21 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ilustrasi berjudul Memahami Komunitas oleh  Oceu Apristawijaya

Ilustrasi berjudul Memahami Komunitas oleh Oceu Apristawijaya

Mengetuk Pintu dan Memasuki Suatu Komunitas || Dari Buku “Melawan Setan Bermata Runcing”

Doni Sugiarto Wijaya by Doni Sugiarto Wijaya
January 14, 2021
in Esai

Dari semua acara di  tahun 2020 yang saya hadiri,  yang paling meninggalkan kesan mendalam adalah pameran seni  sekaligus diskusi buku yang diadakan di Kulidan Kitchen pada tanggal 12 Februari 2020 pada hari Rabu sore dengan pembawa acara yaitu Butet Manurung selaku pendiri Sokola Institute dan Oceu Apristawijaya sebagai illustrator yang karya seninya yang dipajang di dinding Kulidan Kitchen. Mereka berdua menjalani hidup yang dapat dikatakan berunsur petualangan.

Menjelajahi daerah yang tidak dikenal, tinggal di tempat yang budayanya amat berbeda dari perkotaan dan hidup bersama kaum yang hidupnya semi nomaden selama beberapa waktu seperti yang tertulis dalam buku yang didiskusikan. Karya ilustrasi beliau memberikan inspirasi untuk bertanya- tanya tentang metode pendekatan dan penyusunan agenda yang selama ini dilakukan oleh perorangan maupun lembaga terhadap suatu komunitas yang berada di suatu wilayah.

Dimoderatori oleh I Komang Adiartha, pembahasan buku dan karya seni berjudul Melawan Setan Bermata Runcing   menguak berbagai hal mulai dari pendidikan, kehidupan sosial, advokasi , kesehatan dan yang ada satu hal terpenting yang akan diulas dalam artikel ini sebagai pembuka sebelum menyusun agenda yang berkaitan dengan hal hal di atas. Acara tersebut dapat  membuka suatu bahan untuk diskusi publik mengenai kebijakan yang selama ini diambil oleh institusi mulai dari lembaga pemerintah, LSM, hingga korporasi maupun   akar rumput untuk mengevalusi kembali efektivitas program yang mereka buat di suatu wilayah. Sokola Institute menunjukkan suatu metode yang berpegang teguh pada rasa kasih dan kerendahan hati dalam berinteraksi dengan komunitas yang menjadi tujuan dari agenda yang dibuatnya.

Ilustrasi berikut ini yang pernah dipajang di dinding Kulidan Space akan memberikan gambaran awal mengenai hidup bersama komunitas. Judul karyanya berjudul Memahami Komunitas. Deskripsi ilustrasi ini menceritakan anggota Sokola Institute menelusuri sungai di siang hari bersama komunitas lokal dengan bergotong royong mendayung perahu. Mereka bersama sama mengumpulkan hasil bumi, lalu diletakkan di atas perahu untuk diangkut ke pemukiman. Lihat, bagaimana orang yang lahir dan besar di kota menyesuaikan penampilannya dengan komunitas lokal terlihat dari gaya berpakaiannya yang nyaris serupa serta tinggal di rumah adat. Mereka merasakan susah dan senangnya bersama anggota komunitas.  Pendekatan di sini jelas menunjukkan kerendahan hati dari pihak lembaga. Anggota Sokola Insitute ingin menyelami kehidupan di suatu komunitas sebelum memulai menyusun agenda di bidang pendidikan, advokasi, dan kesehatan serta pemberdayaan. 

Ilustrasi berjudul Memahami Komunitas oleh  Oceu Apristawijaya

Dodi Rokhdian, anggota Sokola Insitute menulis metode yang ia gunakan dalam menelusuri komunitas jika dirangkum dalam satu paragram bunyinya sebagai berikut:

“Metode Etnografi memungkinkan munculnya empati atas realitas hidup melalui konsekuensi metodologis saat menjalankannya, dan sebuah metode menjadi bermakna ketika digunakan sebagai alat perubahan, berpihak serta tidak netral.”

Bagi pihak-pihak yang ingin menyusun agenda pembangunan atau agenda lainnya suatu daerah di bidang apapun, harus menelusuri sendi sendi kehidupan komunitas yang bertempat di wilayah tersebut untuk mendapatkan pengetahuan sebagai tahap amat penting di awal agar komunitas kedua dapat menerima manfaat langsung. Dari cerita yang diulas oleh Sokola Institue ketika pengetahuan ini tidak diperoleh secara akurat atau amat dangkal karena penyusun agenda tidak memahami kebutuhan dan permasalahannya, terjadi suatu pemborosan sumber daya yang sia sia bahkan menambah masalah baru.

