20 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
I Gusti Bagus Sugriwa

I Gusti Bagus Sugriwa

Universitas Hindu, I Gusti Bagus Sugriwa dan Lontar

IGA Darma Putra by IGA Darma Putra
February 13, 2020
in Esai
544
SHARES

Dua puluh delapan naskah lontar tertera dalam daftar koleksi naskah lontar Perpustakaan Pasca Sarjana IHDN Denpasar [saat saya memeriksa lontar-lontar, masih bernama IHDN Denpasar]. Daftar koleksi itu ditempel di depan pintu rak kaca yang diletakkan di pojok timur laut ruang perpustakaan di lantai dua. Rak kaca itulah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan dua puluh delapan naskah lontar yang judulnya tertera pada daftar.

Judul lontar yang tertera pada daftar tersebut di antaranya: Brahmokta Widisastra, Sundari Bungkah Trus, Kusuma Dewa (Bebantenan), Tutur Bhamakertih, Wariga Palelubangan, Rsi Sambhina, Tattwa Budakecapi, Wargasari Hastapaka, Dewagama Dewa Dandha, Tatwa Japakala, Kuntiyadnya Nilacandra, Turun Bhatara Hanut Sasih, Dharma Pawayangan/ Sapuleger, Kakawin Siwa Budha, Prakempa Bhumi Jaya Kasunu, Wariga Krimping, Puja Sadretu, Sastra Yamapurana Tattwa, Gaguritan Bagus Diarsa, Wargasari Kyastapaka, Wariga Pakakalan, Kakawin Eka Dasa Siwa (Bhuta Tiga), Indik Matabuh Gentuh, Rare Angon, Sundari Bungkah, Usada Rare, Gaguritan Pitrayajnya, dan satu keropak lontar Putru yang isinya Putru Sangskara, Putru Pasaji, dan Putru Pajiwan-jiwan.

Ada beberapa naskah yang sempat saya periksa atas inisiatif pribadi. Pemeriksaan itu dilakukan dengan jalan melihat fisik lontar dan membaca bagian awal dan kolofon. Salah satu di antaranya adalah teks berjudul Wargasari Hastapaka. Naskah ini disimpan dalam sebuah keropak kayu dengan kode 08. Panjang naskah 35 cm, lebar 3,5 cm, dan jumlahnya sebanyak 32 lembar. Menurut keterangan dari daftar lontar, asal naskah adalah dari Amlapura. Saat diperiksa pada tanggal 4 Desember 2019, naskah ini masih dalam keadaan baik. Keropak diikat dengan menggunakan benang tiga warna dengan ‘hiasan’ bunga yang telah layu. Tidak ada keterangan yang tertulis perihal hiasan itu. Tapi saya seolah diberitahu oleh tradisi, bahwa hiasan serta tali itu diikatkan pada keropak menjelang rahinan Saraswati.

Masih terikatnya keropak 08 dengan benang tiga warna dan hiasan, menandakan belum ada yang membuka keropak sebelumnya. Jika benar dugaan tadi, maka ada jarak sekitar kurang lebih 200 hari keropak itu tidak dibuka. Kemungkinan lainnya, ada yang membuka keropak itu tapi mengikatnya lagi sebagaimana mula.

Dugaan itu langsung lenyap, saat keropak saya buka pada hari Rabu, tanggal 4 Desember 2019. Sebab tali pengikat naskah berwarna putih, telah dalam keadaan hancur. Tali pengikat itu tidak tertolong lagi. Itu artinya, sebelum dihias dengan benang tiga warna dan bunga, naskah tidak diperiksa terlebih dahulu. Atau tali pengikat itu hancur selama jarak waktu kurang dari enam bulan di tempat naskah itu disimpan dan dilindungi.

Seluruh lempir lontar dalam keadaan cukup baik, hanya saja aksara di dalamnya tidak dihitamkan dengan baik. Karena kurang hitamnya, aksara menjadi kurang jelas. Kurang jelasnya aksara, menyebabkan pembacaan sedikit sulit.

