9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tubuh Gatal “Kewanian”, Si Penderita Sembahyang dan Menari di Pohon Wani

Kardian NarayanabyKardian Narayana
January 8, 2020
inKhas
Tubuh Gatal “Kewanian”, Si Penderita Sembahyang dan Menari di Pohon Wani

Penderita kewanian bisa sembuh setelah sembahyang dan menari-nari mengelilingi pohon wani [Foto Kardian]

74
SHARES

“Percaya dengan mitos kewanian?” Pertanyaan itu saya terima lewat WA. 

Kewanian? 

Dengan gamblang saya jawab, saya tidak tahu. Istilah itu baru pertama kali saya dengar.

Percakapan via WA pun saya lanjutkan tentang kewanian. Perlahan teman saya menjelaskan tentang kewanian, yang intinya menderita gatal karena terpapar getah, serat atau apalah itu yang terkait dengan Pohon Wani. Pohon Wani merupakan tanaman buah yang masuk dalam kelas manga-manggan, yang bahasa latinnya Mangifera × odorata Griffith, dikenal juga dengan Kuweni atau Kuwini.

Buah Wani, saya yakin banyak yang sudah tahu, tapi pohonnya belum tentu banyak yang tahu, apalagi mitos tentang pohon wani. Maklum saja, mungkin lahirnya terlalu kota atau diderahnya tidak ada pohon wani. Saya sangat suka dengan buah wani, baik yang mentah maupun yang sudah matang.

Buah wani yang mentah sangat enak kalau pakai rujak, dan buah yang sudah matang apalagi matang pohon rasanya sangat manis dan tekstrunya lembut berserat. Saya tidak tahu banyak tentang pohon wani, jika sekarang diajak ketempat yang banyak pohon waninya, saya pasti akan bertanya “ini pohon apa?”. Hehehe…


Buah Wani [Foto Kardian]

Kembali membahas tentang kewanian, istilah yang pertama kali saya dengar. Seperti biasa dijaman sekarang, selalu merasa kalau semua hal ada di google.

Oke google apa itu kewanian? Google ternyata tidak memberikan jawab, dan pencariannya pun cukup kacau. Selanjutnya saya mencoba bertanya di grup WA, ternyata ada teman yang tahu dan pernah mengalami kewanian. Dari penjelasan teman saya mulai mengetahui pohon wani itu dapat menyebabkan gatal-gatal alias ngenitin.

Merasa sudah mendapatkan penjelasan tentang pohon wani, saya kembali bertanya kepada teman yang pertama kali bertanya tentang kewanian. Ada apa dengan kewanian dan siapa korbannya? Dia menjelaskan beberapa karyawan BPBD Buleleng sedang mengalami kewanian setelah melakukan  penanganan pohon wani tumbang yang menutup jalan, di Desa Pegadungan Kecamatan Sukasada Buleleng Bali.

Dia pun kembali menjelaskan tentang mitos kewanian. Katanya, bagi mereka yang kewanian agar cepat sembuh harus menari mengelilingi pohon wani sebanyak tiga kali dengan mengunakan topi dadi kukusan bambu. Wah… ini menjadi sesuatu yang baru bagi saya, apalagi yang kewanian itu teman-teman TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD Buleleng dan akan melukan mitos kewanian.

Informasi tentang kewanian saya kabarkan kepada teman-teman wartawan lainnya karena ada beberapa media massa yang mempunyai kolom khusus membahas tentang mitos dan ritual. Demi memenuhi hasrat keingintahuan tentang kewanian, saya merelakan untuk mengorbankan jam tidur saya berkurang, maklum tidurnya selalu dini hari, jani bangun pagi itu cukup berat. TRC BPBD Buleleng akan kelokasi jam 8 pagi.

Sebelum jam 8 pagi, saya sudah ada di kantor BPBD Buleleng, saya mulai mencari teman-teman TRC yang kewanian. Saya masuk ke ruangan bidang kedaruratan. Baru saja masuk ruangan semua staf menyambut dengan ketawa, dan menebak pasti akan liputan mengenai kewanian. Saya datang bukan untuk liputan tapi ingin memenuhi hasrat keingintahuan saja tentang kewanian. Saya menanyakan siapa saja yang kewanian, disebutkan ada empat orang yang kewanian, kondisi paling parah dialami oleh Agra Kusuma, wajahnya penuh dengan bintik-bintik kecil memerah seperti biang keringat. Wajahnya pun bengkak. Raut wajahnya terlihat sangat sayu, menahan rasa gatal disekujur tubuhnya.



Wajah seorang staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng gatal-gatal yang dipercaya sebagai akibat dari kewanian [Foto Kardian]

Teman-teman TRC pun bercerita bahwa, ini peristiwa kedua kalinya yang mereka alami. Sekitar dua tahun lalu, sempat mengalami hal yang sama, saat itu mereka juga menangani pohon wani di Desa Galungan. Bahkan dua tahun lalu ada lebih parah menderita kewanian.  Pengalaman dua tahun lalu, yang kewanian, sempat berobat kedokter dan tidak mempan malahan didiagnose alergi makanan. Dua tahun lalu pun, mereka melakukan mitos kewanian di Desa Galungan, setelah itu gatal-gatal mulai hilang dan sembuhnya sangat cepat.