Di Sumatera, program perumahan publik oleh pemerintah untuk orang Rimba berakhir dengan dijualnya rumah tersebut kepada pihak luar karena tidak cocok dengan cara hidupnya yang semi nomaden sesuai dengan mata pencaharian. Di Kajang, tempat penggembalaan ternak bagian vital bagi kehidupan, adanya sekolah formal membuat siswa sulit datang ke sekolah di waktu tertentu karena berurusan di padang rumput. Selain itu mata pelajaran yang diterima oleh siswa ini nyaris tak menyentuh persolahan sehari hari mereka sehingga dianggap menguras waktu. 

Untuk itu ada lima pengetahuan berdasarkan tingkatannya untuk menyusun agenda untuk komunitas yaitu:

1.) Deskripsi kehidupan sehari hari, lingkungan fisik, dan masalah yang dihadapi suatu komunitas.

Inilah pengetahuan terpenting. Oleh sebab itu, pegiat dari LSM maupun pejabat dan pegawai pemerintah yang ingin membuat suatu agenda di desa tertentu tidak hanya berkantor di sana saat siang hari lalu pulang ke tempat penginapan ekslusif di malam hari. Mereka selayaknya mengamati aktivitas warga sambil ikut membantu serta menginap di desa itu saat malam sambil berdialog dengan kepala desa dan seluruh warganya sehingga mendapatkan peta permasalahan. Dengan ini, komunitas merasa dijadikan sebagai rekan bukan objek atas kebijakan yang dipaksakan dari atas.

2.) Aspirasi dan idealisasi kehidupan yang diharapkan

Dari tinggal dan ikut berperan langsung dalam kehidupan komunitas, akan mengetahui kebutuhan kebutuhannya berdasarkan prioritas. Ini membantu penyusunan anggaran untuk mewujudkan agenda yang dijalankan agar efektif dan menjawab hal terpenting yang amat dibutuhkan oleh mereka untuk kehidupan yang layak. Di sinilah perlunya rasa empati, ikut merasakan penderitaan dan kegembiraan mereka.

3.) Pemetaan pelaku di komunitas terkait peranan, pengaruh, dinamika dan jejaringnya dalam kehidupan harian

Dalam suatu komunitas di sebuah desa pasti ada orang orang yang berpengaruh. Membangun dialog dengan orang orang ini amat penting karena orang yang berpengaruh ini amat menentukan jalannya agenda yang disusun. Mereka yang paling dipercaya oleh anggota komunitas.

4.) Faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi implementasi program

Dengan mengetahui kondisi lingkungan dan sosial komunitas, serta riwayat interaksinya dengan pihak luar, dapat memperhitungkan hal yang akan memperlancar agenda dan menyiapkan penanganan terhadap sesuatu yang akan merintangi jalannya agenda.

5.) Praktek dan cara produksi komunitas dalam pemenuhan kebutuhan hidup harian

Ini adalah mengkaji aktivitas ekonomi warga sekitar. Produksi menentukan cara hidup dan masalah yang dialaminya. Memahami ini penting untuk menyusun agenda pendidikan secara lebih menyentuh permasalahan ke akarnya. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh Sokola Institute bersama orang Rimba yang sebagian besar hidup dari berburu dan bertani, mereka bersama sama menyusun kurikulum pendidikan yang berkaitan dengan mata pencaharian tersebut dan memfasilitasi orang Rimba menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan itu setelah belajar bersama. Di sinilah syarat amat penting menyusun literasi hadap masalah

Kehidupan sebuah komunitas dan latar budaya yang menauginya diibaratkan sebuah “rumah” dan kajian untuk dapat lima pengetahuan adalah langkah awal sebagai “mengetuk pintu”. Di dalam aksi lapangan. Kajian menjadi langkah awal untuk membangun kedekatan hubungan dengan subjek di lokasi program yang akan diadakan. Ikuti tata cara seempat, memperkenalkan diri, meminta izin dan menjelaskan maksud serta tujuan. Dari tindakan yang diambil tadi setelah mendapat pengetahuan yang pertama, akan mengetahui respon tuan rumah terhadap agenda yang dibawa apakah ingin mengerti lebih dalam atau menolak. Baru setelah itu menggali pengetahuan ke dua hingga ke lima.

Metode Etnografi

Untuk dapat mengerti secara menyeluruh mengenai dimensi kehidupan suatu komunitas dan wilayah dimana mereka berada harus melalui observasi saksama dengan berpartisipasi dan ikut hidup dalam komunitas tersebut. Karena itu kajian menggunakan pendekatan yang menekankan pada proses dan makna- berupa realitas yang dibangun secara sosial dan adanya kaitan erat antara pihak yang mengkaji dengan sasaran yang dikaji. Ini disebut kajian kualitatif

Kajian ini mengambil metode etnografi yaitu sebuah metode antropologis yang jika digunakan dengan tepat dapat menguak perspektif budaya dan kebenaran kebenaran dalam sudut pandang lokal. Pendekatan kualitatif akan sejajar dengan tujuan etnografi kritis dimana berangkat dari tanggung jawab moral untuk menemukan proses ketimpangan pada wilayah kehidupan yang memberi peluang terwujudnya penegakan kemanusiaan untuk komunitas tersebut. Pendekatan etnografi dilakukan oleh Sokola Institue saat melakukan improvisasi seragam sekolah untuk murid murid di Kajang yang menganggap warna putih merah tabu dipakai dan merancang pendidikan yang menyentuh sendi kehidupan sehari hari mereka sehingga melek huruf di sana meningkat.

