10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pariwisata Nusa Penida, Menunggu Bangkit dari Korona dan Sihir Konor

I Ketut SerawanbyI Ketut Serawan
April 15, 2020
inOpini
Pariwisata Nusa Penida, Menunggu Bangkit dari Korona dan Sihir Konor

Teletubbies Hill. Sumber foto: Image credit: @fransiscanatalie

365
SHARES

Ibarat menanam palawija, pariwisata Nusa Penida (NP) baru “mentik” (melejit), tetapi langsung diserang hama pandemi virus korona (covid-19). Gugurlah ekspektasi ekonomi yang diimajikan oleh masyarakat NP. Bukannya bergelimang uang (dollar), masyarakat NP justru bergelimang utang sekarang. Jangankan untuk mencicil pokok pinjaman, membayar bunga saja sudah tak sanggup—karena memang tak ada kunjungan. Untuk sementara, pariwisata NP seolah-olah terkena sihir “Salam Konor” dan menunggu momen bangkit. Entah sampai kapan?

Tak ada yang bisa memprediksi secara akurat. Semua orang hanya bisa berdoa dan melakukan anjuran pemerintah (tinggal di rumah) untuk memutus rantai penyebaran virus korona. Situasi yang tak menentu ini membuat masyarakat NP (terutama pelaku pariwisata) semakin cemas. Cemas yang luar biasa. Pasalnya, banyak masyarakat NP berada pada garis “merintis bisnis”. Mereka baru saja menyelesaikan pembangunan akomodasi pariwisata. Konon modalnya tidak sedikit. Dari ratusan juta hingga mencapai milliaran rupiah. Apa nggak pusing pala bebi?

Ya, begitulah bisnis pariwisata. Bisnis yang menurut para pakar tergolong bisnis yang rapuh. Saya juga kurang mengerti maksudnya. Apa mungkin karena mudah gonjang-ganjing? Diseruduk isu fluktuasi keamanan dan politik saja, pariwisata bisa nyungsep. Benar, nggak? Apalagi terkena isu grubug global (covid-19) seperti sekarang. Pariwisata NP langsung terjun bebas ke bawah. Dalam bahasa Konor, “Bangka, Eda!” (Mampus, Kau!) Artinya, pariwisata NP menemui titik nadir.

Meskipun rapuh, bisnis pariwisata tetap menggiurkan di Bali (daratan). Bahkan, sudah dijadikan basis hidup (nyawa ekonomi) oleh masyarakat Bali. Hampir semua sendi kehidupan di Bali sudah tunduk dengan syahwat pariwisata. Segala aspek kehidupan (termasuk hal yang sakral awalnya) dikemas dan diseting agar dapat dikomersialkan untuk dewa pariwisata.

Bagi Bali, pariwisata merupakan sektor yang paling menjanjikan. Pariwisata Bali tidak hanya menjadi tulang punggung PAD Bali, termasuk andalan bagi Indonesia. Menurut data BPS Provinsi Bali, Per tahun 2019, kunjungan wisatawan asing ke Bali mencapai 6.275.210 (lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2018 yakni 6.070.473).

Karena itu, Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen, M.Si, menyatakan bahwa Provinsi Bali mampu menyumbang 40 persen atau sekitar 8 Miliar USD devisa negara per total kunjungan wisatawan mancanegara hingga bulan Oktober 2018 4,1 Juta dari target kunjungan wisman 6,5 juta di Pulau Dewata (http://koranjuri.com).

Tak hanya di Bali daratan, kunjungan wisatawan ke NP juga sangat signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klungkung mencatat bahwa NP dikunjungi 133.848 wisatawan pada 2018. Artinya, NP sangat potensial dikembangan menjadi industri pariwisata.

Bercermin dari data kunjungan tersebut, tampaknya masyarakat NP juga sangat tergiur menjadi pelaku pariwisata. Sinyal untuk terjun total ke pariwisata begitu kuat. Belakangan, masyarakat NP sudah tak ragu lagi untuk menggantungkan hidup sepenuhnya pada pariwisata.

Karena itu, segala kemampuan daya ekonomi mereka kerahkan demi aktif mencicipi kue pariwisata NP. Dari menjual aset yang bernilai ekonomi tinggi, menggadaikan SK (PNS), menggadaikan tanah dan lain sebagainya. Pokoknya, mereka bertaruh total untuk berkompetisi merebut peluang di arena pariwisata.

Ketika pariwisata anjlok (terkena sihir Konor) seperti sekarang, wajar masyarakat NP kelimpungan. Lemas, letih, lesu dan tak bertenaga. Mereka hampir tidak memiliki cadangan ekonomi (lumbung ekonomi), karena semua sudah dipertaruhkan dalam bisnis pariwisata. Mungkin sekarang, aset bisnis akomodasi merupakan representasi atas totalitas kekayaan yang dimiliki warga.

