12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mural Nestapa Pulau Subak

Doni Sugiarto WijayabyDoni Sugiarto Wijaya
March 13, 2020
inEsai
Mural Nestapa Pulau Subak

Mural yang dibuat oleh Komunitas Djamur.

19
SHARES

Di malam hari yang cerah setelah memasuki areal Bentara Budaya Bali, derap langkah bergetar melintasi keramaian pengunjung di ruang galeri pada pameran seni tanggal 26 Oktober 2019 berjudul Bali Megarupa dengan Slogan Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Melihat satu per satu karya seni dengan berbagai motif dan corak yang dipajang, sambil mendengar celotehan suara-suara  orang di sekeliling, mata saya tertuju pada satu karya seni yang menarik untuk diamati. Di bawahnya tercantum keterangan bahwa ini adalah mural yang  dibuat oleh Komunitas Djamur.

Menggambarkan persawahan yang diliputi pohon kelapa yang daunnya bergoyang ditiup angin menaungi tanah di bawahnya. Buah buah kelapa tumbuh sehat. Pura dilukiskan berwarna-warni memancarkan kesakralan. Sawah menguning memberikan seruan beras siap didapat.

Air yang berwarna biru memperlihatkan kejernihan danau dan sungai dimana mahluk hidup bahagia. Udara di situ digambarkan masih sejuk. Bagian ini  yang berada di bagian atas jam pasir melambangkan lingkungan yang asri. Kemudian, warna warni tadi menyusut sedikit demi sedikit ke bagian bawah jam pasir.

Di situ, adalah gambaran yang suram dengan warna hitam kelabu, dan coklat. Beton beton berdiri menggantikan rerumputan dan pohon. Air tercemar limbah dari pariwisata. Udara tercemar pembangkit listrik.

Warna latar dusty pink pada mural melambangkan sentimentalitas dan romantis . Di sini seniman merindukan kondisi tanah dan air Bali yang dulunya hijau dan jernih. Mural ini adalah peringatan untuk seluruh Bali supaya mengkaji kembali pembangunan.

Karya seni sangkala pertiwi yang dipajang di ruang bentara budaya bali menggambarkan alam bali berupa sawah yang bukan hanya penghasil beras tapi juga bahan untuk upacara adat seperti buah kelapa, daun kelapa dan pisang. Pohon kelapa yang tumbuh di sawah menghasilkan nira untuk pemanis dan kayu untuk bahan bangunan dan kerajinan.

Daun pisang berperan sebagai pembungkus makanan.  Ikan , bebek dan siput yang ada di situ menghasikan protein bagi penduduk. Bali mulai menghadapi degradasi lingkungan parah tak lama setelah tragedi 1965.

Pariwisata masal diperkenalkan oleh rezim orde baru mulai tahun 1970. Di tahun yang sama , revolusi hijau digalakkan dengan pemakaian pupuk dan pestisida berbahan bakar fosil yang dalam jangka panjang menyebabkan degradasi lingkungan.

Sawah di Bali sebelum tahun 1970 kaya dengan keragaman burung, cacing tanah , dan serangga. Sekarang, lebih miskin. Air tidak sepenuhnya aman untuk digunakan oleh hewan apalagi manusia karena bahan kimia. Lamban laun lahan sawah terdegradasi.

Akhirnya petani memilih menjual lahan tersebut yang dijadikan komoditas bagi korporasi pengembang.  Sejak itu satu per satu sawah beralih fungsi jadi akomodasi pariwisata seperti hotel, dan vila.

Saat persawahan hancur, Bali kehilangan rohnya. Kesenian Bali terinspirasi dari sawah. Makanan khas Bali bersumber dari situ. Yang mengkhawatirkan dari kehancuran sawah ini adalah Bali tidak mampu memenuhi keamanan pangan warganya. Pisang, buah kelapa, beras, dan bunga bunga yang dipakai untuk canang seringkali didatangkan dari luar pulau karena tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan melaksanakan ibadah Hindu.