Etnografi kritis mengupas kejadian di balik kenyataan yang terlihat, menggugat status quo dan netralitas serta mempertanyakan asumsi asumsi yang diterima begitu saja yang mendasari berjalannya sebuah kekuasaan dan kendali. Melawan penjinakan dan berjalan dari realita akan “apa yang ada” menuju “apa yang seharusnya”.

Seseorang yang menggunakan metode etnografi untuk mendapat lima pengetahuan secara menyeluruh mengenai komunitas akan melebur di tengah ritme harian, menghadiri pertemuan dan perayaan, melakukan kunjungan pribadi ke rumah warga, mendengar permasalahan sehari hari, menghadiri rapat komunitas, berdiskusi hal hal tematis atau sekadar berbicara saja di berbagai konteks dan latar budaya tempat komunitas itu.

Dia akan menggali data melalui wawancara, diskusi kelompok terfokus yang berutujuan memetakan masalah dna mencari penyelesaian, mengambil foto, membuat sketsa wilayah serta menyelenggarakan penilaian desa secara partisipatif yang memungkinkan komunitas secara bersama sama menganalisis suatu masalah dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata.

Metode ini tidak hanya berlaku untuk mendekati komunitas terpencil seperti orang Rimba di Jambi atau Suku Asmat di Papua. Ia dapat digunakan juga untuk wilayah yang berada tak jauh dari tempat kita tinggal. Dari sinilah sebabnya pejabat dan aktivis perlu menggali ilmu dan belajar bersama Sokola Institute mengenai menyusun agenda pendidikan hingga pemberdayaan supaya hasilnya efektif terutama menyelesaikan permasalahan yang ada.

Sumber:

  1. Manurung, Butet, et. al. (2019).Melawan Setan Bermata Runcing. Jakarta, Sokola Institute
Doni Sugiarto Wijaya

Doni Sugiarto Wijaya

Lulus Kuliah tahun 2017 dari Universitas Pendidikan Nasional jurusan ekonomi manajemen dengan IPK 3,54. Mendapat penghargaan Paramitha Satya Nugraha sebagai mahasiswa yang menulis skripsi dengan bahasa Inggris. Sejak tahun 2019 pertengahan bulan Oktober, Doni mulai belajar menulis di blog secara otodidak. Doni menulis untuk bersuara kepada publik mengenai isu isu lingkungan hidup, sosial dan satwa liar.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi dari penulis
Dongeng

Si Manusia Kodok

by I Ketut Suar Adnyana
April 17, 2021
Dedek Surya Mahadipa
Esai

Cerita-Cerita Biasa dan Tak Biasa Semasa Pandemi

Sudah satu setengah tahun saya menjadi bagian dari keluarga kecil bernama Teater Kalangan. Satu setengah tahun yang padat dengan segala ...

February 26, 2021
Esai

Gadis China yang Menawan

Bekerja di kapal pesiar seperti melihat miniaturnya Indonesia. Terdiri dari berbagai macam suku, negara dan juga budayanya. Kesadaran akan perbedaan ...

April 24, 2020
Esai

Catatan Harian Sugi Lanus: “Aywa Wera”, Kutuk dalam Lontar?

'plengen idepta apang eda wera' 'aywa wera’ 'aywa cawuh' Demikian kita temui beberapa istilah yang ada dalam lontar yang dinilai ...

February 2, 2018
Khas

Teatermu Untuk Apa, Untuk Siapa? Beneran Sudah Bahagia Berteater?

Setelah dikenal banyak orang, lalu untuk apa kita berteater lagi? Apa benar teater membuatmu lebih peka, nyatanya kamu garap pementasan ...

January 26, 2020
Broken Beach Nusa Penida/ist
Esai

Legenda Pasih Uug (Broken Beach), Alarm Leluhur yang Tak Pernah Tidur

Berwisata ke Pulau Nusa Penida tidak menjadi lengkap tanpa menikmati objek Pasih Uug (PU). Objek yang berlokasi di belahan barat ...

September 17, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Dok Minikino | Begadang
Acara

[Kabar Minikino] – Indonesia Raja 2021 Resmi Diluncurkan Untuk Distribusi Nasional

by tatkala
April 17, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (69) Cerpen (163) Dongeng (14) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (353) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In