Bisa dibayangkan jika aset akomodasi tersebut tidak dapat difungsikan dengan normal. Tidak ada pengunjung. Tak ada yang menggunakan jasa akomodasi pariwisata. Lalu, mereka mendapatkan pemasukan dari mana? Jangankan membayar utang, untuk bertahan makan dan hidup pun cukup berat. Sebab, biaya hidup di NP sangat tinggi. Keberadaan sembako di NP hampir sepenuhnya didatangkan dari Bali daratan. Ya, risikonya harga pasti tinggilah.

Sudah jatuh ditimpa tangga lagi. Beban utang yang tinggi ditambah pula dengan beban bertahan hidup yang tinggi. Maka, semakin tinggilah totalitas beban hidup masyarakat NP sekarang. Karena itu, wajar saja seorang teman saya (yang pelaku pariwisata di NP) mendadak tertarik menjadi peramal. Menurutnya, jika kondisi buruk ini berlangsung hingga beberapa bulan ke depan, dia meramalkan akan terjadi tekanan mental yang serius di kalangan masyarakat NP. Tentu saja, ramalannya ini disampaikan dengan sedikit lelucon–untuk menenangkan dirinya dari kepungan utang.

Bukan kalangan para pelaku bisnis saja, tekanan mental juga merembes ke tenaga kerja (karyawan) yang dirumahkan. Mereka harus kehilangan pekerjaan. Padahal, mereka menjadi sandaran untuk menafkahi keluarga. Selain itu, para sopir, guide, tukang, dan lain-lainnya juga kehilangan pemasukan. Pun masyarakat umum, yang menjadi bagian dari sistem lingkaran pariwisata. Mereka juga merasakan beban hidup yang berat akibat anjloknya pariwisata di NP.

Aktivitas perekonomian mulai tampak lesu di NP. Pengangguran dipastikan akan meningkat. Angka kemiskinan juga akan melonjak. Tak bisa dibayangkan jika kondisi ini berlangsung lama. Bisa jadi menganggu ketahanan mental masyarakat. Selanjutnya, berpengaruh terhadap stabilitas keamanan masyarakat di NP.

Namun, kita berharap bahwa situasi masyarakat akan tetap baik-baik saja. Saya yakin masyarakat NP selalu punya strategi untuk bertahan hidup. Karena, mereka sudah memiliki histori yang panjang untuk bertahan hidup. Kondisi geografis yang tandus, sering dilanda kemarau panjang, krisis air, dan situasi sulit lainnya sudah lumrah mereka lewati. Alam (kondisi geografi) sudah menempa mereka menjadi pribadi yang kuat dan tangguh.

Ketangguhansurvive tersebut akan diuji sekarang. Masa sulit corona menuntut kreativitas masyarakat NP untuk menghadapi dan melewati ujian masa sulit itu sekarang. Dibutuhkan kreativitas lebih ekstra, sebab pemulihan pasca korona kemungkinan cukup lama.

Kendati misalnya bulan ini atau bulan depan kita aman dari zona horor korona, tentu ekonomi global yang porak-poranda menunggu waktu untuk pulih seperti semula. Dana-dana cadangan calon wisatawan tentu sudah menipis selama menghadapi pandemi korona. Sebab, mereka tidak bisa bekerja normal. Mereka tidak mendapatkan pemasukan seperti biasanya. Artinya, kunjungan normal ke NP memerlukan waktu cukup panjang.

Kasus pandemi korona memang di luar prediksi. Tak seorang pun menyangka kasus ini membuat ambruk perekonomian masyarakat NP, termasuk dunia. Mungkin kasus ini tergolong dadakan, baru dan tentu saja belum siap untuk diantisipasi oleh masyarakat NP. Walaupun, konon Bali pernah mengalami Gerubug Bah Bedeg 100 tahun silam. Namun, mungkin tidak dapat dijadikan modal dalam menghadapi pandemi korona sekarang. Barangkali, situasi dan kondisinya tidak sama.

Belajar dari Pandemi Korona

Jika pandemi korona merupakan musibah, tentu ada hikmah positif yang dapat kita petik dari peristiwa ini. Pertama, mungkin hendak mempertegas kepada masyarakat NP bahwa bisnis pariwisata memang rapuh. Bisnis pariwisata tidak dapat diandalkan seratus persen sebagai fondasi ekonomi. Karena pariwisata sangat sensitif dengan isu global, regional, nasional maupun daerah. Eksistensi isu-isu itu siap menggoyang kapan sajan kurva pariwisata ke titik bawah.