Keadaan naskah yang demikian bisa ditanggulangi dengan melakukan konservasi naskah. Konservasi untuk naskah itu cukup dengan menghitamkan ulang seluruh naskah dengan menggunakan biji kemiri yang sudah dibakar. Biji kemiri ini berfungsi agar celah-celah goresan aksara dapat terisi dan aksara tampak jelas. Untuk menjaga kelenturan naskah lontar, bisa dioles dan digosok dengan kain kasa yang sudah diisi alkohol 95 %. Sementara untuk menjaga agar naskah tidak dimakan oleh serangga, bisa memakai minyak sere. Alat-alat itu bisa didapat dengan mudah.

Bagian awal teks dari naskah 08 berbunyi; ‘iti wargga sari kyastapaka, purwakaning angripta rum ning wana ukir kahadang labuh <kartika> panedenging sari angayon tangguli ketur angringring jangga mure’ terjemahan bebasnya kira-kira begini ‘[ini Warga Sari Kyastapaka, pertamakali menggubah keindahan di hutan gunung saat masa Kartika bunga-bunga sedang mekar indahnya bunga Tangguli dililit bunga Jangga yang bermekaran]’.

Awal teks tersebut sama dengan Kidung Wargasari yang digunakan sebagai contoh dalam buku Penuntun Pelajaran Kakawin [1977] oleh I Gusti Bagus Sugriwa. Awal teks itu juga yang sering kali ditembangkan dalam upacara yajña. I Gusti Bagus Sugriwa memang menaruh perhatian besar terhadap naskah-naskah lontar. Hal ini dapat ditemukan dalam sari-sari pemikirannya perihal Agama Hindu Bali. Sejauh ini, hanya dua buku yang bisa saya dapatkan untuk mencermati pemikiran I Gusti Bagus Sugriwa. Buku pertama berjudul Karya Tercecer I Gusti Bagus Sugriwa, yang diterbitkan oleh Yayasan Dharma Sastra pada tahun 2008. Buku kedua berjudul Penyatuan Siwa-Buddha, Pemikiran I Gusti Bagus Sugriwa Tentang Agama Hindu Bali yang diterbitkan oleh Program Pasca Sarjana IHDN Denpasar tahun 2011. Buku kedua ini adalah hasil studi dari I Nyoman Rema.

Buku pertama berisi dua buah tulisan perihal Hari Raya Nyepi dan Siwa Buddha Binneka Tunggal Ika. Tulisan yang kedua, dimuat dalam majalah “Indonesia”, No. 12 Th. IV, Desember 1953. Lalu tulisan tersebut diterbitkan bersama dengan beberapa tulisan lain pada tahun 2002 dengan judul “Siwa Buddha Puja di Indonesia”.

Kedua buku ini saya kira bisa menjadi petunjuk penting dalam memahami pemikiran I Gusti Bagus Sugriwa. Belakangan ada beberapa buku karya I Gusti Bagus Sugriwa berhasil saya dapatkan. Di antaranya adalah Babad Pasek [1956] dan Penuntun Pelajaran Kakawin [1977]. Ada lagi buku terbitan berjudul Dwijendra Tattwa dan Sang Hyang Kamahayanikan. Beberapa buku serta tulisan itu membuktikan perhatian I Gusti Bagus Sugriwa terhadap kesusastraan, sejarah, bahasa, dan agama. Ada ‘pengakuan’ dari I Gusti Bagus Sugriwa yang bisa kita baca pada bagian pendahuluan dari buku Penuntun Pelajaran Kakawin [1977] sebagai berikut.

Sejak beberapa tahun yang lalu kami berusaha membuat/ memetik kitab-kitab kakawin yang berjilid-jilid, misalnya kakawin Bharata-yuddha 18 jilid, Sutasoma 22 jilid, Arjuna Wiwaha 8 jilid, Ramayana baru 24 jilid yang dicetak oleh Toko Buku Bali Mas Denpasar [Sugriwa, 1977: 5].

