16 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Seorang petani mencari rumput di Pura Desa Kalianget, Buleleng, Bali

Seorang petani mencari rumput di Pura Desa Kalianget, Buleleng, Bali

I Segnol dan I Dangin dari Kalianget

Dewa Purwita Sukahet by Dewa Purwita Sukahet
June 3, 2020
in Esai
122
SHARES

Desa Kalianget di Buleleng, Bali, bukan hanya cerita tentang Jayaprana dan Layonsari, bahwa Kalianget juga memiliki cerita tentang I Segnol dan I Dangin, seniman mumpuni yang tercatat dalam diary seorang W.O.J Nieuwenkamp sekiranya pada tahun 1906-1937.

Informasi ini saya dapatkan dari seorang sahabat, fotografer yang suka ngulik-ngulik dokumen-dokumen lawas, Bli Nengah Januarta. Ia menanyakan saya apakah pernah mendengar nama I Segnol dan I Dangin dari Desa Kalianget, Buleleng?. Tentu saja saya jawab tidak, ya karena memang tidak pernah mendengar, padahal baru beberapa waktu lalu saya dan kawan-kawan sempat mengunjungi Pura Desa Kalianget yang diantarkan oleh Bli Ame Yasa, seorang penyuluh Bahasa Bali yang juga dari Desa Kalianget.

Dalam catatan Nieuwenkamp, dituliskan bahwa waktu itu  ia sedang berada di Desa Bubunan, mencari sebuah pemandian, mungkin saja pemandian dengan ukiran yang bagus, akan tetapi ia tidak menemukannya dan mulai berfikir bahwa ia telah salah tempat. Kemudian ia menanyakan kepada penduduk asli di sekitar Bubunan yang bekerja di sawah dan ia mendapatkan informasi bahwa pemandian itu telah hancur karena gempa bumi, dan para penduduk telah membersihkan puing-puingnya.

Kemudian dia mendeskripsikan bahwa banyak pura/tempat ibadah di daerah ini (Bubunan) telah hancur total dan sampai pada ceritanya tentang Desa Kalianget, tempat Nieuwenkamp pernah hidup bersama I Segnol, dalam terjemahan bahasa Indonesianya dikatakan bahwa I Segnol adalah salah satu pematung paling cantik dari seluruh dunia. Ya sangat berasalan, Nieuwenkamp sendiri saya rasa sangat selektif dengan pemilihan seniman-seniman yang pernah dijadikan teman maupun gurunya.

Dalam buku yang ditulis Bruce W. Carpenter dengan judul Nieuwenkamp The First European Artist in Bali, bahwa di tahun 1917 sebelum meninggalkan Bali ia menyatakan bahwa “…instead Balinese artists now often work for an increasing stream of tourists. Tourists, unfortunately, are not defenders of the arts.”  Kemudian dia menjual peralatan kamera kepada Lok Kon San yang memiliki toko fotografi di Denpasar dan juga memesan sebuah lukisan tradisi kepada I Wayan Dasta dari Singaraja.

Kekecewaan Nieuwenkamp karena kehadiran para turis justru akan merusak perkembangan alamiah dari seniman Bali, sebagaimana dalam tulisan Carpenter di buku yang sama pada hal.40 bahwa “unlike those who would came after him he sought to learn from the Balinese Artist and artisans, not teach them.” Nieuwenkamp ke Bali mengunjungi kotaraja-kotaraja maupun desa-desa justru untuk berjumpa dan belajar langsung dengan seniman maupun pembantu seniman, tidak seperti ekspatriat sesudahnya yang justru berbalik mengajari para seniman Bali. Dari pernyataan itu maka dapat disimpulkan bahwa Nieuwenkamp tidak sembarangan dalam memilih guru untuk belajar seni di Bali, sebagaimana di Banyuning ia pernah belajar dengan Jero Dalang Banyuning, kemudian dengan I Ketut Gede Singaraja yang sudah tua sekaligus belajar dengan anak dari I Ketut Gede Singaraja, dan di Desa Kalianget dengan I Segnol dan I Dangin.

seorang petani mencari rumput di Pura Desa Kalianget, Buleleng, Bali

Di dalam perjumpaan pertamanya dengan I Segnol, Nieuwenkamp menceretakan bahwa I Segnol tidak dapat menunjukan banyak karya-karyanya, di rumahnya ia sedang mengerjakan sebuah lukisan yang menggambarkan sebuah rumah dengan merajan/sanggah, pada latar depannya ia menempatkan jejeran pot bungan dan pohon besar pada latar belakang, konon ini menjadi sebuah layar untuk sebuah perusahaan teater, di Singaraja. Di rumahnya juga I Segnol ada beberapa ukiran yang bagus, sebagian besar adalah ukiran burung seperti merpati, gagak.

