2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pulau Cuntaka: Selingkuh, Gantung Diri, Buang Bayi…

Sugi LanusbySugi Lanus
February 1, 2020
inEsai
Pulau Cuntaka: Selingkuh, Gantung Diri, Buang Bayi…

Ilustrasi Tatkala/ Jro Adit Alamsta

23
SHARES

Cinta, sebuah kata yang tiada jelas rupanya, tapi jadi jelas ketika ada yang berkhianat.

Wujud rupanya: Cekcok mulut, adu jotos, video mesum tersebar, gantung diri, dan seterusnya, bahkan buang bayi di tong sampah atau di selokan.

Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, sepanjang 2017-2019 ada 40 kasus pembuangan bayi baik masih hidup maupun meninggal dunia.

Sosmed dan koran digemparkan dengan berita seorang doktor gantung diri dua bulan lalu. Baru terlupakan sejenak berita doktor gantung diri tersebut, kembali media di Bali digempar oleh berita dokter muda gantung diri bulan ini. Di luar kisah doktor dan dokter tersebut, banyak peristiwa gantung diri di Bali yang tidak menyedot perhatian publik. Gantung diri, seakan-akan, hal biasa saja. Seperti kematian biasa saja.

Seandainya ada Komisi Perlindungan Cinta dan Kesetiaan Bali, kira-kira berapa kasus tercatat perselingkuhan, dan lain-lain, dan sejenisnya, yang berujung bunuh diri, cekcok, pembuangan bayi dan pengguguran kandungan?

Lalu, pertanyaannya: Apa perspektif kultural dan kepercayaan masyarakat Bali terhadap selingkuh, bunuh diri, buang anak?

Jawabnya:Cuntaka, cemer, leteh, sebel.

Cuntaka sama dengan cemer atau letuh (leteh) atau sebel. Semuanya berarti ‘ternoda kesucian sekala-niskala’.

Pesamuhan Agung PHDP Nomor 015/Tap/PA.PHDP/1984 menyebutkan istilah cuntakabermakna suatu keadaan kotor (tidak suci) baik akibat dari kematian maupun hal-hal lain yang dipandang kotor.

Apa saja hal-hal yang dipandang kotor dalam perspektif kepercayaan masyarakat Hindu di Bali?

1. Keguguran kandungan di bawah 6 bulan termasuk dalam cuntaka yang disamakan dengan cuntaka datang bulan. Keguguran kandungan di atas umur enam bulan atau berupa bayi, ‘cuntaka penuh’ yaitu kematian bayi sebelumkepus puser.

2. Cuntakadari datang bulan yang umum terjadi pada wanita normal.

3. Upakara pernikahan dipandang membawa cuntaka dialami oleh kedua mempelai. Tidak cuntaka setelah dibersihkan dengan upacara pabersihan.

4. Cuntaka mitra ngalang, yaitu semua hubungan seks di luar pernikahan. Dari kategori ini perselingkuhan dan semua hubungan di luar pernikahan adalah pembawa cuntakapada desa dan membawa pulau cemer.

5. Cuntakaakibat agamya-gamana, yaitu hubungan seks menyimpang. Seks antara anak dengan orang tua, atau termasuk juga hubungan seks antara saudara kandung, serta perilaku menyimpang lainnya.

6. Cuntaka salah-gamya-gama khusus pada leteh atau kekotoran sekala-niskala akibat manusia melakukan hubungan seks dengan binatang. Dipercaya sebagai ciri dari rusaknya ketidakseimbangan alam. Pabersihan sekala niskala wajib dilakukan oleh desa dan kawasan cuntaka.

7. Cuntakaakibat kehamilan di luar pernikahan, atau banyi lahir tanpa upakara pernikahan orang tuanya, dan lahir anak babinyat adalah cuntaka yang dipandang mengganggu keharmonisan alam dan tatanan desa dan pulau.

8. Semua tindakan sad atetayi atau enam pembunuhan sadis, membawa cuntakabesar pada lingkungan dan pulau:

– Agnida : membakar milik orang lain dan juga membakar orang lain.

– Wisada : meracuni orang lain.

– Atharwa : melakukan ilmu hitam untuk membunuh orang lain.

– Sastraghna : mengamuk sehingga menyebabkan kematian orang lain.

– Dratikrama : memperkosa sehingga membuat orang lain kehilangan kehormatan.

– Rajapisuna : suka memfitnah sampai mengakibatkan kematian orang.

9. Penderita sakit kelainan atau ila (gila) sampai merusak pura, ngamuk, dan menggangu ketertiban membawa konsekwensi cuntaka (leteh) dan perlu disucikan oleh penduduk setempat.

Kalau kita lihat garis besar peristiwa yang menyebabkan cuntaka hampir ke semua akibat ulah manusia yang melibatkan nafsu.

10. Cuntakakarena ada ulahpati (kematian tidak normal/wajar) seperti gantung diri atau kasus bunuh diri lainnya.

11. Cuntaka brunaha yaitu membunuh bayi. Brunaha ada sumber petaka membawa ketidakseimbangan kosmik dan sangat besar disebutkan dosa pelakunya, juga berdampak pada hilangnya kesucian sekitar yang tidak kecil.

