12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mengetuk Pintu dan Memasuki Suatu Komunitas || Dari Buku “Melawan Setan Bermata Runcing”

Doni Sugiarto WijayabyDoni Sugiarto Wijaya
January 14, 2021
inEsai
Mengetuk Pintu dan Memasuki Suatu Komunitas || Dari Buku “Melawan Setan Bermata Runcing”

Ilustrasi berjudul Memahami Komunitas oleh Oceu Apristawijaya

Dari semua acara di  tahun 2020 yang saya hadiri,  yang paling meninggalkan kesan mendalam adalah pameran seni  sekaligus diskusi buku yang diadakan di Kulidan Kitchen pada tanggal 12 Februari 2020 pada hari Rabu sore dengan pembawa acara yaitu Butet Manurung selaku pendiri Sokola Institute dan Oceu Apristawijaya sebagai illustrator yang karya seninya yang dipajang di dinding Kulidan Kitchen. Mereka berdua menjalani hidup yang dapat dikatakan berunsur petualangan.

Menjelajahi daerah yang tidak dikenal, tinggal di tempat yang budayanya amat berbeda dari perkotaan dan hidup bersama kaum yang hidupnya semi nomaden selama beberapa waktu seperti yang tertulis dalam buku yang didiskusikan. Karya ilustrasi beliau memberikan inspirasi untuk bertanya- tanya tentang metode pendekatan dan penyusunan agenda yang selama ini dilakukan oleh perorangan maupun lembaga terhadap suatu komunitas yang berada di suatu wilayah.

Dimoderatori oleh I Komang Adiartha, pembahasan buku dan karya seni berjudul Melawan Setan Bermata Runcing   menguak berbagai hal mulai dari pendidikan, kehidupan sosial, advokasi , kesehatan dan yang ada satu hal terpenting yang akan diulas dalam artikel ini sebagai pembuka sebelum menyusun agenda yang berkaitan dengan hal hal di atas. Acara tersebut dapat  membuka suatu bahan untuk diskusi publik mengenai kebijakan yang selama ini diambil oleh institusi mulai dari lembaga pemerintah, LSM, hingga korporasi maupun   akar rumput untuk mengevalusi kembali efektivitas program yang mereka buat di suatu wilayah. Sokola Institute menunjukkan suatu metode yang berpegang teguh pada rasa kasih dan kerendahan hati dalam berinteraksi dengan komunitas yang menjadi tujuan dari agenda yang dibuatnya.

Ilustrasi berikut ini yang pernah dipajang di dinding Kulidan Space akan memberikan gambaran awal mengenai hidup bersama komunitas. Judul karyanya berjudul Memahami Komunitas. Deskripsi ilustrasi ini menceritakan anggota Sokola Institute menelusuri sungai di siang hari bersama komunitas lokal dengan bergotong royong mendayung perahu. Mereka bersama sama mengumpulkan hasil bumi, lalu diletakkan di atas perahu untuk diangkut ke pemukiman. Lihat, bagaimana orang yang lahir dan besar di kota menyesuaikan penampilannya dengan komunitas lokal terlihat dari gaya berpakaiannya yang nyaris serupa serta tinggal di rumah adat. Mereka merasakan susah dan senangnya bersama anggota komunitas.  Pendekatan di sini jelas menunjukkan kerendahan hati dari pihak lembaga. Anggota Sokola Insitute ingin menyelami kehidupan di suatu komunitas sebelum memulai menyusun agenda di bidang pendidikan, advokasi, dan kesehatan serta pemberdayaan. 

Ilustrasi berjudul Memahami Komunitas oleh Oceu Apristawijaya

Dodi Rokhdian, anggota Sokola Insitute menulis metode yang ia gunakan dalam menelusuri komunitas jika dirangkum dalam satu paragram bunyinya sebagai berikut:

“Metode Etnografi memungkinkan munculnya empati atas realitas hidup melalui konsekuensi metodologis saat menjalankannya, dan sebuah metode menjadi bermakna ketika digunakan sebagai alat perubahan, berpihak serta tidak netral.”

Bagi pihak-pihak yang ingin menyusun agenda pembangunan atau agenda lainnya suatu daerah di bidang apapun, harus menelusuri sendi sendi kehidupan komunitas yang bertempat di wilayah tersebut untuk mendapatkan pengetahuan sebagai tahap amat penting di awal agar komunitas kedua dapat menerima manfaat langsung. Dari cerita yang diulas oleh Sokola Institue ketika pengetahuan ini tidak diperoleh secara akurat atau amat dangkal karena penyusun agenda tidak memahami kebutuhan dan permasalahannya, terjadi suatu pemborosan sumber daya yang sia sia bahkan menambah masalah baru.

