11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jodoh Itu Komitmen, Bukan Orang

Ozik Ole-olangbyOzik Ole-olang
January 10, 2020
inEsai
Jodoh Itu Komitmen, Bukan Orang

Ilustrasi diolah dari Google

19
SHARES

Sepertinya, momen akhir tahun kemaren adalah waktu yang pas bagi banyak orang untuk merayakan hajat pernikahan. Terlihat dari banyak status Whatsapp dan postingan-postingan media sosial teman serta kenalan yang memajang sepasang mempelai entah itu mereka sendiri atau sekedar orang lain. Apalagi sejak awal bulan Desember, rasanya hampir tiap hari ada postingan acara resepsi.

Kata seorang teman, bulan Desember adalah bulan di mana orang-orang bertemu dengan jodohnya. Tapi entah, kenapa yang lahir di bulan Desember sendiri masih saja terjerat kelajangan ya? (saya). Tak papa, mungkin Desember tahun depan, atau depannya lagi, atau mungin kapan-kapan juga bisa.

Terlepas dari apakah ada hubungan spesial antara bulan Desember dengan acara pernikahan, ada satu hal menarik dalam kehidupan masyarakat kita yang berkaitan dengan hal asmara. Yakni ketika ada dua orang yang sudah menikah, maka orang-orang akan bilang bahwa dua orang itu berjodoh. Ya, mempelai laki-laki adalah jodoh bagi mempelai wanita dan begitu pula sebaliknya.

Tapi ketika semisal di belakang hari keduanya lantas bercerai dan berpisah, maka yang akan keluar dari mulut orang-orang mungkin akan jadi begini: “Ya mungkin bukan jodohnya kali ya.” Lalu seperti apa sebenarnya jodoh itu? Apakah jodoh adalah orang yang menikah dengan kita? Atau bagaimana?

Tapi sebelum lebih jauh ngomong tentang jodoh, pertama-tama, ada hal yang harus saya utarakan dalam perbincangan tentang jodoh. Bahwa membincang jodoh tanpa memiliki pasangan itu, sah-sah saja, no problem. Tidak ada teori atau hukum yang menyatakan bahwa ngomong jodoh tapi gak punya pasangan itu percuma. Begitu pula kuat dan tidaknya pendapat orang tentang jodoh tidak bisa dilihat dari ada dan tidaknya seorang pasangan. Ok, mungkin yang punya pasangan lebih berpengalaman, tapi yang tidak punya belum tentu cupu dan tak layak bersuara bukan!?

Perbincangan tentang jodoh hampir sama seperti perbincangan tentang bola. Baik pemain, pelatih, komentator, atau pun sekedar penonton semua berhak memberikan suara dan komentar terkait per-bola-an. Begitu pula tema per-jodoh-an semua layak memberi pendapat.

Baik, mari masuk lebih dalam lagi. Sebenarnya, menurut tuan-puan jodoh itu apa? Toh pada dasarnya, persoalan jodoh ini dapat dibilang sebagai perbincangan yang sudah teramat basi. Namun di balik kebasiannya itu, orang-orang cenderung akan mengangggap bahwa jodoh adalah sebuah rahasia yang disiapkan oleh tuhan dan tak ada yang tahu kecuali tuhan itu sendiri.

Ya memang, siapa yang tahu masa depan? Tapi masa depan juga bisa diusahakan bukan!?

Ok, kepercayaan dan pikiran tentang jodoh biasanya memang dominan akan diwarnai oleh norma-norma dan dogma dalam ajaran keagamaan. Paling tidak, pemahaman itu akan berbunyi seperti ini: jodoh adalah orang yang telah disiapkan oleh tuhan bagi masing-masing individu untuk kemudian dipertemukan dan dipersatukan dalam bingkai ikatan atau akad yang sah (pernikahan). Jadi jangan coba-coba bilang kalau masih pacaran itu sudah jadi jodoh, belum. Baru kalau sudah menikah itu baru jodoh, menurut pemahaman tersebut.

Tapi apa hanya dengan menikah seseorang itu akan menjadi jodoh bagi pasangannya? Bagaimana kalau nanti pisah, kalau nanti cerai, apa masih bisa dikatakan jodoh? Terus, bagaimana dengan orang yang sampai akhir hayatnya tidak menikah? Apa jodohnya tidak ada? Atau jodohnya sudah mati? Nah, hal-hal seperti inilah yang agaknya perlu direfleksikan ulang sebagai bentuk bangunan ideologis kita dalam hal hubungan asmara.

Dalam keyakinan banyak orang selama ini, terutama dari kalangan tradisionalis, ada tiga hal yang menjadi kuasa dan hak mutlak tuhan atas proses kehidupan manusia. Tiga hal itu adalah takdir (ketetapan) yang diyakini sudah ditentukan oleh tuhan bagi masing-masing individu. Tiga hal itu adalah rezeki, jodoh, dan mati. Ya memang, tidak ada yang tahu akan seperti apa dan kapan ketiga hal itu akan datang. Terutama dalam topik ini adalah jodoh.

Saya rasa, bila jodoh sekedar dikategorikan dengan sudah dan tidaknya menikah itu masih kurang. Sebab bisa saja di kemudian hari pernikahan akan ambyar dan berakhir perpisahan. Maka harus ditambahi satu hal lagi, yakni kelanggengan. Dalam artian terus bersama sampai salah satu dipisahkan oleh usia (mati). Jadi dapat dikatakan jodoh itu syaratnya ada dua, sudah menikah dan langgeng sampai akhir hayat.

