28 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Penderita kewanian bisa sembuh setelah sembahyang dan menari-nari mengelilingi pohon wani [Foto Kardian]

Penderita kewanian bisa sembuh setelah sembahyang dan menari-nari mengelilingi pohon wani [Foto Kardian]

Tubuh Gatal “Kewanian”, Si Penderita Sembahyang dan Menari di Pohon Wani

Kardian Narayana by Kardian Narayana
January 8, 2020
in Khas
74
SHARES

“Percaya dengan mitos kewanian?” Pertanyaan itu saya terima lewat WA. 

Kewanian? 

Dengan gamblang saya jawab, saya tidak tahu. Istilah itu baru pertama kali saya dengar.

Percakapan via WA pun saya lanjutkan tentang kewanian. Perlahan teman saya menjelaskan tentang kewanian, yang intinya menderita gatal karena terpapar getah, serat atau apalah itu yang terkait dengan Pohon Wani. Pohon Wani merupakan tanaman buah yang masuk dalam kelas manga-manggan, yang bahasa latinnya Mangifera × odorata Griffith, dikenal juga dengan Kuweni atau Kuwini.

Buah Wani, saya yakin banyak yang sudah tahu, tapi pohonnya belum tentu banyak yang tahu, apalagi mitos tentang pohon wani. Maklum saja, mungkin lahirnya terlalu kota atau diderahnya tidak ada pohon wani. Saya sangat suka dengan buah wani, baik yang mentah maupun yang sudah matang.

Buah wani yang mentah sangat enak kalau pakai rujak, dan buah yang sudah matang apalagi matang pohon rasanya sangat manis dan tekstrunya lembut berserat. Saya tidak tahu banyak tentang pohon wani, jika sekarang diajak ketempat yang banyak pohon waninya, saya pasti akan bertanya “ini pohon apa?”. Hehehe…


Buah Wani [Foto Kardian]

Kembali membahas tentang kewanian, istilah yang pertama kali saya dengar. Seperti biasa dijaman sekarang, selalu merasa kalau semua hal ada di google.

Oke google apa itu kewanian? Google ternyata tidak memberikan jawab, dan pencariannya pun cukup kacau. Selanjutnya saya mencoba bertanya di grup WA, ternyata ada teman yang tahu dan pernah mengalami kewanian. Dari penjelasan teman saya mulai mengetahui pohon wani itu dapat menyebabkan gatal-gatal alias ngenitin.

Merasa sudah mendapatkan penjelasan tentang pohon wani, saya kembali bertanya kepada teman yang pertama kali bertanya tentang kewanian. Ada apa dengan kewanian dan siapa korbannya? Dia menjelaskan beberapa karyawan BPBD Buleleng sedang mengalami kewanian setelah melakukan  penanganan pohon wani tumbang yang menutup jalan, di Desa Pegadungan Kecamatan Sukasada Buleleng Bali.

Dia pun kembali menjelaskan tentang mitos kewanian. Katanya, bagi mereka yang kewanian agar cepat sembuh harus menari mengelilingi pohon wani sebanyak tiga kali dengan mengunakan topi dadi kukusan bambu. Wah… ini menjadi sesuatu yang baru bagi saya, apalagi yang kewanian itu teman-teman TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD Buleleng dan akan melukan mitos kewanian.

Informasi tentang kewanian saya kabarkan kepada teman-teman wartawan lainnya karena ada beberapa media massa yang mempunyai kolom khusus membahas tentang mitos dan ritual. Demi memenuhi hasrat keingintahuan tentang kewanian, saya merelakan untuk mengorbankan jam tidur saya berkurang, maklum tidurnya selalu dini hari, jani bangun pagi itu cukup berat. TRC BPBD Buleleng akan kelokasi jam 8 pagi.

