- Judul Pameran: Pameran Tunggal Putu Wirantawan “Gugusan Energi Alam Batin Wirantawan”
- Seniman: I Putu Wirantawan
- Penulis I Made Bakti Wiyasa
- Pembukaan Pameran: Jumat, 28 Februari 2020 pukul 19.00 wita
- Pameran Berlangsung: 28 Februari – 27 Maret 2020
- Tempat Pameran: Danes Art Veranda, Jl. Hayam Wuruk No. 159, Denpasar
_____
“Pada tahun 2003 ketika saya merasa jenuh dengan bentuk-bentuk piguratif pada lukisan- lukisan cat minyak, cat akrilik. Saya secara intensif banyak membuat sketsa-sketsa yang menggunakan pensil diatas kertas. Dari sketsa gambar saya merasa bisa leluasa melahirkan bentuk demi bentuk dengan pensil. Bentuk-bentuk yang lahir secara improvisatoris itu selalu merangsang untuk dikembangkan,” Putu Wirantawan menjelaskan.
Putu Wirantawan adalah perupa kelahiran Sangkar Agung, Negara Bali. Sejak kecil memiliki hasrat berkarya dan mengembangkan diri sebagai seniman professional, begitu ditulis oleh I Made Bakti Wiyasa. Dari buku pelajaran, papan tulis dan halaman rumah merupakan tempat untuknya menggoreskan garis ekspresi. Saat SMP ia mulai mempelajari nyudut orten seni hias pada kain dengan teknik sketsa pewayangan dan ragam hias dengan finishing disulam atau nyudut dengan kain wol warna-warni. Kesenian ini berkembang di Sangkar Agung, Negara, Jembrana, termasuk yang dikaryakan sang kakek I Nyoman Tabeh. Produk seni hias sulam kain ini berupa; orten, lamak, ulon, tire. Semua seni hias ini dipergunakan untuk hiasan pada bale suci, dan tempat suci lainnya terutama saat odalan.
Selain itu, Putu juga pernah mempelajari seni ukir dari bapaknya I Wayan Wekel seorang seniman ukir dan seorang undagi yang kemudian menjadi seorangpinandita. Ia pun mulai melukis membuat mural berukuran besar di kamar pribadinya berupa tokoh komik inpirasi RA. Kosasih, karya lukisan sebagai penanda hari lahir seorang anak di sebuah keluarga, dan memenangi lomba lukis cat air di Pesta Kesenian Bali. Laju kesenian pun terus ditempuh secara mandiri, dimana ia berpindah ke Batubulan, Sukawati, Gianyar dan mampu membiayai sekolah sendiri di SMSR N (Sekolah Menengah Seni Rupa) yang nantinya menginspirasinya untuk mencoba berkuliah ke Yogyakarta melalui guru- gurunya yang merupakan lulusan ASRI Yogyakarta.
Proses Putu Wirantawan untuk masuk Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tidaklah mudah. Dengan persaingan yang sangat ketat, perlu waktu tiga kali atau tiga tahun sampai ia bisa masuk ISI Yogyakarta. Selama kuliah ia aktif berpameran bersama komunitas dan juga kelompok Sanggar Dewata Indonesia (SDI), perkumpulan perupa Bali di Yogyakarta. Adapun mata kuliah yang mempengaruhi kekaryaannya dan dirinya, dimana ia diminta untuk menantang dirinya lebih jauh lagi dan akhirnya membuahkan hasil karya-karya drawing-nya dapat diapresiasi bahkan dikoleksi beberapa institusi seni internasional di Asia dan Eropa.
Hari ini Putu berkarya di studionya di Negara, Jembrana, Bali Barat. Karya drawingnya menggunakan pensil, bolpoin dan kertas yang terinspirasi dari hal-hal sekitar seperti cahaya matahari, air, api, kepulan asap, jatuhnya buah, menghasilkan imajinasi, fantasi dan bentuk-bentuk baru dalam berbagai ukuran. Karya drawing Putu bisa mencapai 2 meter. Sebelum mengerjakan yang berukuran besar, ada runutan sketsa-sketsa yang menjadi rancangannya. Karyanya yang berbentuk dua dimensi ini tidak saja dipajang di dinding tapi juga secara instalatif, memberikan kesempatan untuk para penikmat karya untuk melihat karya lebih dekat dan berinteraksi dengannya.
“Dengan teknik drawing dengan pensil, bolpoin, pada kertas yang bisa dikerjakan dengan pleksibel – dimanapun dan kapanpun, menggabungkan cara kerja spontan maupun bertahap dan tidak terpengaruh oleh bahan cepat kering atau masih basah – menumbuhkan semangat baru, saya merasa merdeka membentuk dan mengembangkan imajinasi. Saya beranggapan dengan teknik drawing ini merupakan salah satu terapi jiwa terhadap beban mental yang diakibatkan dari berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu arti yang bisa saya ungkapkan melalui karya drawing ini bahwa benda – benda atau hal-hal sederhana disekitar saya adalah guru dalam menciptakan keindahan seni,” lanjut Putu Wirantawan.
Dalam Pameran Tunggal “Gugusan Energi Alam Batin Wirantawan” di Danes Art Veranda dihadirkan karya-karya terbaru Putu dalam sekala besar. Detail dalam kekaryaannya “Gugusan Energi Alam Batin”, “Energi Cosmos” dan “Moment of Peace” dapat ditelusuri dan dilihat secara seksama selama sebulan kedepan. Disuguhkan juga sketsa-sketsa runutan yang menjadi hasil karya yang lebih besar. Dengan menghadirkan pameran drawing yang instalatif di Danes Art Veranda, Putu Wirantawan memberi kesempatan melihat karyanya yang unik ini lebih dekat lagi. [T] [*]