Berbagai jenis cuntaka lain masih secara detail tidak akan saya masukkan di sini. Daftar tersebut di atas sudah cukup menjadi gambaran umum.

Nafsu tak terkendali.

Nafsu salah alamat.

Nasfu pengerusakan.

Apakahcuntaka itu, di baliknya pertimbangan niskalanya, ada idea untuk meregulasi nafsu manusia agar tercipta tatanan?

Jadi bukan cinta yang hendak diregulasi tapi nafsu?

Nafsu yang berhamburan tiada kendali membawa kedukaan dan suasana sekala-niskala tidak seimbang? Kosmik dalam ketidakseimbangan?

Jika tabel kecil penyebab cuntaka tersebut di atas dijadikan tolak ukur melihat pulau Bali, apakah ada mekanisme untuk melakukan cek terhadap semua pasangan yang menginap  di hotel-hotel di Bali?

Adakah siap dan berani memastikan bahwa hotelnya adalah “hotel sukla” yang tidak menfasilitasi cuntaka karena ada ribuan pasangan bukan suami-istri yang menginap di hotel di Bali?

Bagaimana dengan gantung diri di hotel atau di wilayah Bali yang terjadi di hotel atau di wilayah tertentu? Siapa bertanggungjawab melakukan ruwatan penyucian? Pihak hotel atau desanya ikut kena cuntaka?

Seingat saya kalau ada kematian di desa saya, desa ikut sebel. Jika ditemukan bayi terbuang dan meninggal di got, pasar, sungai, pantai, atau tempat lainnya, siapa yang melakukan resik-ruwat-pabersihan kawasan?

Membuka diri pada pariwisata, jika memperhatikan tabel cuntaka dan kesimpulan yang diberikan oleh parisada 1984, banyak hal harus dipertimbangkan kembali jika melihat pulau Bali dari segi niskala, atau tinjauan keagamaan.

Ketika saya masih kecil, jika saya tidak salah ingat, saya bertemu orang yang tidak mau mengontrakkan tanahnya kalau dijadikan kos-kosan. Katanya, kos-kosan tidak bisa kita awasi siapa bermalam dan siapa pasangan sah dan tidak. Orang tersebut merasa takut kalau membuka kos-kosan akan ikut berkontribusi pada cemer-letehpada desa dan pulau Bali.

Susah sekali memikirkan Pulau Bali ini kalau serius mempelajari pertimbangan niskala?

Ya susah, katanya. Tapi juga ada jalan keluarnya: Upakara diperbanyak. Kata teman lainnya.

Di masa kecil saya hanya melongo mendampingi banyak percakapan generasi kakek dan ayah saya yang pemangku dengan kawan-kawannya yang lingkarnya juga pemangku serta sulinggih. Mereka sibuk sekali mencoba menimbang agar pulau ini tidak jadi pulau cuntaka. Agar tetap ada keseimbangan niskala dan sekala.

Dalam pandangan pemangku-pemangku yang menjadi tempat saya belajar mendengar di masa kecil saya belajar banyak tentang ritual caru prayascita, caru mancasata, dan seterusnya. Semuanya usaha menghalau semua cemer-cuntakadi atas pulau ini.

Pada persiapan pangeresik, pecaruan, pangrupukan, dan caru penyepian para pemangku sangat berdedikasi menjalaninya dengan laku yang serius. Mendalam, bukan sekedar prilaku laku simbolik. Mereka melakukan persiapan dengan brata puasa dan pabersihan diri. Masyarakat awam mungkin ada yang berpikir bahwa pacaru dan prayascita adalah upakara simbolik sebatas seremonial. Tapi buat pemangku atau sulinggih, persiapan batinnya sangat serius.

Tawur, carudan pangrupukan dan lain-lain adalah kegiatan yang sangat serius sebagaimana persiapan ngereh atau nglekas. Ini adalah kegiatan white-magic (magi putih) yang bertujuan untuk purifikasi atau penyucian jagat niskala. Semua dilakukan dan dipersiapkan dengan serius, kalau tidak, pulau ini akan menjadi pulau cuntaka. Demikian kesadaran mereka.

Bergaul dan tumbuh di kalangan pemangku sulinggih yang ortodok, saya berkesempatan melihat dunia dari sudut pandang mereka, bahwa pulau Bali punya potensi besar jadi pulau cuntaka jika tidak hati-hati merawatnya.

Selingkuh, gantung diri, buang bayi, bukan hanya hentakan ketidak-seimbang sosial, tapi dari kaca mata para sulinggih, peristiwa-peristiwa tersebut adalah hentakan niskala yang berakumulasi untuk memporandakan keseimbangan kosmik. [T]

Tags: balibuang bayigantung diriselingkuh
Previous Post

Kekerasan dan Kepiluan dalam Realita Sosial – Ulasan Buku Kumpulan Cerpen “Begal”

Next Post

Marco Punx Bali: “Punx Ci Nawang”, Ada Bayu KW Hingga Made Bawa Lolot

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
Marco Punx Bali: “Punx Ci Nawang”, Ada Bayu KW Hingga Made Bawa Lolot

Marco Punx Bali: “Punx Ci Nawang”, Ada Bayu KW Hingga Made Bawa Lolot

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co