10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kisah Kangkung, Capung, dan Kampung

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
April 10, 2020
inEsai
Kisah Kangkung, Capung, dan Kampung

Ilustrasi tatkala.co / Nana Partha

112
SHARES

Sekira pada tahun 2016, bulan November, saya ditelpon untuk pulang kampung ke Ole, Tabanan. Biasalah, November itu peringatan hari pahlawan di Margarana, yang dirayakan dengan meriah. Ada pasar malam, ada jalan sehat, ada lomba-lomba, pentas seni, dan banyak acara menarik lainnya. Saya sebenarnya tidak begitu antusias, karena biasanya jalan pulang kampung jadi macet dan melelahkan. Sebab jalan raya satu satunya yang sempit itu dijejali motor dan mobil yang hendak ke Taman Pujaan Bangsa.

Namun kala itu, ajakan telponnya berbeda. Yang menelpon saat itu Ibu Mertua (tabik kulun Hyang Meme) yang mengajak saya ikut jalan sehat. Aneh juga, saya disuruh pulang hanya untuk mengikuti jalan sehat. Saya pulang juga. Menurut saja. Bersama anak-anak dan kakeknya, saya berangkat. Ibu Mertua tidak ikut, alasannya ada saja, padahal beliau yang menyuruh saya pulang hanya untuk ikut acara ini. Sementara suami saya, ikut tapi menyusul naik motor, biasalah dia selalu beralasan gak kuat jalan. Nanti kalau kami capek katanya akan dibonceng. Saya tahu itu alasannya saja.

Lalu acara mulai. Kami mendapat kupon undian yang akan dipertukarkan dengan hadiah-hadiah menarik nantinya. Wah, selama berjalan, kami melewati persawahan yang luas membentang dan sungai-sungai kecil di kiri kanannya. Saya ingat waktu itu Kayu baru berusia dua tahun, dan sedikit-sedikit digendong. Sementara Putik sudah asyik berjalan dengan sepupu-sepupunya. Bapak mertua sesekali membantu saya menggendong Kayu, atau mengawasi Putik. Pemandangan sawah dan ladang sangat indah, meskipun saya tertatih tatih melewatinya, sebab kurang pandai berjalan di pematang.

Singkat cerita, tibalah kami di garis finish yaitu di wantilan Taman Pujaan Bangsa. Saat yang ditunggu-tunggupun tiba. Yaitu penarikan hadiah untuk undian kupon. Hadiahnya sungguh mengejutkan. Setidaknya bagi saya. Ada sabit (puluhan), kapak (puluhan), pupuk, benih sayur mayur, alat rumah tangga, dan hadiah utamanya kalau tidak salah adalah anak babi.

Bagi saya hadiah-hadiah ini kurang relevan untuk saya, apalagi untuk Putik, tapi pasti relevan untuk mertua saya. Saya menunggu dengan tidak berharap. Hopeless karena melihat hadiahnya. Yang semangat justru Bapak. Setiap saya beranjak mau pulang, dia memberi isyarat, tunggu sebentar. Satu persatu kupon dibacakan, kupon saya tidak dipanggil-panggil juga. Sekian sabit sudah dibagikan, nomor kami tidak kena juga.

Anehnya, Bapak mertua saya tak gentar-gentar juga pulang. Dia rupanya berharap dapat sabit, atau kapak, atau apapun itu. Saya agak lapar. Lalu melipir beli lumpia ke pinggir. Di pinggir, suami saya nangkring di atas motor, siap menjemput. Saya mengajak Putik melipir.

Nah saat menyuap lumpia itu, tiba-tiba nomor Putik dipanggil. Sekian sekian sekian. Putik segera melupakan lumpia, dan maju ke depan. Dia sangat bangga bisa mendapat hadiah, setidaknya tidak rugi menunggu. Dan ketika dia ke depan, hadiahnya tak lain tak bukan adalah benih kangkung. Seumur hidupnya, itulah pertama kali Putik memegang benih kangkung. Oladalah, Putik memperlihatkan benih itu ke saya, dan saya bengong. Kakeknya yang gembira. Hore, katanya, Pekak gak dapat sabit, tapi dapat benih kangkung. Bisa ditanam. Putik juga bahagia bisa bikin kakeknya bahagia.

