1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Puisi-puisi Manik Sukadana # Nanti, Kau Ingin Nama Anak Kita Siapa?

Manik SukadanabyManik Sukadana
January 25, 2020
inPuisi
Puisi-puisi Manik Sukadana # Nanti, Kau Ingin Nama Anak Kita Siapa?

Salah satu karya dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja [Foto: Mursal Buyung]

18
SHARES

KEDAI EMBARA


Bayangkan setelah tutup mata, warna tiada,

hitam putih, ketikan dan kertas,

merah, bungkus renyah lidah,

biru, tangkup alir air,

kuning, mi instan dan penjaranya,

dan hijau, sayur-sayur kabur.

Jadi tunawarna sesudah buka mata.


Bayangkan setelah buka mata, warna berbeda,

kopi sulit dikenali,

lampu jalan berwujud bayang,

permata tak lebih dari kerikil,

dan bibir milik kekasih kehilangan goda.

Jadi tunarasa sesudah tutup mata.


Bayangkan setelah kedip mata, warna seperti sediakala,

wajah sendiri tak dilupa,

ragu langkah di penyeberangan kota hilang,

awan selalu pantulkan suasana,

panas cabik cahaya,

dan matahari putih terbit di sela pohon cemara.

Jadi tunakarsa sesudah tatap mata.


Bayangkan setelah tatap mata, warna tetap sama,

air dan arak tak jauh beda,

gula rasa laut,

roti gosong coklat,

aspal sepupu dekat tanah basah,

dan semangka semanis darah.

Jadi tunamakna sesudah kedip mata.


Singaraja, 12 Maret 2019


MATRA I


Mencintai seperti membeli nasi.

Bisa makan di tempat atau dibungkus.

Ada sayur atau lauk perkara pemesan.

Harganya tetap sama. 


Dalam porsi itu ada kesegalaan yang dimakan bersamaan.

Selalu kuhabiskan.

Kadang, rasa benci timbul ketika ada sisa karena tidak suka.

Pedagang tidak mau mengganti.

“Itu bukan urusan kami! Kau yang bersalah! Kauminta yang kausisakan”

“Ya, seperti cinta, harus ada yang tersisa!” Sahut seseorang di sebelah.

Setelah selesai makan,

mata pedagang senja.  

kesedihannya juga senilai dengan apa yang tersisa: Cinta.

Sebab selalu ada kasih dalam setiap suap. 


Seperti halnya rasa,

cinta tidak akan membuatku rakus.

hanya saja,

dalam satu hari,

aku tidak puas hanya dengan sebungkus cinta.


Singaraja, 12-13 Juli 2017


MATRA II


Anggaplah kau adalah pohon.

Apakah yang dirasakan Akar, Batang, Ranting, Buah, dan Daun?


Kesalkah Akar?

Ia, tumpu bagi saudara-saudara asing.

Merintih-merintis dalam gelap.

Sementara yang lain berjoget, terlebih Ranting. 

“Adakah di antara kalian melihat rupa Akar?”

Tanya Buah pada suatu reinkarnasi.

“Sepanjang hidup, tak pernah kudengar sapanya. Meski bertetangga”

Bisik Batang.

Yang lain semakin pongah.

Dalam perih, ia menggali permata air.

Tak peduli.


Kesalkah Batang?

Ia hanya berdiri.

Tak bisa ia usap peluh seperti Daun

atau meniru Akar yang rebahan-mendengkur.

Ia juga dilarang bernyanyi.

“Jika kau berbunyi dan berjoget, tidak hanya kau, kita bisa mati!”

Kata Buah selalu mementingkan diri sendiri. 

 “Tegakah kau merusak cinta Akar dan permata air yang bersih ini?”

Lanjut Daun yang masih sibuk menyembah langit.

Masih berdiri. Sunyi.


Kesalkah Ranting?

Ia tak lelah mendekap kerakusan Buah atau ketulusan daun.

Sikap kaku Batang berlagak tua membuat takut.

“Jika Buah dan Daun Hilang, maka habislah kita,” pikirnya

tanpa peduli diri.

Tetap saja. Ia.

Menyuapi Buah.

Meremas jari Daun.

Menyalami batang.


Kesalkah Buah?

Ia rajin menabung. Menyiapkan kehidupan.