Namun, hal ini akan menjadi berbahaya bagi bangunan ideologis bila dikaitkan dengan ketiga takdir tuhan tadi. Akan menjadi berbahaya bila dibawa pada pemahaman tentang kasus bahwa ada orang yang sampai mati tidak mendapatkan pasangan, begitu pula dengan kasus perceraian dalam pernikahan. Kalau sudah begitu apa kita akan mengatakan bahwa jodohnya orang yang tidak menikah itu sudah mati? Atau memang tidak ada alias tidak disiapkan sejak lahir? Atau kita akan mengatakan tuhan sedang ngeprank ketika ada orang yang menikah lalu di kemudian hari bercerai? Bahaya kan!?

Ok, mungkin syarat menjadi jodoh itu harus dengan pernikahan bisa disetujui. Tapi untuk kelanggengan? Siapa yang bisa menjamin? Atau mungkin kita ubah saja pemahamannya jadi: ok selama dua orang menikah, mereka adalah jodoh sampai ada hal yang memisahkan mereka baik karena perceraian atau salah satunya meninggal. Bila kemudian salah satunya cerai dan nikah lagi, maka dia itu  bertemu dengan jodoh baru sementara yang lama sudah bukan jodoh lagi. Segitu fleksibel-kah?

Selama ini, yang bisa saya tangkap dari pemahaman tetang jodoh, bahwa jodoh itu adalah orang. Orang yang akan dipasangkan dengan kita kelak pada suatu hari sebagai sebuah produk dari takdir tuhan. Tapi apakah banyak yang sadar bahwa bila jodoh itu adalah orang, lalu itu dikaitkan dengan takdir tuhan, maka akan muncul ketidakpastian tentang hal tersebut. Bisa saja kelak orang itu akan menghilang, atau memutuskan untuk bercerai, selingkuh, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya. Lantas di mana letak kepastian takdir tuhan itu?

Kalau jadi demikian, mari coba alihkan pemahaman tentang bahwa jodoh itu orang menjadi jodoh itu adalah komitmen. Bila jodoh adalah komitmen, kepastian takdir akan tetap terjaga di balik kefleksibelan pemahaman kita. Kalau sama-sama komitmen maka akan langgeng dan sampai mati (berjodoh). Tapi bila tidak berkomitmen atau komitmennya rendah ya akhirnya bisa pisah alias nggak berjodoh. Dengan begitu, takdir tidak hanya sekedar ketetapan, tapi di dalamnya pula bahwa takdir itu adalah usaha.

Kalau boleh saya katakan, saya adalah orang yang setuju dengan pendapat “tuhan hanya menentukan prinsip bahwa semua makhluk itu berpasang-pasangan. Perkara siapa akan berpasangan dengan siapa itu tergantung usaha manusianya.” Bukan tuhan yang menetapkan kamu akan menikah dengan siapa, tapi manusia hanya meneruskan ketetapan yang tuhan ciptakan dan berusaha mencari pasangannya sendiri di balik sejuta manusia yang telah tuhan ciptakan.

Akan menjadi mudah pemahamannya bila begini: tuhan sudah menciptakan hukum (prinsip/ketentuan) bahwa semua makhluk itu berpasang-pasangan laki dan perempuan dengan cara menumbuhkan rasa cinta dan suka dalam hati masing-masing. Tinggal bagaimana selanjutnya manusia akan berusaha menangkap sinyal-sinyal hukum tuhan tersebut. Bila sudah berusaha dan berkomitmen maka kamu akan bertemu dengan pasanganmu, melanjutkan komitmen kebersamaan sampai akhirnya bersama sepanjang hayat, atau dalam bahasa lain kalian itu berjodoh.

Kalau pemahamannya begini, bangunan ideologis kita jadi aman kan!? Jadi jodoh itu bukan semata takdir tuhan yang mana kita tinggal terima jadi tanpa melibatkan usaha. Tapi jodoh adalah kesatuan antara hukum atau prinsip semesta yang sudah tuhan ciptakan kemudian kita teruskan dengan usaha dan daya kita. Sehingga kembali lagi, bahwa jodoh adalah komitmen, bukan orang.

Sebab secocok, seserasi, secinta apapun orang itu dengan kita kalau tanpa diiringi komitmen dan rasa tanggung jawab, bisa saja sebuah hubungan akan berakhir sebab beberapa hal. Dan seperti apapun proses pernikahan yang kita lakukan entah itu via perjodohan atau memang direncanakan dan saling suka sejak awal kalau di dalamnya terdapat komitmen yang kuat maka hubungan akan terus berlanjut sepanjang hayat. [T]

Tags: cintajodohpernikahan
Previous Post

“Mengabadikan” Indonesia

Next Post

Susah Senang Pengalaman Pertama dengan Orang-Orang Baru #Catatan Lomba Musikalisasi Puisi di Undiksha

Ozik Ole-olang

Ozik Ole-olang

Pemuda asal Madura yang lahir di Lamongan dan berdomisili di kota Malang.

Next Post
Susah Senang Pengalaman Pertama dengan Orang-Orang Baru #Catatan Lomba Musikalisasi Puisi di Undiksha

Susah Senang Pengalaman Pertama dengan Orang-Orang Baru #Catatan Lomba Musikalisasi Puisi di Undiksha

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co