Yan, Interblock Sinema

Maksudnya Begini, Bilangnya Begitu | Politik Satire dalam Video Klip “Suud Minum Yan”

Juli Sastrawan by Juli Sastrawan
February 8, 2021
in Esai

Apakah teman-teman pernah mendengar cocoklogi? Jika belum, cocoklogi terdiri dari dua kata; cocok dan logi. Cocok artinya cocok, pas, mantap—manis batu! Sedangkan logi atau logos adalah sebuah ilmu, jadi bisa disimpulkan dengan bebas bahwa cocoklogi adalah ilmu mencocok-cocokan sesuatu agar pas, agar mantap dan agar manis batu.

Cocoklogi kali ini akan melihat makna di balik sebuah video klip yang beberapa hari terakhir sempat ramai dibicarakan karena kaitannya dengan kritik yang diselipkan dalam bentuk satire maupun candaan. Bagaimana satire dalam video klip itu?

Baik, kita mulai dari kritikan, atau jika kita hubung-hubungkan sebuah kekecewaan pembuatnya (ini bicara pembuatnya dulu, belum pada masyarakat maupun warganet yang merasa terwakili oleh kritiknya).

Kekecewaan atau kritikan terhadap sesuatu atau seseorang yang memiliki kekuasaan tidak serta merta bisa diungkapkan secara terbuka dan gamblang. Nggak! Pengungkapan dalam kemaşan yang lebih ringan, dengan humor/lawakan menjadi cara yang dianggap efektif. Kalau kata seseorang dalam bahasa enggres, “Only jokes that have a purpose run the risk of meeting with people who do not want to listen them.” Alasan memilih humor adalah sebagai satu dari sekian cara meluapkan protes sosial, sebab sesuai dengan kepribadian tradisional bangsa kita yang tidak suka dikritik secara langsung. Apalagi di Bali ya ges? Sekali kritik, dua tiga cetik dan leak mendatangi. Hiiiii… serem! 

Gaya penyampaian semacam itu dinamakan satire. Satire merupakan gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran atau ejekan terhadap suatu keadaan atau seseorang. Political satire adalah bagian dari satire yang khusus mengambil sisi hiburan dari sebuah fenomena politik. Digunakan pula dalam pidato politik untuk mengungkapkan pesan secara implisit, seperti pada saat “menyerang’ lawan politik dengan menggunakan kata-kata sindiran.

Pesan satir bisa diwujudkan dalam beragam bentuk, karikatur, tulisan, karya sastra, maupun karya seni termasuk di dalamnya adalah lagu[1]. Termasuk film dan bahkan video klip musik karena termasuk dalam bagian karya seni. Video merupakan salah satu elemen penting yang ikut berperan dalam membangun sebuah sistem komunikasi dalam bentuk gambar bergerak. Secara umum video memanipulasi gambar dengan konsep yang matang sebelum pembuatannya.

Seperti pada video klip Suud Minum Yan!!! dari group band asal Bali, Capiyot feat Interblock Band yang digarap oleh Interblock Cinema Januari 2021. Lagu ini berhasil menarik perhatian, khususnya warganet di Bali. Setelah tiga hari diunggah di Youtube, dan pada saat cocoklogi ini ditulis, jumlah penontonnya sudah mencapai sembilan puluh tiga ribu lebih, ini belum termasuk versi karaokenya yang diunggah sehari setelah video klipnya yang sudah mencapai lima ribu enam ratus, dan versi liriknya yang sudah ditonton sebanyak tiga ribu seratus kali. Wow banget kan ges? 

Video klip Suud Minum Yan memiliki gaya visual yang menarik dan menggunakan alur bercerita yang tak linier. Dikisahkan Gede Sujana yang memerankan tokoh Pak Yan pergi ke kota (Badung) untuk mencari kerja, karakter Pak Yan ketika kecil disampaikan kalem tapi ketika dia besar dan mendapat pekerjaan yang bagus, ia menjadi menjengkelkan dengan banyaknya aturan yang dia buat. Aturan apa? Tidak disebutkan atau tidak digambarkan dalam video klipnya. Video klip ditutup dengan adegan Pak Yan ingin mencoba mengambil mic Capiyot dengan membawa map merah, tapi tak satu pun yang menghiraukannya dan meninggalkannya begitu saja.

