25 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Kilas
Dua tim sedang berdebat dalam Lomba Debat Mabasa Bali di Taman Budaya Denpasar

Dua tim sedang berdebat dalam Lomba Debat Mabasa Bali di Taman Budaya Denpasar

Debat Mabasa Bali: Keras, Tangkas, Kadang Lucu, Tapi Ini Bukan ILC

tatkala by tatkala
February 25, 2020
in Kilas
40
SHARES

Ada satu perlombaan (wimbakara) yang bisa dikata langka dan menarik dalam serangkaian perayaan Bulan Bahasa Bali 2020 di Taman Budaya Provinsi Bali di Denpasar,  Selasa 25 Februari 2020 siang. Yakni, Lomba Debat Mabasa Bali, atau lomba berdebat dengan menggunakan Bahasa Bali.

Lomba debat itu berlangsung di Kalangan Ayodya, diikuti oleh 8 peserta yang menjadi perwakilan masing-masing kabupaten dan kota di Bali, kecuali Kabupaten Klungkung yang tidak mengirimkan perwakilannya. Lomba yang langka itu tentu menjadi perhatian penonton yang ada di Taman Budaya. Penonton Seperti juga menonton drama pertunjukkan, banyak penonton tampak tegang, ada juga yang senyum-senyum, ada juga yang mengernyitkan dahi mungkin karena tak mengerti apa yang sedang diperdebatkan di atas panggung.

Kadang ada juga yang tertawa, tentu karena ada peserta yang bertingkah lucu, misalnya susah mengeluarkan kata-kata dalam bahasa Bali alus untuk mengungkapkan pikirannya. Istilah kata-kata seperti “di muncuk layahe” atau di ujung lidah, namun beberapa tampak kesulitan mengucapkannya.

“Kami terkendala dalam berdebat yang menggunakan bahasa Bali halus. Jujur, mabahasa Bali halus itu kami kurang lancar. Terkadang tahu bahasanya, tetapi susah menyampaikan. Contohnya, ketika kami mengatakan aksara Bali tenget dan lainnya,” kata Tata Pradnya siswa SMAN1 Gianyar sebagai perwalikan Kabupaten Gianyar.

Masing-masing tim terdiri dari tiga anggota yang masih berstatus pelajar SMP ataupun SMA. Setiap sesi lomba menampilkan dua tim yang terdiri dari Tim Tungkas (tim yang membantah atau tidak setuju) dan Tim Cumpu (tim yang setuju sesuai topik yang disodorkan). Kedua tim itu kemudian adu argument yang topiknya tekait dengan Bahasa dan Aksara Bali

Seperti juga debat-debat di TV, kedua tim juga bicara tegas, tangkas, bahkan terkesan keras. Tapi meski terdengar keras dan saling serang, debat ini tentu bukan acara debat dalam acara ILC (Indonesia Lawyer Club) yang disiarkan di salah satu TV swasta itu. Anak-anak itu masih terlalu polos dan masih ketat ikut aturan dan sopan-santun untuk tidak menggunakan kata-kata yang menjurus kasar atau jatuh pada kata makian. Mereka kan bukan politikus atau pengamat politik atau kritikus sosial yang ulung.

Seperti biasa, masing-masing tim itu saling mengajukan gagasan, melontarkan pertanyaan, sekaligus kritik tentang keberadaan bahasa dan akrasa Bali yang menjadi topik debat. Dengan menggunakan bahasa Bali halus, Tim Tungkas dan Tim Cumpu itu mengungkap keberadaan bahasa aksara Bali kini yang kurang diminati anak muda, lalu membeberkan akar permasalahannya serta memberikan solusi.

Penampilan mereka sangat kreatif, sehingga di panggung mereka tampak seperti sedang bermain drama.


Lomba ngewacen lontar

Selain lomba debat, pada Selasa (25/2) ini juga digelar Lomba Ngwacen Lontar yang berlangsung di Kalangan Angsoka yang diikuti oleh 9 peserta yang juga merupakan perwakilan dari kabupaten dan kota di Bali. Lomba ini juga menarik, karena masing-masing peserta membaca lontar secara berkesinambungan, bukan berulang-ulang.