Demikianlah. Hari demi hari berlalu dan saya tidak melupakan detail kejadian itu. Sebungkus benih kangkung sebagai hadiah doorprize buat Putik. Tentu nasib benih itu sangat baik di tangan Bapak mertua, karena saya dengar benihnya disemai, bibitnya ditanam, dirawat dan dipelihara, dipanen. Sepertinya panen sudah berkali kali. Saya bahkan tidak sempat membantu apapun dengan hal itu. Sesekali pulang, kalau sempat, Bapak saya mencarikan kangkung untuk saya bawa pulang. Saya tidak bertanya lagi apakah itu hasil panen benih kangkung Putik atau benih lain. Yang jelas, saya bersyukur benih itu berguna bagi Bapak. Setidaknya itu menjadi memori bawah sadar saya untuk mulai kenal dengan benih kangkung.

Tahun 2017 saya membuat rancangan sebuah teater untuk 11 Ibu. Program itu bernama 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah berjalan di sepanjang tahun 2018. Namun di tahun itu juga saya kehilangan Ibu Mertua, dengan sangat mendadak. Ibu jatuh dan koma tiga hari, lalu pergi. Saya merasa limbung dan suwung. Mangmung. Tahun 2018 dan 2019 adalah masa-masa yang berlalu dengan berat. Kenangan dengan beliau sungguh terasa.

Lalu masuk tahun 2020, awal tahun dunia digemparkan dengan virus Corona, yang berawal di Wuhan, China. Saya membayangkan saja sudah ngeri jika virus itu tiba di Indonesia. Awal Maret, tepatnya 2 Maret, ketakutan itu nyata. Virus itu masuk ke Indonesia. Dua orang dinyatakan positif. Jokowi mengumumkan langsung saat itu. Hari-hari berikutnya terasa mulai mencekam. Meskipun di Bali masih belum gawat. Belum sampai Bali waktu itu. Tapi kecemasan sudah terasa.

Saya sudah bersiap dengan ide menanam di rumah. Saya merasa dunia akan berubah seketika. Ada sebuah isu akan karantina wilayah, lockdown, atau pembatasan keluar rumah, saya saat itu hanya memikirkan satu hal, saya harus mulai menanam. Saya tekun membaca berita pangan, bergabung dengan komunitas pangan lokal, di Singaraja bernama Komunitas Lumbung Pangan Keluarga. Saya melihat postingan teman-teman, belajar di youtube, mulai sadar akan pentingnya menanam untuk kebutuhan sendiri.

Saya pertama kali memesan bibit bawang putih lokal, dari Koperasi Pangan Bali Utara. Bibit ini hadir ketika Mahima mengadakan acara Mahima March March March. Saya membeli dari kawan, Bu Dina yang langsung dibawakan pada tanggal 13 Maret 2020.  Entah karena terlalu ramai saat itu atau ada yang menggoreng bawangnya dan langsung membuang bungkusnya, yang jelas, bibit itu lenyap sampai bungkusnya. Saya sampai mengorek ngorek sampah, dan tidak ada.

Padahal saya berjanji pada diri sendiri akan menanam segera. Segera saya hubungi Bu Dina untuk membeli lagi bibit yang kedua kalinya, dan langsung malam itu juga saya dibawakan oleh sahabat Kardian Narayana. Dua paket bibit saya bayar tunai. Meskipun bibit pertama telah lenyap entah kemana. Saya ingat bibit kedua saya letakkan di samping meja kerja saya, di samping printer, sehingga tidak ada yang iseng menggorengnya atau memakainya sebagai bumbu. Bibit bawang di sebelah meja kerja di printer. Saya terus mengawasinya.