Bharatayuddha, Sutasoma, Arjuna Wiwaha dan Ramayana adalah beberapa kakawin yang lumbrah bisa ditemukan pada sekaa santi di seluruh Bali. Semua itu seolah menjadi bacaan wajib. Artinya, I Gusti Bagus Sugriwa adalah sosok yang memiliki perhatian khusus pada bidang kesusastraan Jawa Kuna dan Bali. Barangkali jika pada tahun 2020 ini IHDN Denpasar berubah nama menjadi Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, tentu dengan harapan akan berlanjutnya semangat I Gusti Bagus Sugriwa terhadap studi naskah dan teks Jawa Kuna maupun Bali Kuna. Kehadiran Universitas ini adalah pemantik bagi semua orang tanpa terkecuali, untuk kembali melihat sumber-sumber naskah lontar. Tidak hanya sekadar melihat, tapi membaca. Tidak hanya membaca tapi memahami. Sehingga tercipta perguruan tinggi yang menjadi pusat kajian Agama, Bahasa, Sastra, dan Aksara Bali.

Bila pada 4 Desember 2019 lalu, saya masih menemukan naskah lontar yang kondisinya tidak terlalu bagus. Barangkali pada tahun 2020 ini, lontar-lontar itu tidak sendirian lagi di sudut perpustakaan dengan ruangan khusus yang lebih layak. Bukankah lontar adalah linggih Saraswati? Bukankah Saraswati adalah salah satu Dewi? Membangun ruangan khusus lontar, saya kira sama mulianya dengan membangun satu buah Pura.

Saya bukan tipe manusia manggut-manggut yang mengucapkan selamat kepada almamater dengan pujian betumpuk-tumpuk lalu mempostingnya di media sosial. Saya adalah manusia yang dilahirkan oleh IHDN Denpasar dan diajarkan berpikir. Oleh sebab itu, hasil pemikiran yang mesti saya haturkan kepada kampus yang telah menjadi Ibu bagi saya. Maka tulisan ini saya dedikasikan kepada Ibu almamater agar menjadi lebih baik lagi, lebih layak lagi menjadi pusat studi. Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa bukan hanya nama, tapi bermakna. [T]


Sumber:

IHDN DENPASAR MENJADI UNIVERSITAS HINDU NEGERI YANG PERTAMA
Tags: I Gusti Bagus SugriwaIHDNlontarUniversitas Hindu Indonesia
IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Sugi Lanus saat memberi materi dalam acara Bligabag tatkala, Minggu (10/2/2019)
Khas

Stimulus Kepada Kita yang Merasa Tidak Bahagia #Bligbag Tatkala.co

Di dunia yang sibuk ini, dalam kehidupan yang serba cepat dan terburu-buru, segalanya telah tampak menjadi begitu rumit—atau memang jangan-jangan ...

February 11, 2019
Esai

Menyerap Bahasa Daerah, Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia

“Kami pemuda pemudi  Indonesia                 Menjunjung tinggi bahasa persatuan                 Bahasa Indonesia..”                 ( bait ketiga teks Sumpah Pemuda ) ...

November 15, 2019
Ilustrasi: Putik Padi
Esai

Metamorfosis Kanak-Kanak – Bukan Lelucon I Belog yang Bodoh

SUATU sore, di taman, ada seorang anak sedang asyik bermain. Ia berlarian di padang rumput, menikmati warna-warni bunga. Namun, ia ...

February 2, 2018
Foto: Ole
Opini

Arsitektur Tempelan – Arsitektur Bali dalam Ruang Modern

SEBUAH ruang, satu tempat, sebuah wilayah, bagi manusia Bali, bisa diartikan sebuah arsitektur yang unik dan otentik. Dalam ruang itu ...

February 2, 2018
Ulasan

Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” dan Sikap Self-conscious Seorang Seniman Modern

Judul Film: Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini Genre: DramaTahun 2020Sutradara: Angga Dwimas Sasongko Produksi Visinema PicturesAdaptasi dari novel karya  Marcella FP.Pemain: Rachel Amanda, Rio ...

May 4, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Gowes di jalur Desa Siakin, Kintamani dan -Desa Les, Tejakula
Khas

Dulu & Kini | Desa Les dan Siakin – Jalan Hutan Terasa Dekat, Jalan Aspal Terasa Jauh

by Nyoman Nadiana
January 19, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ade Mikael Ardhana Ketaren
Esai

Covid-19, Paman Meninggal, Stres dan Meredakan Stres || Cerita Mahasiswa Rantau dari Undiksha

by Ade Mikael Ardhana Ketaren
January 19, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1351) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (309) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In