5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

tatkalabytatkala
January 22, 2021
inKhas
“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]

“Uba ngamah ko?

Da liu ngamah duren payu kebus basangmene

Baang malu ibapa ngamah maluanan

Awae durian dang.”


Jika mendengar kalimat dengan bahasa seperti itu di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, jangan berpikir macam-macam.

Dalam Bahasa Indonesia, kalimat itu bisa diterjemahkan menjadi:


“Sudah makan kamu?

Jangan banyak makan durian nanti panas perutmu

Biarkan dulu bapak makan duluan

Kita belakangan saja.”


Ada kata ngamah dalam kalimat itu yang artinya makan. Ngamah, di desa-desa lain di Bali biasa dianggap kata kasar, bahkan kata ngamah biasanya untuk penyebutan “makan” pada hewan.

Di Desa Pedawa, ngamah adalah kata biasa, Bahasa sehari-hari.   

“Desa Pedawa kata ngamah merupakan bahasa sehari-hari orang Pedawa. Itu memang bahasa kami di sini. Dan itu sudah biasa. Tidak kasar bagi kami. Tapi jika kepada orang lain yang bukan orang Pedawa, kami tidak mengucapkan kata ngamah,” kata  Tetua Desa Pedawa Wayan Sukrata.

Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]

Fakta lain, bahasa di desa Pedawa tidak mengenal tingkatan bahasa seperti bahasa di desa lain di Bali. Di Pedawa hanya ada satu macam bahasa. Dalam pergaulan sesama warga Pedawa mereka biasa menggunakan Bahasa Pedawa. Tapi jika berbicara dengan orang luar Pedawa, mereka biasa juga menggunakan Bahasa Bali atau Bahasa Indonesia.

Yang lain, sebuah kata yang berakhiran huruf A tetap dibaca A. Misalnya kata “ada” tetap dibaca “ada”. Tidak seperti di sebagian besar desa di Bali, kata A biasa dibaca E. Misalnya kata “ada” dibaca “ade”.

  • Ara ada. Ara = tidak. Ara ada — Tidak ada. Di Pedawa kalimat itu sering diucapkan warga dan sangat familiar. Nah, kalimat itu tetap diucapkan dengan bunyi A di belakang. “Ara ada”. Bukan “are ade”, bukan pula “ara ade”.

Terdapat pula sejumlah ungkapan spontan untuk menyatakan perasaan. Jika di desa-desa lain di Bali biasa terdengar ungkapan seru, semisal mimih, peh, beh, dan sejenisnya, di Pedawa ada ungkapan amat terkenal, antara lain Adu ba iii dan Aisti baa.

  • Adu ba iii = ungkapan kekaguman. Misalnya, adu ba iii, enak sekali kopinya.
  • Aisti baa = kata biasanya diungkapkan secara spontan ketika si penutur merasa sedih atau prihatin atau menyesal. Contoh: Aiisti kalaina ba panakne — Kasian,ditinggal anaknya.

Terdapat kata-kata tertentu untuk menyebut kata ganti orang, semisal saya dan kamu, yang berbeda dengan kata-kata sejenis di desa lain di Bali.

  • Aku = saya. Kata ini biasa digunakan untuk berbicara dengan teman sejawat. Contoh: Aku ara nawang — Saya tidak tahu.
  • Ko = kamu. Ko uli jaa? — Kamu dari mana?.
  • Kaka = kakak. Kaka merupakan bentuk penghormatan kepada seorang kakak. Kaka Paluk — Kakak ipar baru nikah
  • Nira = kata yang biasa digunakan untuk menyebut diri kepada orang yang lebih tua. Tabek malu nira babuanan. Maaf dulu,saya di atas (tempat).
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]

Sesungguhnya banyak juga kata-kata dalam Bahasa Pedawa yang sama atau mirip dengan kata-kata yang digunakan di desa lain. Namun, ketika warga dari Pedawa mengatakan kata-kata itu terdengar seakan-akan berbeda. Selain dipengaruhi logat atau dialek, kemungkinan kata-kata itu “terdengar berbeda” karena pada saat diucapkan dalam rangkaian kalimat yang di dalamnya juga berisi kata-kata khas Pedawa.