Artinya, masyarakat NP diharapkan memiliki basis (kantong-kantong) ekonomi lainnya sebagai pertahanan hidup. “Sebab, pariwisata hanyalah bonus”, kata para pakar yang pernah saya dengar. Sebagai bonus, pariwisata memang cenderung memberikan pemasukan ekonomi yang lebih besar dan cepat. Karena itu, wajar sektor pariwisata sangat menggiurkan bagi masyarakat. Ia sering membuat orang menjadi “mabuk”. Mabuk untuk bertaruh total di bisnis pariwisata, tak peduli apa pun kata para ahli.

Kedua, pandemi korona menyadarkan kita agar tetap hidup hemat dan selalu ingat fase kurva kritis. Filosofi “Ingat Sepi Saat Ramai” yang sering dilontarkan beberapa pebisnis akomodasi lokal di NP, pantas dijadikan pedoman hidup. Filosofi ini seolah-olah hendak menyadarkan kita agar selalu siap menghadapi kondisi sepi. Sehingga, kita selalu dituntut berhemat dan berhitung dengan pemasukan (saat kunjungan ramai) untuk menghadapi situasi sepi, yang mungkin lebih panjang waktunya. Bahkan, fase sepi ini dipastikan menjadi bagian kurva pariwisata yang bersifat tahunan.

Ketiga, mengurangi ego bisnis. Tidak sedikit, kalangan pebisnis akomodasi pariwisata di NP konon berasal dari kalangan baperan. Mereka “jengah” dan ikut-ikutan meramaikan persaingan bisnis untuk mendapatkan prestise atau “cap kasta kaya” di lingkungan masyarakat. Demi memuaskan libido prestise itu, mereka melampiaskan ego kapitalisnya walaupun dengan cara berhutang terlalu tinggi. Artinya, ada kecenderungan mereka berspekulasi di luar batas tanpa perhitungan yang matang.

Keempat, pandemi korona lebih mendidik ketahanan mental masyarakat NP dalam menghadapi situasi sulit. Jika mampu melewati situasi krisis sekarang, mungkin menghadapi situasi sepi normal nantinya akan menjadi terbiasa. Bahkan, mungkin dianggap enteng.

Kelima, pelajaran bagi pemerintah untuk memikirkan kebijakan baru guna mempercepat bangkitnya pariwisata di NP. Masyarakat NP pasti menunggu jurus jitu Pemda Klungkung untuk segera menormalkan pariwisata di bumi Dukuh Jumpungan.

Mungkin Pemda Klungkung bisa belajar dari kebijakan pemerintah pusat terkait dampak korona terhadap pemulihan pariwisata di Bali yaitu (1) memberikan tambahan anggaran Rp 298,5 milyar untuk insentif airline dan travel agent dalam rangka mendatangkan wisatawan asing ke dalam negeri, (2) memberikan insentif kepada wisatawan dalam negeri sebesar Rp 443,39 milyar berupa diskon sebesar 30 persen potongan harga untuk 25 persen seat per pesawat yang menuju ke 10 destinasi wisata, (3) sepuluh destinasi pariwisata yang tersebar di 33 Kabupaten/ Kota (termasuk Bali) tidak dipungut pajak hotel dan restoran (sebesar 10%) selama 6 bulan (4) APBN menyediakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Pariwisata sebesar Rp 147 milyar yang akan dikonversi menjadi hibah ke daerah-daerah untuk memacu pariwisatanya (https://radarbali.jawapos.com).

Semoga Pemda Klungkung dapat mengkonversi model kebijakan tersebut dengan baik. Dari konversi ini diharapkan lahir kebijakan-kebijakan ampuh. Ampuh mempercepat pemulihan pariwisata di NP. Ampuh menepis efek korona dan terbebas dari sihir Konor. [T]

____

[] Baca Artikel Tentang Nusa Penida lain dari penulis Ketut Serawan

Tags: balicovid 19Nusa PenidaPariwisata
Previous Post

Konsumsi Media dan Kecemasan di Masa Pandemi

Next Post

Menikmati Hari Menanti Gerak

I Ketut Serawan

I Ketut Serawan

I Ketut Serawan, S.Pd. adalah guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP Cipta Dharma Denpasar. Lahir pada tanggal 15 April 1979 di Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Pendidikan SD dan SMP di Nusa Penida., sedangkan SMA di Semarapura (SMAN 1 Semarapura, tamat tahun 1998). Kemudian, melanjutkan kuliah ke STIKP Singaraja jurusan Prodi Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah (selesai tahun 2003). Saat ini tinggal di Batubulan, Gianyar

Next Post
Menikmati Hari Menanti Gerak

Menikmati Hari Menanti Gerak

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co