Di Sumatera, program perumahan publik oleh pemerintah untuk orang Rimba berakhir dengan dijualnya rumah tersebut kepada pihak luar karena tidak cocok dengan cara hidupnya yang semi nomaden sesuai dengan mata pencaharian. Di Kajang, tempat penggembalaan ternak bagian vital bagi kehidupan, adanya sekolah formal membuat siswa sulit datang ke sekolah di waktu tertentu karena berurusan di padang rumput. Selain itu mata pelajaran yang diterima oleh siswa ini nyaris tak menyentuh persolahan sehari hari mereka sehingga dianggap menguras waktu.

Untuk itu ada lima pengetahuan berdasarkan tingkatannya untuk menyusun agenda untuk komunitas yaitu:

1.) Deskripsi kehidupan sehari hari, lingkungan fisik, dan masalah yang dihadapi suatu komunitas.

Inilah pengetahuan terpenting. Oleh sebab itu, pegiat dari LSM maupun pejabat dan pegawai pemerintah yang ingin membuat suatu agenda di desa tertentu tidak hanya berkantor di sana saat siang hari lalu pulang ke tempat penginapan ekslusif di malam hari. Mereka selayaknya mengamati aktivitas warga sambil ikut membantu serta menginap di desa itu saat malam sambil berdialog dengan kepala desa dan seluruh warganya sehingga mendapatkan peta permasalahan. Dengan ini, komunitas merasa dijadikan sebagai rekan bukan objek atas kebijakan yang dipaksakan dari atas.

2.) Aspirasi dan idealisasi kehidupan yang diharapkan

Dari tinggal dan ikut berperan langsung dalam kehidupan komunitas, akan mengetahui kebutuhan kebutuhannya berdasarkan prioritas. Ini membantu penyusunan anggaran untuk mewujudkan agenda yang dijalankan agar efektif dan menjawab hal terpenting yang amat dibutuhkan oleh mereka untuk kehidupan yang layak. Di sinilah perlunya rasa empati, ikut merasakan penderitaan dan kegembiraan mereka.

3.) Pemetaan pelaku di komunitas terkait peranan, pengaruh, dinamika dan jejaringnya dalam kehidupan harian

Dalam suatu komunitas di sebuah desa pasti ada orang orang yang berpengaruh. Membangun dialog dengan orang orang ini amat penting karena orang yang berpengaruh ini amat menentukan jalannya agenda yang disusun. Mereka yang paling dipercaya oleh anggota komunitas.

4.) Faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi implementasi program

Dengan mengetahui kondisi lingkungan dan sosial komunitas, serta riwayat interaksinya dengan pihak luar, dapat memperhitungkan hal yang akan memperlancar agenda dan menyiapkan penanganan terhadap sesuatu yang akan merintangi jalannya agenda.

5.) Praktek dan cara produksi komunitas dalam pemenuhan kebutuhan hidup harian

Ini adalah mengkaji aktivitas ekonomi warga sekitar. Produksi menentukan cara hidup dan masalah yang dialaminya. Memahami ini penting untuk menyusun agenda pendidikan secara lebih menyentuh permasalahan ke akarnya. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh Sokola Institute bersama orang Rimba yang sebagian besar hidup dari berburu dan bertani, mereka bersama sama menyusun kurikulum pendidikan yang berkaitan dengan mata pencaharian tersebut dan memfasilitasi orang Rimba menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan itu setelah belajar bersama. Di sinilah syarat amat penting menyusun literasi hadap masalah

Kehidupan sebuah komunitas dan latar budaya yang menauginya diibaratkan sebuah “rumah” dan kajian untuk dapat lima pengetahuan adalah langkah awal sebagai “mengetuk pintu”. Di dalam aksi lapangan. Kajian menjadi langkah awal untuk membangun kedekatan hubungan dengan subjek di lokasi program yang akan diadakan. Ikuti tata cara seempat, memperkenalkan diri, meminta izin dan menjelaskan maksud serta tujuan. Dari tindakan yang diambil tadi setelah mendapat pengetahuan yang pertama, akan mengetahui respon tuan rumah terhadap agenda yang dibawa apakah ingin mengerti lebih dalam atau menolak. Baru setelah itu menggali pengetahuan ke dua hingga ke lima.