  • Apik = bersih dan rapi. Ani muani laja apik — Yang laki ternyata rapi sekali.
  • Berek = bau. Adi berek laja bone — Kok menyengat sekali baunya.
  • Dot = ingin. Dot kunya do — Ingin juga sih.
  • Gubane = penampilan. Gubane mesib bapane — Penampilannya mirip bapaknya
  • Inem = minum. Inem malu kupine — Minum dulu kopinya
  • Kado = percuma, rugi. Kado masi aku arada ya — Rugi juga aku tanpa dia
  • Kal = mau. Kal melali maku — Mau main ke sana
  • Kanti = sampai. Kanti peteng unden teka — Sampai malam belum datang
  • Kedeng = tarik. Mai kedeng awae — Ayok kita tarik
  • Likad = jalan yang rusak/sulit. Melaang nak likad wayane — Waspada karena jalannya rusak/sulit
  • Kual = nakal. Da kual ani — Jangan nakal ya
  • Kutanga = dibuang. Uba ba ibi kutanga — Sudah kemarin dibuang
  • Madak = semoga. Madak pang enggal seger — Semoga cepat sehat
  • Ngewalek = mengejek. Amen tepuk pasti ngewalek ya. — Kalo ketemu pasti mengejek dia.
  • Ngulungang = menjatuhkan. Nyen ngulungang aba abaan ditu. — Siapa yang menjatuhkan. barang di sana.
  • Nyilem = menyelam. Ditu dalem gati, melaang nyilem. Di sana dalam, hati hati menyelam
  • Nyuang = mengambil. Nyuang yeh. — Ngambil air.
  • Sander = disambar petir. Tivingkune sander kilap. – TV-ku disambar petir.
  • Sangkol = menggendong. Anak nu kicak aradadi sangkol anak len. — Anak bayi tidak boleh digendong orang lain)
  • Sema =  kuburan. Kaliengken ke sema. — Jam berapa ke kuburan
  • Da = jangan. Da jail — Jangan jahil
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]

Desa Pedawa memang memiliki banyak kosa-kata yang msih dijadikan Bahasa tutur dan Bahasa pergaulan hingga kini, khususnya di Desa Pedawa, atau sesama warga Pedawa. Banyak kata-kata yang sungguh-sungguh khas, unik, dan benar-benar digunkan di Pedawa. Ada juga yang mirip-mirip dengan desa Bali Aga lain di sekitarnya, seperti Sidatapa dan Tigawasa, juga mirip dengan kata di desa lain.

Inilah kata-kata lain lagi yang masih tetap digunakan dengan di Desa Pedawa.