Tanggal 16 Maret adalah hari pertama diumumkannya sekolah dan kampus libur. Semua belajar dari rumah, bekerja dari rumah, beribadah dari rumah. Tanggal 17 Maret 2020, saya menanam bibit bawang putih itu. Hati-hati dan penuh rasa cinta kasih dan welas asih, saya berdoa dengan teguh dan tulus, supaya bibit tumbuh sempurna dan tak kurang suatu apa. Panjang umur serta mulia. Lalu seminggu kemudian, akarnya tiba. Saya sungguh gembira. Lalu setelah akar, tunasnya tumbuh, lalu tunas menjadi daun, saya dan Kayu menghitung dengan gembira setiap senti pertumbuhannya.

Sambil menunggu bibit bawang tumbuh, diam-diam saya memesan juga benih sayur mayur secara online. Tergiur promosi. Bayangkan sekarang beli benih bisa cash on delivery, benih sampai di rumah dengan aman. Tak tanggung-tanggung saya membeli satu paket sayur berisi 17 benih plus pupuk NPK dan bonus e-book pdf cara menanam. Luar biasa. Saya belum tahu caranya namun sudah berani memesan benih. Akhirnya saya diejek suami, “Buat apa beli benih, kalau belum tahu cara menanam.”

Saya diam saja. Lihat nanti. Kata saya dalam hati. Cukup lama saya menahan diri untuk tidak membuka paket itu. Saya belum siap. Untuk menuju siap, saya banyak sekali membuka youtube cara menanam dengan berbagai sistem, hingga akhirnya tanggal 27 Maret 2020, saya buka paket benih itu. Dari 17 benih yang ada saya memilih dua benih saja untuk ditanam pertama. Yaitu benih kangkung dan bayam merah. Saya mempunyai alasan mengapa kangkung. Seperti cerita di awal, kangkung sudah memiliki benih histori di memori saya. Sedangkan bayam merah, saya murni ingin mencoba. Lima belas benih yang lainnya saya simpan.

Singkat cerita, di umur kangkung yang sepuluh hari sejak saya tanam benihnya, kangkung tumbuh dengan bahagia, subur, hingga ada seekor capung biru hinggap disana.   Capung ini begitu menawan, elegan dan rupawan. Kangkung saya juga cantik jelita dan anggun. Pukul setengah tujuh pagi ketika itu, saya dokumentasikan romantisme mereka berdua. Saya terharu, bukan karena saya menyaksikan mereka semata, namun karena sebuah filosofi bahwa keindahan akan mengundang keindahan lainnya. Bayangan saya mereka adalah sepasang keindahan yang bergerak bersama. Kangkung mengangguk-angguk dan capung mengayun-ayun. Angin mendukung dengan bertiup lembut.

Bibit bayam merah juga tumbuh sangat subur, hingga polybag penuh. Bawang putih sudah menunjukkan daunnya yang menjulang, hijau segar, benih cabai yang saya tebar sekenanya juga tumbuh, bahkan benih tomat, lalu bibit kencur, dan serai yang saya tanam hampir berbarengan, semua menunjukkan pertumbuhan yang diam-diam menghanyutkan. Saya diam-diam menaruh respek pada alam, dalam sunyinya ia tumbuhkan segala rupa benih yang kita tanam, tanpa gaduh, tanpa keluh, tanpa riuh. Saya respek juga pada mertua saya, petani sejati, penanam dan penumbuh, dari mereka saya belajar meskipun tidak langsung, bahwa menanam adalah persembahan kepada alam.

Jika hari ini kamu belum menanam, tidak apa. Menanam bukan soal waktu, namun kesanggupan dan kesiapan juga kesabaran. Semua akan menanam pada akhirnya. Tinggal memilih mau menanam apa.

Tags: capungceritaperkebunan
Previous Post

Protokol Minum Arak: Duduk Melingkar, Jaga Jarak, Gelas Sendiri-sendiri

Next Post

Wei Ji, Bahaya & Peluang – [Catatan Kecil Pengusaha Muda]

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Wei Ji, Bahaya & Peluang – [Catatan Kecil Pengusaha Muda]

Wei Ji, Bahaya & Peluang - [Catatan Kecil Pengusaha Muda]

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co