11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Memaknai Kata “Terserah” Dari Kacamata Kesehatan Jiwa

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJbydr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ
May 22, 2020
inEsai
Ketidakpastian Pandemi: Dukungan Psikososial Vs Teori Konspirasi

Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha

112
SHARES

Belakangan ini, kata yang cukup favorit terdengar dan dibaca di media massa adalah “terserah”. Banyak yang kemudian bereaksi terutama tenaga medis, “Indonesia terserahlah, mau ngapain juga”. Kalau dalam kehidupan sehari-hari, ini kata yang paling sulit dimengerti kalau pacar, istri atau pasangan kita yang mengatakan seperti itu.

“Ayo, di mana dong kita makan? Terserah”, “Kita mau ngapain hari ini? Terserah”. “Enaknya saya pakai baju apa? Terserah”.

Kata “terserah” ini sebetulnnya hal yang misteri sampai sekarang bagi kebanyakan laki-laki. Maksudnya apa? Kurang lebih, seperti itulah yang dirasakan ketika masa pandemi saat ini jika ada yang bereaksi dengan berkata “terserah”

Bisa jadi itu adalah reaksi rasa kesal, rasa marah, rasa jengkel, tidak ingin berdiskusi lagi tentang hal itu atau membicarakan lagi hal itu karena dirasakan sudah stuck. Tapi yang lebih sering terjadi, kata “terserah” itu bukan berarti menyerahkan pada diri kita dalam arti yang sesungguhnya.

Ketika kita ngajakin makan dan jawabannya adalah “terserah”, lalu kitalah yang menentukan sendiri, maka pada akhirnya orang yang mengatakan “terserah” itu akan lebih marah lagi. Jadi ini ambigu sekali, mengandung banyak arti. Tetapi okelah, itu salah satu cara mengekspresikan rasa kesal, sama halnya ketika seseorang sudah melakukan hal yang maksimal, hal yang bahkan diluar kemampuannya.

Tetapi ternyata orang lain tidak merasa menghargai hal itu. Kemudian orang, pasangan atau siapapun merasa tidak mengenali dan memahami bahwa yang bersangkutan melakukan sesuatu yang luar biasa. Dan ia atau mereka tetap berlaku seenaknya.

Hati-hati, ketika kita tidak berusaha memahami atau mengerti hal itu kata “terserah” ini pada akhirnya bisa jadi bermakna terserah beneran atau menyerah. Dan kita tentu tidak ingin melakukan hal tersebut.

Responsif

Dalam sisi kesehatan jiwa, reaksi apa pun yang diekspresikan dengan cara apa pun adalah sesuatu yang wajar, umum, dan normal dilakukan serta baik untuk kesehatan diri kita. Tetapi, berikutnya akan lebih baik ketika kita melakukan bukan reaksi tapi responsif. Sesuatu yang betul-betul kita rencanakan dengan tujuan tertentu.

Sekali waktu jengkel, marah itu adalah hal biasa. Bisa kita ungkapkan, tetapi kita lanjutkan dengan respon bukan lagi reaksi. Lalu apa nih hubungannya pada keadaan saat ini? Ketika di masa pandemi seperti sekarang ini tiba-tiba masyarakat mengalami euforia, terutama di saat hari raya seperti sekarang. Itu juga reaksi, yang tadinya di rumah lalu mendapat Tunjangan Hari raya (THR) kemudian keluar, merasakan euforia, itu namanya reaksi dan itu bukan merupakan sesuatu yang cukup baik.

Keleluasaan dan Pembatasan

Sama buruknya dengan misalnya kata “terserah” tadi. Mari kita belajar merespon, merencanakan, “apa nih yang kita bisa kita lakukan?” Orang mendengungkan the new normal. Saya tidak benar-benar setuju dengan kata-kata the new normal ini. “Normal yang baru”. Memangnya kemarin-kemarin kitatidak normal? Tidak, saya pikir kemarin kita bekerja di rumah, mengisolasi diri di rumah itu juga normal, normal dalam keadaan pandemi yang sesungguhnya. Dan sebelumnya, kita pergi liburan dan beraktivitas itu juga normal, normal di saat tidak ada pandemi. Dan sekarang, terutama di Bali adalah normal ketika pandemi menunjukkan tanda-tanda mereda.

