Hari Minggu, tanggal 1 Maret 2020 bertepatan dengan Hari Manis Kuningan, saya tumben mengikuti acara pertanggungjawaban pengurus Lembaga Perkreditan Desa (LPD) kepada krama adat di kampung. Senang sekaligus bangga karena tempat kelahiran sudah memiliki LPD.
Sebagai info bahwa diantara 1.493 desa adat yang ada di Bali, belum semua memiliki lembaga LPD. Data dari LPLPD sampai dengan akhir tahun 2019, jumlah LPD yang ada di Bali sebanyak 1.443, sisanya lagi 50 desa adat masih berjuang untuk mendirikan LPD. Artinya, dalam konteks itu tanah kelahiran saya sudah bisa dikatakan maju apalagi LPD saat ini sudah berusia 18 tahun. Usia yang sudah dikatakan sedang senang-senangnya bersolek jika diibaratkan seorang gadis desa.
LPD Desa Adat Selatnyuhan, Desa Pengiangan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, adalah nama sekaligus alamat lengkap LPD sekaligus pula alamat yang tertera di KTP saya. Sebuah desa yang beranggotakan 209 KK dan berbatasan dengan kabupaten Gianyar sehingga kami selaku warganya merasa lebih dekat ke kota Gianyar.
Tapi kami tetap bangga dengan Bangli, sebuah kabupaten yang dikatakan sejuk dan nyaman, seperti jargon yang dimiliki Bangli, yakni Bersih, Aman, Nyaman, Gairah, Lestari, Indah. Selain jargon tersebut, Bangli juga memiliki tag line yang tertulis di setiap sekolah maupun kantor pemerintahan yakni “Bagimu Bangli kuberjanji untuk mengabdi”.
Mungkin karena tulisan tersebut, sampai saat ini saya belum ikhlas pindah domisili menjadi warga Buleleng mesti sudah tinggal sejak tahun 2011. Alamat KTP sampai sekarang masih Bangli, jika hal ini diketahui dinas Dukcapil tentu teguran keras akan dilayangkan kepada saya.
Sekitar jam 09.00 wita, saya datang ke tempat paruman (ruang pertemuan) yang berupa wantilan pura desa. Tampak pengurus LPD sudah bersiap sedangkan warga lainnya sudah mulai berdatangan. Pengurus kemudian melakukan persembahyangan di dalam pura. Acara paruman tidak akan dimulai sebelum Jero Mangku memercikkan tirta kepada semua warga yang hadir di paruman. Tentu ini adalah suasana yang sakral.
Warga dengan sabar menunggu nunas tirta sebagai perwujudan wangsuh pada Ida Bhatara. Sekitar pukul 10.00 wita, acara paruman pun dimulai dengan prolog oleh penyarikan adat. Adapun agenda parumanadalah penyampaian laporan dari pemucukLPD, laporan dari Panureksa LPD, berikutnya acara darmatula (diskusi), setelah itu diisi acara hiburan berupa pengundian no rekening tabungan bagi 15 nasabah. Terakhir acara penutupan.
Saatnya pamucuk(kepala) LPD menyampaikan laporan kegiatan selama tahun buku 2019. Penyampaian laporan dimulai dengan menyebutkan sumber pendapatan dan biaya operasional yang dihabiskan hingga pada akhirnya keluar angka laba yakni sebesar Rp 557.123.754. Angka ini meningkat dari perolehan laba tahun buku 2018. Ini bukti bahwa LPD memiliki kinerja yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Pamucukjuga dengan gamblang menyampaikan rencana pembagian laba tersebut dimana alokasi laba harus mengacu kepada Perda no.3 tahun 2017 tentang LPD. Amanat perda mewajibkan kepada LPD agar 20 persen laba dialokasikan untuk pembangunan desa adat. Sehingga tahun 2020 ini, desa adat menerima dana sebanyak Rp 111.424.751 disamping menerima dana sosial (5 persen) sebesar Rp 27.856.188.
Total uang yang diserahkan LPD kepada warga adat sebanyak Rp 139.280.939. Angka ini sangat besar maknanya bagi krama adat. Dana ini akan digunakan untuk membantu biaya penyelesaian pembangunan pura maupun upacara ngenteg linggih yang akan dilaksanakan akhir tahun 2020.
Laporan yang disampaikan oleh pamucuk diterima baik oleh panureksamaupun oleh semua krama adat. Penyampaian laporan dilaksanakan dengan penuh rasa kekeluargaan. Ini Menandakan bahwa LPD dan krama adat adalah satu kesatuan yang sudah sepatutnya bersinergi dan berkolaborasi untuk mewujudkan LPD yang semakin baik.
Terima Kasih
Saat acara diskusi, saya diminta memberikan komentar, saran maupun masukan untuk kemajuan LPD. Saya yang tumben hadir saat paruman merasa tidak enak hati tapi karena sudah ditunjuk tentu tidak enak kalau menolak. Pada kesempatan yang baik itu, saya mengawali dengan menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam dan tulus kepada LPD. Tanpa bantuan LPD, mungkin saya tidak bisa membuat tulisan ini sekarang.
Saat kuliah jenjang diploma 3, Bapak saya pinjam uang di LPD untuk modal kuliah. Begitupula saat lanjut S1 dan S2, Bapak masih menjadikan LPD sebagai sahabatnya di kala kesusahan. LPD penyelamat hidup saya. Sampai sekarang pun LPD masih menjadi mitra strategis keluarga dalam mengejar cita dan cinta.
Di hadapan parumanyang terhormat beberapa kali mulut saya berucap kata terima kasih, matur suksme majeng ring pengurus LPD. Sehingga saya berjanji akan berusaha berkontribusi demi kemajuan LPD.
Ada beberapa hal yang saya sampaikan terkait keberadaan LPD. Diantaranya, mengajak warga untuk menumbuhkan rasa memiliki LPD, karena sejatinya LPD adalah milik krama. Caranya, mengajak warga untuk menabung dan meminjam dana di LPD. Salah satu keuntungan mendepositokan uang di LPD adalah tidak adanya pajak dan bunganya lebih tinggi dari bank konvensional.
Sangat lucu manakala Ibu saya menjual bubur ayam, tapi saya selaku anaknya membeli bubur ayam ke tempat lain. Demikian analogi yang saya sampaikan untuk meyakinkan warga agar benar-benar merasa memiliki LPD. Jika warga menggunakan jasa LPD maka potensi laba akan meningkat sehingga dana yang akan diterima oleh warga di tahun berikutnya akan semakin banyak. Itu artinya LPD dari kita, oleh kita dan untuk kita warga desa.
Selain itu, saya juga mengingatkan kepada pengurus agar menerapkan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola LPD dan terakhir saya mengingatkan bahwa musuh LPD adalah kredit macet. Kredit macet adalah sebuah risiko keuangan tapi hal tersebut bisa diantisipasi dengan menerapkan konsep 5 C (Character, capacity, capital, collateral dan condition oc economy) dan niat tulus pengabdian untuk desa.
Di akhir kata saya juga menyampaikan akan berusaha berkontribusi untuk mendukung, berpartisipasi untuk kemajuan LPD. Sekali lagi terima kasih LPD. Kau hadir menyapa disaat yang tepat. Tanpamu saya adalah butiran debu, denganmu, langkah ini kian mantap menggapai cita dan cinta. [T]