Banyak beredar di medsos terutama facebook, baik komentar maupun statment miring tentang seaman, ABK, atau pekerja kapal pesiar. Komentar terkini yang menyesakkan hati, para pelaut dicap sebagai pembawa penyakit virus corona di Bali.
Sah-sah saja sebagai warga negara untuk mengemukakkan pendapat. Tapi ada jenisnya. Jika positif, tentu itu baik. Termasuk kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan oleh pihak berwenang hingga bisa menentukan keputusan-keputusan yang kelak berpihak kepada masyarakat. Namun jika pendapat, saran dan kritik itu bersifat tidak membangun (negatif), ini yang akan jadi masalah baru.
Sama halnya dengan masalah para pelaut yang saat ini ada yang sudah pulang ke Bali, ada juga yang masih berada di kapal menunggu kepastian kapan tiket kepulangan itu datang.
Sebenarnya para pelaut sangat mengerti akan kecemasan dan kekhawatiran warga Bali tentang kepulangan mereka dari luar negeri. Tapi tidak perlu sampai sebegitunya dengan memberikan komentar-komentar pahit seakan-akan seperti pembawa bencana. Sedangkan para pelaut sudah melakukan langkah-langkah real untuk mencegah terjangkit virus corona. Termasuk nanti ketika di Bali akan ikut tetap mengikuti arahan dari pemerintah.
Terkadang ingin menanyakan kepada orang-orang yang berkomentar miring tentang para pelaut. Apa yang anda ketahui tentang kehidupan para pekerja di kapal pesiar? Meskipun di rumah, sudahkah merasa aman dari serangan virus corona?
Pemerintah Indonesia khususnya di Bali sudah menghimbau masyarakat agar tetap tinggal dirumah yang kemarin dua hari kini menjadi 4 hari. Para siswa dan mahasiswa belajar dari rumah. Cuci tangan dan sanitasi tiap saat digalakkan. Begitu juga the social distancing. Semua dilakukan untuk memutus rantai hidup virus corona tersebut. Sama halnya di kapal pesiar. Setiap hari check temperatur dilakukan. Untuk memastikan temperatur para pegawai semuanya normal setiap harinya.
Tidak ada perubahan yang signifikan. Cuci tangan dengan handsoap. Sanitizer juga banyak disediakan di kapal. Jadi para crew bisa setiap saat mensanitasi tangannya. Makanan diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan gizi para crew member. Daging, sayur, buah semua tersedia dengan baik. Hal ini dilakukan setiap hari jauh sebelum adanya virus corona.
Dari banyaknya pelaut yang sudah pulang ke Bali, mereka tetap melakukan karantina sesuai arahan pemerintah. Meskipun dinyatakan sehat ketika pemeriksaan, mereka pastinya mengkarantina diri di rumah masing-masing serta berkonsultasi dengan pihak desa dan kesehatan terdekat di daerahnya. Sampai benar-benar dinyatakan sehat.
Hal serupa juga akan dilakukan bagi para pelaut yang masih di kapal ketika nanti sampai di Bali. Karena semua tahu ini demi kebaikan kita bersama. Para pelaut sama halnya dengan masyarakat lainnya. Semua adalah korban dari keganasan virus corona yang sudah mengglobal. Dan saat ini yang dibutuhkan selain apa yang sudah diperintahkan oleh pemerintah untuk memperisai diri dari serangan virus berbahaya ini adalah saling mensupport satu sama lain. Kibarkan semangat puputan untuk berperang melawan virus corona. Bukan malah mencari siapa yang patut disalahkan dan dikambing hitamkan.
Menghujat, mengomentari dengan komentar-komentar negatif akan memperkeruh suasana baik bagi para pelaut maupun masyarakat Bali itu sendiri. Penting untuk “bergandeng tangan” bersatu melawan virus corona dan berdoa bersama-sama agar virus ini cepat berlalu. Sehingga dunia bisa kembali seperti semula, ekonomi pulih, kitapun bisa bekerja dan mencari rejeki untuk keluarga. Sekali lagi, stop hujat-menghujat, salah-menyalahkan, ikuti arahan pemerintah dalam menangani kasus virus corona ini demi kebaikan kita bersama.
Salam dari samudra [T]
___
BACA tulisan lain tentang kapal peseiar dari I Komang Alit Juliartha