16 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Perajin anyaman bambu dari Desa Tigawasa, Buleleng

Perajin anyaman bambu dari Desa Tigawasa, Buleleng

Mendengar Cerita Perajin Anyaman Bambu dari Desa Tigawasa di Musim Pandemi

Ni Komang Aprilia Enisari by Ni Komang Aprilia Enisari
July 28, 2020
in Khas

Awalnya hanya karena penasaran dengan kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh dosen, lalu saya tertarik  kegiatan pengabdian, menjadi volunteer, atau hal sejenisnya, maka saya berkunjung ke Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng.

Untuk pertama kalinya saya mengunjungi ke desa itu. Dengan dalih niatan membantu dosen dalam program pengabdian, saya menemukan hal menarik, yakni aktivitas sehari-hari warga sekitar, terutama anak-anak yang rata-rata menekuni keterampilan menganyam bambu. Tentu saja, ini hal yang berbeda ketika banyak anak-anak seumuran mereka yang memilih bermain gadget. Nah…sangat-sangat langka dan berbeda bukan di era modernisasi seperti sekarang?

Pekerjaan ini sudah menjadi bagian warisan nenek moyang yang patut di lestarikan oleh warga Desa Tigawasa. Bisa dikatakan, sampai sekarang hampir sebagian besar warga desa menekuni bidang usaha anyaman, yang termasuk golongan UMKM ini.  Berkunjung ke Desa Tigawasa, tak heran, pengunjung akan disuguhi pemandangan hutan bambu yang menjadi ciri khas di sekitaran rumah-rumah warga. Bukan tanpa alasan, bambu sudah menjadi bagian penghidupan bagi warga Desa Tigawasa, serta desa-desa lain yang termasuk bagian masyarakat Bali Aga, di Buleleng.

Kunjungan pertama saya di tanggal 21 Juli 2020 ke Desa Tigawasa disambut antusias oleh warga sekitar. Etos masyarakat yang ramah tamah sangat kental terasa, bahkan diantara mereka tidak malu-malu untuk menyapa atau bertanya. Fokus utama saya ketika berkunjung ialah mengamati aktivitas warga sekitar yang tergabung dalam kelompok UMKM peganyam bambu I Putu Suriasa.

Produk yang dihasilkan kelompok UMKM Putu Suriasa alias Kelaceng, dinilai sangat inovatif, kreatif, dan bervariasi. Kelaceng, panggilan akrabnya, selalu mengikuti trend permintaan di pasaran, dan juga menerima pesanan khusus dari pelanggannya. Namun, mendengar cerita Kelacaeng di masa pandemi seperti sekarang, produk anyaman bambu yang diproduksinya seperti (Bedeg, Sokasi, Tempat Tissue, Saab, Tas, dan produk inovasi rumah tangga lainnya) sepi permintaan di pasaran. Alhasil produknya banyak diserahkan ke distributor, seperti pengepul atau dijual langsung dengan harga lebih murah.

“Saya sempat menjual sokasi ukuran sedang, seharga 20 ribu saat musim korona, normalnya sekitar 70 ribuan. Apalagi dari sebelumnya saya tidak ada bakat pemasaran, hanya sebagai pekerja saja. Promosi di facebook saja baru-baru musim korona begini saya tau, masih gaptek teknologi. Yaa…sudah dicoba baru-baru ini lumayan ada yang laku saya jual di facebook, karena masih sepi musim korona,” cerita I Putu Suriasa.

Saat berkunjung ke kediamannya, Suriasa mengaku belum memiliki banyak stok produk, karena sepinya permintaan dan terkendala distribusi langsung saat pandemi, iamengurangi produksi produk-produk anyaman tersebut. Meski begitu, untungnya ada beberapa pesanan khusus dari pelanggan yang masih ia terima, sehingga masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat seperti sekarang, ia dan kelompok sedang merancang sokasi dan jenis produk anyaman sejenis dengan kreasi baru, agar saat permintaan kembali stabil produknya tetap dapat bersaing dan diterima di pasaran.