Sebelum jam 8 pagi, saya sudah ada di kantor BPBD Buleleng, saya mulai mencari teman-teman TRC yang kewanian. Saya masuk ke ruangan bidang kedaruratan. Baru saja masuk ruangan semua staf menyambut dengan ketawa, dan menebak pasti akan liputan mengenai kewanian. Saya datang bukan untuk liputan tapi ingin memenuhi hasrat keingintahuan saja tentang kewanian. Saya menanyakan siapa saja yang kewanian, disebutkan ada empat orang yang kewanian, kondisi paling parah dialami oleh Agra Kusuma, wajahnya penuh dengan bintik-bintik kecil memerah seperti biang keringat. Wajahnya pun bengkak. Raut wajahnya terlihat sangat sayu, menahan rasa gatal disekujur tubuhnya.



Wajah seorang staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng gatal-gatal yang dipercaya sebagai akibat dari kewanian [Foto Kardian]

Teman-teman TRC pun bercerita bahwa, ini peristiwa kedua kalinya yang mereka alami. Sekitar dua tahun lalu, sempat mengalami hal yang sama, saat itu mereka juga menangani pohon wani di Desa Galungan. Bahkan dua tahun lalu ada lebih parah menderita kewanian.  Pengalaman dua tahun lalu, yang kewanian, sempat berobat kedokter dan tidak mempan malahan didiagnose alergi makanan. Dua tahun lalu pun, mereka melakukan mitos kewanian di Desa Galungan, setelah itu gatal-gatal mulai hilang dan sembuhnya sangat cepat.

Seluruh TRC yang kewanian, sudah berkumpul, mereka pun berangkat ke Desa Pegadungan, mengendarai mobil warna orange kendaraan dinas BPBD Buleleng. Saya mengikuti dari belakang. Sekitar lima belas menit perjalanan, akhirnya sampai, lokasinya berdekatan dengan kantor kepala Desa Pegadungan. Seperti biasa, laporan dulu dengan Prebekel Desa Pegadungan Ketut Sudiara. Ditemani oleh Pak Mekel (kepala desa), TRC BPBD Buleleng, menuju pohon wani yang tumbang. Seluruh perlengkapan telah dibawa, canang sari dan kukusan yang telah dipakai.

Saat dilokasi saya, cukup kaget melihat pohon wani yang tumbang, diameter batangnya lebih dari 50cm dengan tinggi lebih dari 10 meter. Saat mulai tahu pohon wani itu bisa membuat gatal-gatal, saya juga rada-rada takut kewanian juga. Agra Kusuma, yang parah menderita kewanian,  langsung menyiapkan canang sari dan diletakkan tepat dibawah batang pohon wani.

Dupa dinyalakan dan diletakan diatas canang sari. Anggota TRC yang kewanian, melakukan persembahyangan, saya yakin doanya pasti memohon kesembuhan. Setelah itu, meraka mengambil kukusan, diletakkan diatas kepala seperti topi dan bergegas berjalan mengelilingi pohon wani sebanyak tiga kali sambil menari. Saat menari diiringi dengan gambelan dari youtube, hehehe… Terasa sangat lucu, percaya atau tidak ya begituklah adanya. Berselang satu jam gatal-gatal yang mulai terasa berkurang dan terasa lebih baik.


Tukang penek (pemanjat) pohon wani di Buleleng [Foto Kardian]

Saat sedang melakukan mitos kewanian, ditempat yang sama, ada yang sedang memanen buah wani, mereka pun menyaksikan tim TRC BPBD Buleleng, melakukan mitos kewanian, sambil tersenyum-tersenyum. Setelah usai melakukan mitos kewanian,  saya menyempatkan diri untuk menunggu yang sedang memanen buah wani sampai selesai. Menunggu tukang penek (tukang naik pohon) turun, ingin sekedar mengkonfirmasi tentang mitos kewanian. 

Nengah Sedana, mengaku telah menjadi tukang penek wani sejak masih muda hingga kini. Nengah Sedana, menjelaskan kalau pohon wani itu dapat menyebabkan gatal-gatal. Tidak semua orang akan bisa kewanian, dirinya yang telah menjadi tukang penek wani, yang sudah lebih dari 20 tahun tidak pernah sekalipun kewanian. Ia menuturkan, jika kewanian rasa gatalnya sangat parah, badan terasa panas, kalau tidak kuat bisa sampai pingsan.