Metode Etnografi

Untuk dapat mengerti secara menyeluruh mengenai dimensi kehidupan suatu komunitas dan wilayah dimana mereka berada harus melalui observasi saksama dengan berpartisipasi dan ikut hidup dalam komunitas tersebut. Karena itu kajian menggunakan pendekatan yang menekankan pada proses dan makna- berupa realitas yang dibangun secara sosial dan adanya kaitan erat antara pihak yang mengkaji dengan sasaran yang dikaji. Ini disebut kajian kualitatif

Kajian ini mengambil metode etnografi yaitu sebuah metode antropologis yang jika digunakan dengan tepat dapat menguak perspektif budaya dan kebenaran kebenaran dalam sudut pandang lokal. Pendekatan kualitatif akan sejajar dengan tujuan etnografi kritis dimana berangkat dari tanggung jawab moral untuk menemukan proses ketimpangan pada wilayah kehidupan yang memberi peluang terwujudnya penegakan kemanusiaan untuk komunitas tersebut. Pendekatan etnografi dilakukan oleh Sokola Institue saat melakukan improvisasi seragam sekolah untuk murid murid di Kajang yang menganggap warna putih merah tabu dipakai dan merancang pendidikan yang menyentuh sendi kehidupan sehari hari mereka sehingga melek huruf di sana meningkat.

Etnografi kritis mengupas kejadian di balik kenyataan yang terlihat, menggugat status quo dan netralitas serta mempertanyakan asumsi asumsi yang diterima begitu saja yang mendasari berjalannya sebuah kekuasaan dan kendali. Melawan penjinakan dan berjalan dari realita akan “apa yang ada” menuju “apa yang seharusnya”.

Seseorang yang menggunakan metode etnografi untuk mendapat lima pengetahuan secara menyeluruh mengenai komunitas akan melebur di tengah ritme harian, menghadiri pertemuan dan perayaan, melakukan kunjungan pribadi ke rumah warga, mendengar permasalahan sehari hari, menghadiri rapat komunitas, berdiskusi hal hal tematis atau sekadar berbicara saja di berbagai konteks dan latar budaya tempat komunitas itu.

Dia akan menggali data melalui wawancara, diskusi kelompok terfokus yang berutujuan memetakan masalah dna mencari penyelesaian, mengambil foto, membuat sketsa wilayah serta menyelenggarakan penilaian desa secara partisipatif yang memungkinkan komunitas secara bersama sama menganalisis suatu masalah dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata.

Metode ini tidak hanya berlaku untuk mendekati komunitas terpencil seperti orang Rimba di Jambi atau Suku Asmat di Papua. Ia dapat digunakan juga untuk wilayah yang berada tak jauh dari tempat kita tinggal. Dari sinilah sebabnya pejabat dan aktivis perlu menggali ilmu dan belajar bersama Sokola Institute mengenai menyusun agenda pendidikan hingga pemberdayaan supaya hasilnya efektif terutama menyelesaikan permasalahan yang ada.

Sumber:

  1. Manurung, Butet, et. al. (2019).Melawan Setan Bermata Runcing. Jakarta, Sokola Institute
Previous Post

Sosok Alm. Prof. Dr. Tjokorda Rai Sudharta M.A || Pembuka URW Media Tahun 2021

Next Post

Aku, Si Raksasa Baik | Kalian Boleh Jauhi Aku, Tapi Jangan Serang Aku

Doni Sugiarto Wijaya

Doni Sugiarto Wijaya

Lulus Kuliah tahun 2017 dari Universitas Pendidikan Nasional jurusan ekonomi manajemen dengan IPK 3,54. Mendapat penghargaan Paramitha Satya Nugraha sebagai mahasiswa yang menulis skripsi dengan bahasa Inggris. Sejak tahun 2019 pertengahan bulan Oktober, Doni mulai belajar menulis di blog secara otodidak. Doni menulis untuk bersuara kepada publik mengenai isu isu lingkungan hidup, sosial dan satwa liar.

Next Post
Aku, Si Raksasa Baik | Kalian Boleh Jauhi Aku, Tapi Jangan Serang Aku

Aku, Si Raksasa Baik | Kalian Boleh Jauhi Aku, Tapi Jangan Serang Aku

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co