Artinya, lontar dengan ceritera “Sigir Jelema Tuah Asibak” itu dibaca oleh peserta pertama, hingga terakhir.

Dalam waktu 10 menit, peserta yang membaca paling banyak dapat membaca, berpeluang sebagai pemenang. Selain itu, tentu menjadi pertimbangan dewan juri pula adalah intonasi, ketepatan bacaan, penampilan dan lainnya. Lontar ini juga disiapkan panitia, sehingga kepiawaian membaca lontar menjadi hal utama.

Kasi Inventarisasi dan Pemeliharaan Dokumentasi Budaya Dinas Kebudataan Provinsi Bali, Made Mahesa Yuma Putra, SS.,M.Si mengatakan, lomba ngwacen lontar dan lomba debat mabasa Bali ini serangkaian dengan kegiatan Bulan Bahasa Bali 2020. Kegiatan ini sebagai upaya melestarikan tradisi, sehingga melibatkan peserta dari tingkat SMP hingga kejenjang yang lebih tinggi. “Tujuannya agar bahasa dan aksara Bali itu tetap lestari dan ajeg,” katanya.

Melalui ngwacen lontar ini, jelas Mahesa, generasi muda akan lebih mudah belajar makekawin atau matembang, sehingga nilai-nilai yang ada dalam naskah lontar itu bisa diserap, baik itu nilai etika, moral dan budi pekerti yang ada dalam lontar itu. Sementara untuk lomba debat itu mengajak generasi muda untuk membahas apa yang menjadi kendala dan tantangan untuk pelestarian bahasa dan aksara Bali.

“Dengan tema dan topik yang diberikan oleh panitia, masing-masing peserta membahas lalu diperdebatkan,” imbuhnya.

Mahesa mengatakan, dari debat itu akan dapat meningkatkan penguasaan bahasa dan aksara Bali khususnya pada generasi muda, sebagai ajang generasi muda memberikan suatu solusi pemahaman dan melestarikan bahasa dan aksara Bali, serta adanya semangat generasi muda untuk tidak malu berbahasa Bali. [T] [*]

Tags: Bahasa BaliBulan Bahasa Balidebat
tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Foto Ilustrasi: Mursal Buyung
Esai

Masa Depan Itu Nisbi – Sebuah Renungan

"Matematika, Percaya Diri = Sukses!" Begitu kata sebuah iklan lembaga bimbingan belajar di sebuah perempatan jalan protokol yang kerap saya ...

February 2, 2018
Esai

Maradona dan Bekuan Darah yang Mematikan

“Diego di hati kami, Italia dalam lagu kami” “Maradona, Naples mencintaimu namun Italia adalah rumah kami” Demikianlah tulisan spanduk-spanduk pendukung ...

December 2, 2020
Michael Essien menjadi perwakilan Persib dalam peluncuran Liga 1, Senin (10/4/2017)./Foto: FIFA
Esai

Michael Essien? Ah, “Biase Gen” – Memahami Cara Pandang Orang Bali terhadap Pemain Top

Michael Essien begitu dikenal oleh publik Bandung, bahkan mungkin Indonesia. Pemain top atau marquee player status yang disandangnya setelah resmi ...

February 2, 2018
Salah satu karya dalam Pameran Lukisan Sesananing Luh di Taman BUdaya Denpasar
Ulasan

Dari Pameran Lukisan “Sesananing Luh” – Kenyamanan, Kepasrahan dan Kekuatan Perempuan

Ada 23 pelukis perempuan yang memamerkan karya-karyanya di Gedung Kriya, Taman Budaya Denpasar sejak, 20 November sampai 4 Desember 2019. ...

December 5, 2019
Pura Gaduh di Tenganan. / Foto dari intrenet
Esai

Catatan Harian Sugi Lanus: Pura Gaduh, Bukan Tempat Terjadi Kegaduhan

DI sebuah seminar di sebuah pura di Kelan, Tuban, Kabupaten Badung, ada seorang peserta seminar bercerita dengan polos dan percaya ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co [diolah dari sumber gambar di Google]
Esai

Skenario Besar di Balik Tambahan Lirik Lagu “Bintang Kecil” di Bali | Meli tipat sing ada dagang

by Gede Gita Wiastra
January 24, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1356) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In