11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mencari Lahan Sepermainan di Ibu Kota

PanchoNgacobyPanchoNgaco
July 28, 2020
inEsai
Sop Kaki Kambing

“Ayo oper bolanya ke sini, Par!”

“Ke sini aja, Par. Gue kosong!”

“Woi ada motor noh, minggir dulu nyok!”

Sore itu, keseruan pertandingan sepak bola di dalam sebuah gang sempit di tengah Kota Jakarta tertunda sejenak. Sebab, ada tukang ojek dengan motor tuanya lewat membawa penumpang. Sekelompok anak yang terdiri dari 10 orang itu menepi ke kanan kiri untuk memastikan mereka tidak tertabrak motor. Salah satu dari mereka menyempatkan diri menyelamatkan bola dari tengah jalan.

Lain kesempatan, sebuah jalan kompleks perumahan tampak penuh oleh anak-anak usia di bawah 10 tahun. Mereka sedang seru bermain sepeda bersama, sembari ditemani orang tuanya. Sejumlah anak yang lebih besar memboncengi yang lebih kecil. Ada pula beberapa anak yang bermain sepatu roda. Mereka yang tidak punya sepeda ataupun sepatu roda, ikut asyik bermain lari-larian.

“Tin! Tin!”

Ketika sedang seru-serunya main bersama, tiba-tiba sebuah mobil sedan membunyikan klakson meminta izin lewat. Buru-buru para orang tua menarik anaknya ke pinggiran. Mobil pun lewat dengan sang pemilik mobil membuka kaca menganggukkan kepala dan mengucap permisi ke sekumpulan orang tua dan anak tersebut. Para orang tua membalas senyum. Setelah mobil lewat, anak-anak pun kembali memenuhi jalan dan bermain.

Mungkin memang si tukang ojek tidak berkata apa-apa. Pun si pemilik mobil juga mengucap permisi dengan ramahnya. Tapi kita tidak tahu bahwa mungkin di dalam hati, mereka mengumpat kesal.

“Main kok di tengah jalan. Kayak tidak ada tempat lain saja!”.

Aku pernah menjadi salah satu orang yang mengumpat demikian dalam hati. Hal itu cukup sering terjadi semasa aku masih rajin naik motor untuk pergi pulang ngantor. Melewati banyak jalan tikus membuatku sering sekali menemui anak-anak memenuhi jalan untuk bermain. Beberapa anak paham bahwa ada orang yang akan lewat sehingga mereka bisa minggir sendiri sebelum aku mengucap permisi. Sebagian lain ada yang malah galak dan mengata-ngatai aku karena mengganggu permainan mereka.

***

Fenomena anak-anak bermain di tengah jalan sebenarnya bisa terjadi di mana saja. Di pinggiran kota sekalipun. Namun, bagiku ibu kota Jakarta yang kita kenal sebagai Kota Beton selalu memunculkan perasaan yang lebih miris. Selama lebih dari satu dekade lamanya aku tinggal di Jakarta, mungkin sudah puluhan bahkan ratusan kali aku hampir menyerempet anak-anak yang bermain di jalan raya.

Dulu aku sebal dengan anak-anak seperti itu. Aku kesal karena mereka mengganggu pengendara yang adalah pengguna jalan raya yang utama. Aku lebih kesal lagi dengan orang tua yang membiarkan anak-anaknya bermain di tengah jalan. Kok rasa-rasanya mereka tidak sayang nyawa.

Semakin tua, aku semakin menyadari bahwa kebiasaan anak-anak di Jakarta main di jalanan lebih karena keadaan. Kita semua tahu Jakarta adalah kota dengan beton lebih subur daripada pohon. Hal itu membuat lahan permainan tidak sebanding dengan jumlah anak-anak yang ingin bermain.

Kalaupun ada lahan bermain, sebagian besar tersedia di dalam mal dan sejumlah pusat hiburan keluarga yang harganya tak terjangkau kaum menengah ke bawah. Bahkan, mau lihat laut pun mereka harus ke akuarium yang dibangun di dalam mal mewah.

Alih-alih ke lapangan sepak bola yang entah sekarang ada di mana, anak-anak memasang gawang dengan dua batu atau sepasang sandal di tengah jalan. Aku pun jadi teringat lagu Bola Raya milik Silampukau. 


“Kami main bola di jalan raya

Beralaskan aspal, bergawang sandal

Tak peduli ada yang mencela

Terus berlari mencetak angka


Kami rindu lapangan yang hijau

Harus sewa dengan harga tak terjangkau

Tanah lapang kami berganti gedung

Mereka ambil untung, kami yang buntung”


Tak cuma soal main bola. Daripada ke kolam renang yang harga karcisnya mahal, anak-anak di Jakarta banyak yang memilih untuk nyemplung di kali besar yang airnya berwarna gelap pekat. Dibandingkan harus maksa minta uang sama orang tua, mending tertawa gembira di kali kotor saja. Mereka pun mungkin tidak lagi peduli jika habis berenang bukannya segar malah jadi kudisan.

Kurangnya lahan bermain kurasa juga dialami oleh anak-anak kelas menengah ke atas di ibu kota. Mereka tak bisa serta merta merasakan serunya bermain di lapangan terbuka, dengan keringat keceriaan bercucuran. Pilihan pun berakhir pada pusat hiburan yang mahal dalam mal atau terpaku pada permainan dalam gawai, tanpa kesempatan bertemu dan bercengkrama secara fisik dengan teman-temannya. Ujung-ujungnya, kasus anak-anak kurang mampu bersosialisasi karena terlalu kecanduan main gawai pun terus naik.

***

Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Tanpa kesempatan bermain yang layak, anak-anak sangat mungkin tumbuh menjadi seorang yang tidak bahagia, yang akhirnya menjadi akar masalah hidup lainnya di saat dewasa nanti. Kurangnya lahan bermain di ibu kota membuat anak-anak tidak bisa total bermain, sebab mereka mungkin khawatir tertabrak, tenggelam, kudisan, atau takut makin melarat.

Mungkin dulu sempat ramai RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) dan taman tematik dibangun pemerintah sebagai tempat bermain anak-anak. Kini, ruang terbuka itu lebih banyak yang tidak terawat. Rumput meninggi, mainan dan fasilitas umum rusak, pohon rontok, dan sampah berserakan menjadi pemandangan umum. Jika sudah begitu, mungkinkah anak-anak bisa bermain dengan perasaan aman dan nyaman?

Anak-anak di Jakarta mungkin bisa dengan mudah menemukan kawan sepermainan. Namun, bagaimana dengan lahan sepermainannya? Siapa yang bisa bantu carikan? [T]

Tags: anak-anakJakartalingkungansosial
Previous Post

Mendengar Cerita Perajin Anyaman Bambu dari Desa Tigawasa di Musim Pandemi

Next Post

Perupa Putrayasa: “Ayo, Bersiap Melihat Sunrise di Pantai Kuta!”

PanchoNgaco

PanchoNgaco

Penikmat kopi pahit dan pekerja teks komersial yang masih gemar menikmati sastra dan menulis apa saja untuk tetap waspada. Menetap di Jakarta.

Next Post
Perupa Putrayasa: “Ayo, Bersiap Melihat Sunrise di Pantai Kuta!”

Perupa Putrayasa: “Ayo, Bersiap Melihat Sunrise di Pantai Kuta!”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co