Beberapa scene dalam video klip ini diedit dengan efek slow motion yang menampilkan pola-pola tertentu. Jika diperhatikan, video klip ini satire dan memperlihatkan simbol kritik apa yang terjadi di Bali akhir-akhir ini.

Pesan satir politik melalui lagu dan ditambah video klip mampu memberi teguran sarat kritik dengan sisipan kemasan humor lebih mengena. Menurut Freud, tampilan jenaka dimaksudkan untuk mengungkapkan tekanan terhadap musuh, mengajak orang lain untuk menertawakan musuh kita atau musuh bersama. Kira-kira begini kutipannya, “By belittling and humbling our enemy, by scorning and radiculating him, we indirectly obtain the pleasure of his defeat by laughter of the third person, the inactive spectator”.

Kekuatan visualisasi membantu membentuk frame penonton akan pesan yang disampaikan. Interpretasi adalah sebuah proses pemberian arti dan pemahaman terhadap pengalaman, artinya penonton akan menginterpretasi tanda yang secara fisik diterima kemudian dikaitkan dengan pengalamannya akan tanda yang berkaitan.

Satire dalam video klip Suud Minum Yan, berdasarkan cocoklogi yang saya lakukan bisa dilihat dari poin-poin berikut ini:

1. Karakter Politisi Berbaju Merah

Pak Yan dalam video klip Suud Minum Yan merupakan seorang politisi. Hal ini bisa dilihat di bagian awal video klip Pak Yan lengkap dengan kemeja merah, udeng merah, anteng poleng–membawa proposal perbaikan jalan di Karangasem. Sudah pasti Pak Yan ini seorang politisi. Memang rakyat biasa bisa perbaiki jalan negara? Ya bisa, kalau kerjanya jam-jaman. Kerja delapan jam belum dikurangi PSBB-Work From Home dan sebagainya sebagainya kok minta gaji dua ratus juta. Sudah miskin secara struktural kok masih mimpi. Eh.

Meskipun begitu, Pak Yan ini digambarkan sepertinya tidak sebagai politisi cerdas, namun lebih kepada politisi yang mudah ditipu, jika waktu kecil Pak Yan ini disebut olog-olog pong. Boleh diisi jirr.. Jika ingin improvisasi. Jadinya olog-olog pong jiiirr~. Karena tidak tahu ke mana arah tujuannya, nasib Pak Yan berhasil ditipu oleh tukang ojek yang menarifnya mahal meskipun jarak dari posisi sebelumnya ke tujuan tak terlalu jauh, bahkan hanya 1 meter. Pak Yan 0 – Tukang Ojek 1.

2. Minum Arak Halus

Karakter Pak Yan dalam video klip ini digambarkan memang suka minum, dalam beberapa scene dia menenggak arak sendiri, minum tuak sendiri. Karena rasa penasaran saya yang berlebih, saya mencari-cari apakah ada karakter dalam novel atau dalam apapun yang mirip-mirip dengan Pak Yan dalam video klip ini?

Saya ketik saja di google “laki-laki baju merah suka minum arak bali”. Google ternyata menunjukkan beberapa artikel dan foto orang berbaju merah juga muncul. Wah, saya semakin penasaran. Pikiran sederhana saya bertanya, apakah si baju merah ini mirip dengan Pak Yan di video klip? Dari tampilan baju dan udeng, oke sama— ya, sama-sama warna merah dan terkadang batik. Dari kacamata tidak, Pak Yan di video klip tidak menggunakan kacamata, sedangkan orang baju merah yang ditunjukkan Google menggunakan kacamata. Yang berbeda lagi, Pak Yan di video klip brewok, sementara di Google klimis.