Namun semua iri dan tidak percaya.

“Ia punya pesiguh! Ia mencuri segala milikku!” celetuk ranting ringkih.     

Dengan bingung Akar berteriak berkali-kali. Tak satu pun menjawab.

“Di manakah permata airku?”

Batang tetap bisu, meski tahu.

Namun, tiap ocehan itu tetap memaniskan ia.


Kesalkah Daun?

Bangun. Langsung berdoa dengan rapal cepat.

“Yang maha kuasa, terimalah satu setengah miligram asap air kasih

yang diramu dalam pinggan permata. Oh, Langit yang agung.

Berkati kami keselamatan pelaut, keberuntungan pedagang,

Dan kemuliaan petani. Hindarkan dari segala penyakit.

Musnahkan musuh-musuh kami dalam kobaran radiasi.

Taburlah abu pembakaran dalam wujud berkah hadiah kepada daratan dan lautan datar.

Oh, Langit yang murni.”     

Selalu terulang.

Semua tertawa. Mengira gila.

Kekurangan obat atau semacamnya.

Ia mati. Semua termangu.

Lalu, mantra matra itu menggema panjang. Alam rindang.


Jadi, masih kesalkah kau kepadaku?

Ataukah hanya aku?


Singaraja, 13-17 Juli 2017


NANTI, KAU INGIN NAMA ANAK KITA SIAPA? 

: An.


Misalkan kita menikah,

kau ingin nama anak kita siapa?

kataku dengan nakal.


Jangan memilih nama dedaunan,

karena sedikit orang yang akan mengerti.

Jangan juga memakai nama seorang pengembara,

agar rahasia malam kita tetap menjadi rahasia.

Begitu juga dengan nama huruf yunani,

jangan, karena terlalu menyulitkan. 


Tapi lebih baik gunakan nama awan,

karena ia suka memperlihatkan diri dengan apa adanya.

Seperti awan, aku apa adanya,

menunggu nama apa pun yang kau suka. 


Singaraja, 28 April 2012


ZAWSZE II


Tak ada kata pengantar pada anak itu.

Suara adalah kesunyian.

Kata-kata ia jadikan gerak sedang petunjuk menjadi warna.

Ia memahami. Kecuali sunyi.


Seperti telah kukatakan, sunyi baginya adalah kegaduhan

bahkan nyanyian perawan dianggap angin yang tak terjemahkan.

Dirinya adalah setiap seruan.

Bahkan keinginan.


Ia datang,

menanyaiku dengan jiwa.

Mencari seseorang, mungkin ibu atau saudari.

Ia memiliki petunjuk.

Nama dalam warna.

Aku bantu ia dalam pencariannya.

Ia pergi.

Bahkan ketika pulang pun tiada antar.


Singaraja 6/3/2017


KOPISEPI


Kau meminum cinta yang kurus. Tapi tidak sampai kering.

Dengan harap segala yang tertinggal kembali diisi.

Seolah memurnikan.

Ampas kopi menepi, menyendiri. Bersemadi.


Pikiranmu terlalu lurus!

Cinta yang kau bilang murni itu ada bukan dengan menadah.

Tetapi Mengolah.

Ampas beruap. Meruang.

Menjadi bulir.

Jiwa yang basah.

Rancu antara darah atau air mata.


Kau menelan cinta yang pilu. Sampai tersendak.

Dengan bibir yang setipis ujung belimbing itu tidak akan cukup.

Ya. Ampas,

awal segala rasa cinta yang kau sebut murni itu

sedalam tubuhku,

hingga tidak akan habis untuk kau hamburkan

di halamanmu sendirian.


Singaraja, 9 Januari 2017

Tags: Puisi
Previous Post

Dosen ISI Denpasar Menggerakkan Taman Dompu di Rumah Intaran, Bebas dan Bijak

Next Post

Raja Fiktif di Dunia Kedokteran

Manik Sukadana

Manik Sukadana

Bergaul di Komunitas Mahima dan Teater Kalangan. Menulis puisi, cerpen dan esai. Kini menjadi desainer di Mahima Institute Indonesia

Next Post
Saat Raga Sakit, Biarkan Pikiran Tetap Sehat –Cerita Tentang Pasien Cuci Darah

Raja Fiktif di Dunia Kedokteran

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co