 Aktivitas rutin sebagai pengrajin bambu tidak serta-merta dilakukannya sendiri, ia juga turut mengajarkan kepada anak-anaknya. Salah satunya adalah Ketut Ayu Wirayanti, anak ke-empat yang sangat piawai menganyam bambu. Berkat didikan sang ayah, Ayu panggilan akrabnya berhasil meraih juara 1 Nasional bidang keterampilan menganyam bambu yang diselenggrakan oleh Kemenristekdikti tahun lalu. I Putu Suriasa, sebagai orang tua menceritakan secara menggebu-gebu atas prestasi Ayu yang menjadi kebanggaan keluarga, dan warga Desa Tigawasa tersebut. Selain mendidik anak-anaknya agar bisa melestarikan budaya anyaman bambu, ia juga sering melibatkan anak-anak tetangga sekitar agar mau belajar.

“Saya juga tetap mengajarkan anak-anak disini yang mau belajar untuk ikut melestarikan anyaman ini, setiap pulang sekolah saya sering ajak, mereka ikut membantu saya, tetelah itu sebagai apresiasi karena mau belajar, yaaa saya  gajih supaya mereka semangat dan ada tambahan bekal kesekolah.”

Untuk bahan baku diperoleh dari ladang sendiri, terutama bambu yang diambil secara langsung, jadi ketika ditanya modal yang dikeluarkan untuk memproduksi produk anyaman ini, Putu Suriasa cukup sulit memberikan total nilai yang ia keluarkan.

Selain itu bahan tambahan yang diperlukan tentu saja alat-alat, aksesoris tertentu dan cat sebagai tambahan untuk aksen kreasi. Meski tidak mengetahui pasti modal awal dan total biaya yang ia keluarkan untuk usahanya, namun ia bisa memastikan bahwa sejauh ini laba tetap stabil ia peroleh.

Sekian tahun menekuni profesi sebagai penganyam bambu, ia sangat berharap untuk regenerasi atau keturunannya bisa meneruskan usaha ini, dan ikut melestarikan budaya warisan Desa Tigawasa. Terutama agar lebih baik lagi pada aspek pemasaran dan perencanaan keuangan yang selama ini kurang ia perhatikan, harapannya tentu saja kepada anak-anaknya yang lebih paham penggunaan teknologi, karena ia mengaku sejauh ini kurang berbakat di sistem tata kelaola.

“Biarlah anak-anak saya saja, saya tidak cocok…cukup jadi pekerja saja, nanti supaya anak saya yang memanajemen,” tutupnya. [T]

Ni Komang Aprilia Enisari

Ni Komang Aprilia Enisari

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 Undiksha, suka budaya, suka organisasi

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Esai

Penjara “Status Quo”

Seperti yang sering saya katakan, bahwa kampung saya, orang-orangnya masih berpikiran hirarkis dan sistem feodalisme masih ada sampai sekarang. Masih ...

October 5, 2019
Ilustrasi diolah dari sumber Google
Esai

Kekerasan di Dunia Pendidikan: Coba Cek, Tersebab Siswa Bandel atau Gurunya Lapar

SERING kita jumpai kasus kekerasan dalam dunia pendidikan. Bacalah media massa, baik media cetak, elektronik atau media online. Ada sejumlah ...

July 1, 2020
Ulasan

Buku Puisi Kambali Zutas, “Laila Kau Biarkan Aku Majnun”: Syair-syair Penggugah Jiwa

tatkala

May 6, 2019
Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha
Esai

Revolusi Tidur

Mangan Koyo Ratu, Turu Koyo Asu (Makan Bagai Raja, Tidur Bak Seekor Anjing) -Tulisan di belakang truk jalur Denpasar-Gilimanuk Hal ...

June 5, 2020
Opini

“Kulkul” vs Media Sosial: Bukan Soal Info Cepat, tapi Soal Gerak Cepat

  KUKUL itu keramat, bukan semata karena bentuk dan tempatnya yang khusus dan suci, melainkan terutama karena suaranya yang membuat ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Cokorda Gde Bayu Putra || Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha
Khas

Sosok Alm. Prof. Dr. Tjokorda Rai Sudharta M.A || Pembuka URW Media Tahun 2021

by Cokorda Gde Bayu Putra
January 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

RĀGA: MEMUJA KESADARAN UNIVERSAL SIWA DI KEMULAN

by Sugi Lanus
January 15, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1346) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (307) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In