Jadi sebenarnya bukan soal normal atau tidak normal. Tetapi memang keniscayaan, kita setiap hari bangun dan menghadapi sesuatu yang baru. The new me, the new situation. Dan kita harus terus beradaptasi untuk hal itu.

Di Bali, di mana pandemi sudah menunjukkan sedikit mereda, bisa diibaratkan seperti kita mendidik anak. Sesuatu yang diperlukan oleh anak selain kasih sayang tentunya adalah dua hal yakni keleluasan dan pembatasan.

Terlalu protektif dengan pembatasan memang aman, tapi hal itu mengakibatkan anak tumbuh menjadi dependen, kurang kreatif, kurang mandiri, atau malah menjadi pemberontak. Sebaliknya, terlalu permisif memberikan keleluasaan bisa membuat anak beresiko tinggi terlibat hal negatif, abai, keras kepala dan kurang solider.

Keseimbangan antara dua hal di atas akan membuat anak-anak kita terdidik menjadi wajar. Mempunyai kreativitas tetapi tetap aman. Mempunyai rasa nyaman tetapi selalu berevolusi atau selalu berubah, selalu bisa beradaptasi dengan hal yang baru.

Jadi kalau kemarin ketika sedang pandemi luar biasa, yang dibutuhkan memang pembatasan. Hal itu ibarat anak kita di lingkungan sekitar sedang banyak narkoba. Dia sudah tahu caranya memesan dan dia sudah sempat berniat membeli. Sebagai keluarga yang baik kita ambil atau rangkul, kita batasi, “sudahlah kamu diam di rumah nggak usah seperti itu dan sebagainya” Tidak lagi dengan cara-cara moderat, berdiskusi dan lain sebagainya.

Tetapi ketika sudah dibatasi. orangnya juga sudah paham kita ajak berdiskusi dan sebagainya, kita tidak bisa terus membatasi. Dia sudah cukup paham bagaimana menghadapi situasi di luar. Memang tidak sepenuhnya aman, masih ada orang yang memakai narkoba tetapi dia sudah cukup siap menghadapi itu.

Maka kita berikan keleluasaan. Ketika dia bisa membatasi dirinya dengan cara-cara yang baru walaupun tidak sepenuhnya godaan di luar itu aman. Saat dia bisa melewati itu semua dia akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih luar biasa.

Kira-kira seperti itulah keadaan kita saat ini. Pembatasan tetap ada, tapi sudah mulai leluasa. Di mana kita bisa berbelanja, beraktivitas dan nantinya juga bersekolah tapi tentu tidak dengan cara-cara yang dulu. Masih ada pembatasan-pembatasan yang membuat kita aman.

Kasih Sayang

Mari sekarang ini kita merencanakan hal itu. Tidak saja pemerintah tetapi juga kita di rumah, dalam bekerja nantinya memakai masker senantiasa yang dicuci setiap waktu kemudian pembatasan fisik dan menjaga jarak ketika kita berbelanja atau bekerja. Tetap rutin mencuci tangan, menghindari memegang mulut dan hidung.

Hal-hal itu akan terus menjadi kebiasaan diri kita, bahkan saya yakin ketika virus ini pun sudah tidak ada atau ketika sudah ada vaksinnya. Jadi marilah kita bercermin dalam hal itu. Kita ini anak-anak yang ingin dididik secara mantap jiwa. Kita harus tahu seninya, ada keleluasaan dan ada pembatasan.

Di luar itu semua, hal yang mendasar adalah kasih sayang. Kita mempunyai rasa kasih sayang supaya kita semua masyarakat tumbuh lebih dewasa dan tetap mantap jiwa sampai semua ini berakhir.[T]

Tags: covid 19Indonesia Terserahkesehatankesehatan jiwapandemi
Previous Post

Corona Menghimpit Dapur dan Kamar Tidur?

Next Post

Politik Terjemahan dan Kritik Joss Wibisono pada Ben Anderson

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

Psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, Founder Rumah Berdaya, Pegiat kesehatan jiwa di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Bali dan Komunitas Teman Baik

Next Post
Politik Terjemahan dan Kritik Joss Wibisono pada Ben Anderson

Politik Terjemahan dan Kritik Joss Wibisono pada Ben Anderson

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co