  • Alanganga = dihabiskan. Da te alanganga jajane — Jangan ya dihabiskan jajannya.
  • Ames = lahap. Ames gati laja ko — Lahap juga kamu.
  • Ayang = mengajak. Mai dang ayang — Ajak ke sini saja.
  • Babuan = di atas. Babuan malu jang – Di atas dulu taruh.
  • Binlatasan = sebentar lagi. Binlantasan kal uliang — Sebentar aku kembalikan.
  • Carah = seperti. Ko carah tamiu jani — Kamu seperti tamu sekarang
  • Dangla = hambar. Dangla asan yehne — Hambar rasa airnya
  • Ee = iya. Ee ba — Ya dah.
  • Gujat-gujet = terguncang. Gujat gujet kene tampule. — Bergoyang gini tiangnya
  • Ingken = kenapa. Ingken laja — Kenapa memang
  • Jaa = di mana. Jaa jani ko ngoyong. — Dimana sekarang kamu tinggal
  • Kayuan = tempat permandian. Kayuan Desa — Pancuran milik Desa
  • Kicak = kecil. Kicak gati yehe. — Kecil banget airnya
  • Kinto = begitu. Nak mula kinto — Karena memang begitu
  • Kusen = boros. Kusen gati mebelanja. — Boros banget belanja
  • Lem-lem = pucat. Apa notmu adi lemlem kene — Apa yang kamu lihat.kok pucat begini
  • Maku =  ke sana. Apa alihmu maku. — Apa yang kau cari ke sana
  • Mangle =  asam. Mekenyem kula mangle. — Tersenyum tapi masam
  • Mecacad = bertengkar. Nyen mecacad. — Siapa bertengkar
  • Mediman = berciuman. Mediman kula ngipi dang. — Ciuman tapi mimpi saja
  • Megentet = berpegangan tangan. Jani ara dadi megentet imane. — Sekarang tidak boleh berpegangan tangan
  • Meglebug = jatuh. Ja laja meglebug te — Kira kira di mana jatuhnya
  • Mekale = ribut. Cara peken mekalé — Seperti pasar ributnya
  • Mekarep = berpacaran. Nyen ayanga mekarep. — Dengan siapa dia pacaran
  • Mekepres = menggunakan parfum. Uli ibi mekepres nu mebo. — Dari kemarin pake parfum,masih baunya
  • Melemeng = menginap. Dini dang ba melemeng. – Di sini dah nginap
  • Men = terus, ibu. Men engkenang jani?— Terus bagaimana sekarang? Mén Sangkur. —Ibuknya si Sangkur
  • Nang = oleh. Nang nyen. — Oleh siapa
  • Ngalap = memetik. Masan ngalap cengkeh ditu. — Musim memetik cengkeh di sana
  • Ngelamit = tidak membayar pada saat berbelanja. Ara ba aku ngelamit. — Tidaklah aku lupa bayar.
  • Ngunuh = mencari. Ngunuh di umane. — Mencari sisa gabah di sawah.
  • Ngunya = prosesi yang dilakukan sebelum pernikahan antara orang Pedawa, ngunya biasanya dilakukan pada sore hari. Pidan ngunya. — Kapan disahkan.
  • Nyegang = menaruh. Jaa busan nyegang? – Di mana tadi naruhnya?
  • Panteg = tertimpa. Panteg kayu uranga. — Tertimpa kayu katanya
  • Sembe = lampu. Sembe sentir. — Lampu templek
  • Singa = seperti itu/begitu. Kinto singa — Mungkin begitu
  • Suh = suruh. Uba suh ditu nyuang. — Sudah disuruh di sana ambil.
  • Uba = sudah. Uba uli ipuan. — Sudah dari kemarin lusa.
  • Unden = belum. Unden maan maku. — Belum sempat ke sana.
  • Uraang = katakan. Uraang nang bapamu — Katakan sama bapakmu
  • Was = pergi. Da malu was, ngupi malu. — Jangan dulu pergi, ngopi dulu.
  • Waya = jalan. Uranga belig wayane jani. — Katanya licin sekarang jalannya

______

  • *Data dikumpulkan Dian
  • *Contoh-contoh kalimat dibuat oleh Made Saja alias Made Suwsen, pemuda kreatif dari Desa Pedawa
  • *Editor Made Adnyana Ole

CERITA DAN BERITA TERKAIT

____

Yuli Supriandana, anak muda yang penuh gairah melestarikan bangunan tua dengan segala isinya di Desa Pedawa

Pedawa: Desa Tua, Rumah Tua, dan Anak-anak Muda yang Bergairah

______

Seorang warga selfie di depan gapura TPS 8 Desa Pedawa Buleleng

Dekorasi Ala Acara Pernikahan di TPS Desa Pedawa – Usai Nyoblos Bisa Selfie

_____

Mitsuha Abe di Pedawa

“Aku Nau Gati di Pedawa!” kata Mitsuha Abe, Perempuan dari Jepang itu…

_____

Megibung olahan rebung di Desa Pedawa, Buleleng, Bali

Megibung Rebung di Desa Pedawa

Previous Post

KEMUNCULAN SERIRIT DALAM PETA BALI UTARA | Kilas Balik Kemunculan Desa-Desa Buleleng Barat

Next Post

Kupu-Kupu Merah Bata | Cerpen I Putu Agus Phebi Rosadi

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Kupu-Kupu Merah Bata | Cerpen I Putu Agus Phebi Rosadi

Kupu-Kupu Merah Bata | Cerpen I Putu Agus Phebi Rosadi

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co