Saya cari-cari lagi apa yang mirip, ternyata orang baju merah yang ditunjukkan Google, memiliki beberapa kutipan mengenai arak. Bagimana kutipannya? Ah, cari sendiri dah. Jika sudah baca-baca kutipan itu, bisa-bisalah disimpulkan bahwa Pak Yan di video klip dengan si baju merah yang ditunjukkan Google mirip! Mirip-mirip suka arak.

3. Karakter Pak Yan Berubah-ubah

Berubah di sini bukan menjadi bunglon atau power rangers, ultraman, kamen riders, musang ekor sembilan dan lain sebagainya, melainkan dirinya sendiri—Pak Yan itu sendiri. Melalui penggalan liriknya dan satu scene masa kecil, Pak Yan kecil adalah anak yang kalem dan ketika dewasa dia berubah—-apalagi ketika mendapatkan pekerjaan yang bagus, dia jarang senyum dan tampangnya digambarkan arogan, tapi semenjak itu juga dia berubah menjadi orang yang banyak aturan.

Melihat liriknya saya bertanya pada diri sendiri, aturan apa ya ini? Karena dalam lirik atau dalam video klipnya, tidak disebutkan aturan macam apa. Daripada saya susah tidur memikirkan video klip macam begini, saya pun mengetik di Google lagi “Aturan berubah-ubah di Bali”, makasi Google! Google pun menunjukkan aturan mulai dari Swab test, kebijakan masuk ke Bali, hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.  Apakah ini yang dimaksud aturan yang berubah-ubah?

Aduh, kebanyakan berpikir saya jadi lapar. Sudah bingung mencari maksud Pak Yan di video klip ditambah lapar ditambah saat saya mengetik tulisan ini jam menunjukkan pukul delapan kurang lima belas. Daripada saya bingung, kelaparan dan tidak bisa beli makan hiiiii… ngeri, mending saya keluar dulu beli makan.

Kalian yang baca dan nonton videonya cari sendirilah. Sudah gede masak perlu disuapin. Wkwkwkk. [T][Editor Adnyana Ole]


[1] (Leonard Freedman, The Offensive Art¸Political Satire and Its Censorship around the World from Beerbohm to Borat, (London: Praeger, 2009), p. 68.)

________

Video klip Suud Minum Yan…
Tags: laguLagu Pop Balimusikmusik pop baliPolitiksatire
Juli Sastrawan

Juli Sastrawan

Pengajar, penggiat literasi, sastrawan kw 5, pustakawan di komunitas Literasi Anak Bangsa

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Ulasan

Solusinya? Ya, Baca Bukulah…

Judul : Out Of The Lunch Box; Esai-Esai Sosial, Politik, & AgamaPenulis : Iqbal Aji DaryonoPenerbit : Shira MediaCetakan : ...

March 18, 2019
Foto: Mursal Buyung
Opini

“Jesus Bless You” – Tentang Saya dan Agama

SAYA suka lagu-lagu yang memberikan getaran yang baik pada suasana hati dan hidup saya. Karena itu saya menggunakan aplikasi karaoke ...

February 2, 2018
Ilustrasi: Putu Ebo
Cerpen

Petualangan Dua Tupai – Healing Story untuk Membantu Menangani Anak Cengeng

DUA tupai, Cempa dan Sanda, bertualang ke tengah hutan. Mereka mengembara dari dahan ke dahan dan mendapat kegembiraan di sana. ...

February 2, 2018
Foto-foto: koleksi penulis
Esai

Di Bali, Imlek juga Disebut Galungan Cina

TAHUN Baru Cina yang disebut Imlek adalah hari yang sangat penting dalam tradisi Cina dan sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tionghoa ...

February 2, 2018
Foto: Sagita
Kilas

Menulis Cerpen, Bacalah Cerpen! – Berita Lomba Cerpen UKM Pelana Undiksha

  UNIT Kegiatan Mahasiswa Pelana (Peduli Aids dan Narkoba) Undiksha Singaraja mengadakan lomba menulis cepern se-Bali. Puncak acaranya dilakukan  di ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Dedek Surya Mahadipa
Esai

Cerita-Cerita Biasa dan Tak Biasa Semasa Pandemi

by Dedek Surya Mahadipa
February 26, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1412) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In