Seluruh TRC yang kewanian, sudah berkumpul, mereka pun berangkat ke Desa Pegadungan, mengendarai mobil warna orange kendaraan dinas BPBD Buleleng. Saya mengikuti dari belakang. Sekitar lima belas menit perjalanan, akhirnya sampai, lokasinya berdekatan dengan kantor kepala Desa Pegadungan. Seperti biasa, laporan dulu dengan Prebekel Desa Pegadungan Ketut Sudiara. Ditemani oleh Pak Mekel (kepala desa), TRC BPBD Buleleng, menuju pohon wani yang tumbang. Seluruh perlengkapan telah dibawa, canang sari dan kukusan yang telah dipakai.

Saat dilokasi saya, cukup kaget melihat pohon wani yang tumbang, diameter batangnya lebih dari 50cm dengan tinggi lebih dari 10 meter. Saat mulai tahu pohon wani itu bisa membuat gatal-gatal, saya juga rada-rada takut kewanian juga. Agra Kusuma, yang parah menderita kewanian,  langsung menyiapkan canang sari dan diletakkan tepat dibawah batang pohon wani.

Dupa dinyalakan dan diletakan diatas canang sari. Anggota TRC yang kewanian, melakukan persembahyangan, saya yakin doanya pasti memohon kesembuhan. Setelah itu, meraka mengambil kukusan, diletakkan diatas kepala seperti topi dan bergegas berjalan mengelilingi pohon wani sebanyak tiga kali sambil menari. Saat menari diiringi dengan gambelan dari youtube, hehehe… Terasa sangat lucu, percaya atau tidak ya begituklah adanya. Berselang satu jam gatal-gatal yang mulai terasa berkurang dan terasa lebih baik.


Tukang penek (pemanjat) pohon wani di Buleleng [Foto Kardian]

Saat sedang melakukan mitos kewanian, ditempat yang sama, ada yang sedang memanen buah wani, mereka pun menyaksikan tim TRC BPBD Buleleng, melakukan mitos kewanian, sambil tersenyum-tersenyum. Setelah usai melakukan mitos kewanian,  saya menyempatkan diri untuk menunggu yang sedang memanen buah wani sampai selesai. Menunggu tukang penek (tukang naik pohon) turun, ingin sekedar mengkonfirmasi tentang mitos kewanian. 

Nengah Sedana, mengaku telah menjadi tukang penek wani sejak masih muda hingga kini. Nengah Sedana, menjelaskan kalau pohon wani itu dapat menyebabkan gatal-gatal. Tidak semua orang akan bisa kewanian, dirinya yang telah menjadi tukang penek wani, yang sudah lebih dari 20 tahun tidak pernah sekalipun kewanian. Ia menuturkan, jika kewanian rasa gatalnya sangat parah, badan terasa panas, kalau tidak kuat bisa sampai pingsan.

Walau sudah lama menjadi tukang penek wani, nengah mengaku jarang melihat orang kewanian, apalagi sampai melakukan mitos kewanian, dengan mengelilingi pohon wani sambil menari. Namun ia, juga meng-iyakan bawah ada yang mempercayai mitos itu. Nengah juga menjelaskan, jika memang tidak cocok dengan pohon wani, terpapar asap kayu bakar pohon wani saja bisa gatal-gatal. Tidak saja di Desa Pegadungan, istilah kewanian juga di kenal di Desa Nagasepaha, Desa Alasangker serta Desa Galungan.

Memang tidak banyak orang yang mengetahui istilah kewanian. Saya saja baru pernah mendengar satu kali ini, bagi masyarakat yang daerahnya banyak terdapat pohon wani mitos kewanian pastilah sudah lumbrah. kewanian berupa gatal-gatal semacam alergi pada makanan, gatal yang diderita pun terasa panas dan permukaan kulit menjadi tebal. Percaya atau tidak, di berbagai daerah mitos kewanian ada, bahkan ada daerah yang masyarakatnya selalu memberikan nama terhadap setiap pohon wani mereka, sehingga saat kewanian, harus mengelilingi pohon wani sambil menari dan menyebutkan nama pohon wani.

Sekali lagi, percaya atau tidak tapi mitos kewanian itu ada, saya belum mengetahui kandungan apa yang ada dipohon wani, sehingga bisa menyebabkan gatal-gatal,,, yang tahu lebih banyak tentang pohon wani, mungkin bisa menjelaskan dengan membalas tulisan ini, agar lebih banyak yang tahu tentang Pohon Wani. [T]

Tags: alambalibulelengmitospohon
Previous Post

#AKEBULELENG Bikin Lagu Sampah…

Next Post

Distrik Manang, Potongan Kecil Himalaya

Kardian Narayana

Kardian Narayana

Hobinya serabutan, dari teater, menari, musik, pramuka, fotografi, film, hingga dunia tulis-menulis. Kini bekerja agak tetap menjadi video jurnalis di sebuah TV nasional

Next Post
Distrik Manang, Potongan Kecil Himalaya

Distrik Manang, Potongan Kecil Himalaya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co