Seharusnya pemerintah Bali memperhatikan hal ini dan berusaha untuk menjamin ketercukupan bahan bahan yang vital bagi upacara adat dan agama. Slogan ajeg Bali dan tri hita kara yang terus digembar gemborkan menjadi slogan kosong belaka saat masyarakat Bali tidak mampu mencukupi kebutuhan yang paling vital untuk makanan pokok dan bahan upacara yang menjadi budaya itu sendiri. 

Mempertahankan Sawah Bali

Upaya pertama yang harus dilakukan untuk jangka pendek dengan sarana hukum yang ada adalah ketegasan tanpa tebang pilih untuk menindak pelaku pelanggaran hukum tata ruang dan penyalahgunaan lahan di lokasi yang ditetapkan sebagai sawah. Pemilik maupun penyewa lahan dilarang mengubah sawah menjadi bangunan di kawasan tersebut.

Izin mendirikan bangunan untuk wilayah persawahan diperketat menurut hukum yang berlaku saat ini. Pratik suap dan mafia tanah harus dibasmi. Masyarakat memantau dan melaporkan bila terjadi pratek melangkahi izin dengan uang pelicin. Penegak hukum , polisi , jaksa dan hakim harus berintegritas tinggi.

Spekualasi tanah dilarang dengan membuat aturan bahwa lahan yang diterlantar lebih dari 5 tahun kehilangan hak milik. Untuk lahan-lahan yang terlantar, pemerintah perlu memberikan bimbingan pada pemilik lahan untuk menggunakaannya sebagai produksi pangan berkelanjutan.

 Dari segi ekonomi, pemerintah dapat memberikan akses pasar kepada petani lokal Bali agar produksinya terserap supaya petani hidup layak sehingga mampu mempertahankan sawah. Petani harus dibina untuk membentuk badan usaha kooperatif yang menjunjung tinggi kerja sama dan menghindari persaingan antar sesama petani sehingga meningkatkan daya tawar di pasar.

Dengan bersatu membentuk ini, petani memiliki modal lebih banyak untuk menggunakan kendaraan mendistribusikan hasil panennya ke pasar.

Himpunan petani dapat mendirikan jalur trekking seperti yang ada di Denpasar utara bernama ekowisata Sembung Peguyangan. Lahan parkir disediakan. Wisatawan yang berkunjung dapat menikmati ekosistem persawahan. Di kawasan itu pula mereka melihat proses pengolahan dan menikmati produk jadi. Karena sawahnya luas, himpunan ini berpotensi mendirikan penginapan bagi yang ingin bermalam.

Dari produksi untuk mengolah bahan mentah dan penggunaan akomodasi oleh wisatawan semua ini membutuhkan energi.

Oleh karena itu pemerintah meminjamkan masyarakat peralatan untuk mengolah jerami padi jadi briket bahan bakar serta panel surya untuk listrik. Ini dapat menghemat energi jangka panjang. Pendapatan dari pariwisata ini akan dinikmati sepenuhnya oleh himpunan petani. Upaya-upaya ini akan menahan laju peralihan sawah dan memulihkan lingkungan hidup. [T]

Tags: baliPulau DewataSeni Rupasubak
Previous Post

Kolaborasi DNetwork dan Lokajaya Group: Mengajak Tunanetra Dalami “Public Speaking”

Next Post

Bahasa Menunjukkan Bangsa – Peran Pemuda dan Pergulatan Identitas Nasional di Tengah Arus Global

Doni Sugiarto Wijaya

Doni Sugiarto Wijaya

Lulus Kuliah tahun 2017 dari Universitas Pendidikan Nasional jurusan ekonomi manajemen dengan IPK 3,54. Mendapat penghargaan Paramitha Satya Nugraha sebagai mahasiswa yang menulis skripsi dengan bahasa Inggris. Sejak tahun 2019 pertengahan bulan Oktober, Doni mulai belajar menulis di blog secara otodidak. Doni menulis untuk bersuara kepada publik mengenai isu isu lingkungan hidup, sosial dan satwa liar.

Next Post
Bahasa Menunjukkan Bangsa – Peran Pemuda dan Pergulatan Identitas Nasional di Tengah Arus Global

Bahasa Menunjukkan Bangsa - Peran Pemuda dan Pergulatan Identitas Nasional di Tengah Arus Global

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co