Kemudian pada kunjungannya kedua ke Bali dan menyempatkan diri untuk bertemu I Segnol, Nieuwenkamp menyatakan bahwa keadaan I Segnol tidak kunjung membaik, istrinya baru saja melahirkan anak kembar tiga sekaligus buncing (seorang laki-laki dan dua perempuan) pada waktu itu sangat memalukan menerima kenyataan bahwa melahirkan anak kembar buncing dianggap tidak baik. Kondisi I Segnol sangat tidak bagus, kehilangan nafsu untuk bekerja.

Dalam kunjungan terakhirnya, Nieuwenkamp yang tinggal di Bubunan kembali ke Kalianget untuk melihat I Segnol, namun sayang ternyata ia telah meninggal. Menurut penuturan muridnya I Segnol yang bernama I Dangin bahwa kematian I Segnol tidak lain karena efek tidak langsung gempa bumi, karena sebelum gempa bumi I Segnol baru saja sembuh dari sakit yang lama dideritanya, kemudian sibuk dengan pekerjaannya, dengan kehancuran mendadak dari begitu banyaknya pura/tempat ibadah di Kalianget, ia harus menghabiskan sisa hidupanya dengan sebuah pengabdian yaitu memperbaiki banyak pura yang telah hancur.

I Dangin menurut Nieuwenkamp adalah seorang pematung, mungkin juga undagi penerus I Segnol karena waktu pertemuan itu, I Dangin membawa Nieuwenkamp ke sebuah Pura Subak yang sedang di bangun, didirikan untuk mengganti pura sebelumnya yang hancur akibat gempa, I Dangin dikatakan sebagi orang yang merancang pura itu, dan waktu itu sedang fokus pada penggarapan gerbang pura.

Patung yang sudah aus di jeroan Pura Desa Kalianget

Setelah saya menerima informasi dan membaca link yang dibagikan oleh Bli Nengah Januarta, sesegera mungkin saya menghubungi Bli Ame Yasa di Kalianget, mengkonfirmasi, seandainya pernah mendengan dua nama ini, atau kemungkinan kecilnya sempat diceritakan oleh tetua desa. Namun, konon tidak ada yang mengetahui tentang dua nama ini di Kalianget, saya berharap masih ada yang menyimpan memori dari dua tokoh Desa Kalianget, jika tidak dalam ingatan orang-orang mungkin di bangunan pura/tempat ibadah di Desa Kalianget.

Sekali lagi, Kalianget tidak hanya tentang roman Jayaprana dan Layonsari, atau garangnya tokoh Patih Ki Saung Galing dalam drama gong. Lebih dari pada itu, bahwa Kalianget pernah melahirkan seniman tangguh seperti I Segnol dan I Dangin.

Pohmanis, Denpasar

Tags: bali utaraceritalukisanSeni RupaW.O.J Nieuwenkamp
Dewa Purwita Sukahet

Dewa Purwita Sukahet

Perupa, suka ngukur jalan, dan CaLis tanpa Tung

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co || Satia Guna
Cerpen

Jalan Kehilangan || Cerpen Ozik Ole-olang

by Ozik Ole-olang
January 9, 2021
Esai

Siapa Yang Tahu?

Kita tidak pernah benar-benar mengetahui. Itu pasti. Maksudnya, ada saja yang terlewat dalam usaha mengetahui. Buktinya, kita bisa melihat yang ...

February 26, 2019
Esai

“Paukon”, Kalender Budaya, dan Imajinasi Kebangsaan

Suku Sunda, Jawa, Bali, dan Lombok bisa dikatakan menjadi suku-suku yang sangat vital posisi tawarnya bagi terbentuknya negara Indonesia. Hal ...

February 2, 2018
Valiant Budi
Esai

“Apa yang Kaucari di Ubud, Vabyo?” – Berbincang dengan Valiant Budi, Penulis “Forgotten Colors”

  VALIANT Budi mulai menulis novel pada tahun 2007 berjudul Joker, Ada Lelucon di Setiap Duka. Selanjutnya, ia terus berkarya; ...

February 2, 2018
Esai

Refleksi Tahun Baru: Jangan Sampai Hilang Arah dan Buta Arah

Dalam dunia bahasa yang standar dan normal, arah didefinisikan dengan jelas. Utara, Selatan, Timur, Barat, Timur Laut, Barat Laut, dan ...

December 29, 2019
Foto ilustrasi: Mursal Buyung
Esai

Belajar dari Anak-Anak

Umur yang kian bertambah seakan membuat hidup semakin kompleks. Terlebih lagi dengan berbagai tuntutan kehidupan, kebutuhan akan sandang, pangan dan ...

June 23, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Cokorda Gde Bayu Putra || Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha
Khas

Sosok Alm. Prof. Dr. Tjokorda Rai Sudharta M.A || Pembuka URW Media Tahun 2021

by Cokorda Gde Bayu Putra
January 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

RĀGA: MEMUJA KESADARAN UNIVERSAL SIWA DI KEMULAN

by Sugi Lanus
January 15, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (148) Dongeng (10) Esai (1346) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (307) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (95) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In