Walau sudah lama menjadi tukang penek wani, nengah mengaku jarang melihat orang kewanian, apalagi sampai melakukan mitos kewanian, dengan mengelilingi pohon wani sambil menari. Namun ia, juga meng-iyakan bawah ada yang mempercayai mitos itu. Nengah juga menjelaskan, jika memang tidak cocok dengan pohon wani, terpapar asap kayu bakar pohon wani saja bisa gatal-gatal. Tidak saja di Desa Pegadungan, istilah kewanian juga di kenal di Desa Nagasepaha, Desa Alasangker serta Desa Galungan.

Memang tidak banyak orang yang mengetahui istilah kewanian. Saya saja baru pernah mendengar satu kali ini, bagi masyarakat yang daerahnya banyak terdapat pohon wani mitos kewanian pastilah sudah lumbrah. kewanian berupa gatal-gatal semacam alergi pada makanan, gatal yang diderita pun terasa panas dan permukaan kulit menjadi tebal. Percaya atau tidak, di berbagai daerah mitos kewanian ada, bahkan ada daerah yang masyarakatnya selalu memberikan nama terhadap setiap pohon wani mereka, sehingga saat kewanian, harus mengelilingi pohon wani sambil menari dan menyebutkan nama pohon wani.

Sekali lagi, percaya atau tidak tapi mitos kewanian itu ada, saya belum mengetahui kandungan apa yang ada dipohon wani, sehingga bisa menyebabkan gatal-gatal,,, yang tahu lebih banyak tentang pohon wani, mungkin bisa menjelaskan dengan membalas tulisan ini, agar lebih banyak yang tahu tentang Pohon Wani. [T]

Tags: alambalibulelengmitospohon
Kardian Narayana

Kardian Narayana

Hobinya serabutan, dari teater, menari, musik, pramuka, fotografi, film, hingga dunia tulis-menulis. Kini bekerja agak tetap menjadi video jurnalis di sebuah TV nasional

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi

Puisi-puisi IGA Darma Putra | Kematian Siapa Hari Ini?

by IGA Darma Putra
February 28, 2021
Opini

Hari Pers Nasional Untuk Siapa?

Marty Baron, editor baru di Boston Globe bertemu dengan seorang kardinal. Pertemuan itu merupakan undangan dari sang pemimpin gereja. Salah ...

February 9, 2020
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Pria dengan Rasa Jeruk

Cerpen: Ferry Fansuri SESAK penuh dan bau keringat, itu yang terlihat di sepanjang perjalananku dalam bis ekonomi dari Tegal menuju ...

February 2, 2018
Tari Rejang Renteng karya asli dari NP. Kini gencar dikembangan di Bali. Sumber foto: travel.tempo.com
Opini

Misi Pembuangan di Nusa Penida: Antara Gagasan Akulturasi, Meminimalisir “Social Distance” dan Penjinakan Bibit Separatisme

Anda boleh tertawa membaca judul di atas. Nadanya kental dengan bau politik. La, iyalah! Sebab, berbicara soal hubungan Nusa Penida ...

March 29, 2020
Bagian dari pementasan monolog Damai yang dimainkan Wayan Sumahardika/ Foto: Mursal Buyung
Esai

Catatan Kecil Putu Wijaya: Kompromi (1), Bukan Kekalahan

TEATER kini cenderung bicara dengan bahasa visual. Hanya saja penonton (pasar) masih lebih nyaman menikmati tontonan verbal. Kita harus berani ...

February 2, 2018
Gunung Agung /Kredit Foto: Sugi Lanus
Peristiwa

Gunung Agung – Mitologi: Potongan Puncak Mahameru, Kosmologi: Poros Doa Semesta

  TERDAPAT sejumlah hal-hal yang menakjubkan tentang Gunung Agung dalam lontar-lontar dan sejumlah naskah kuno Bali. Bagi yang tak paham ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Ilustrasi tatkala.co | Nuriarta
Khas

Nostalgia | Jalan-jalan Bawa Gelatik Pernah Ngetrend di Singaraja Tahun 1950-an

by tatkala
February 28, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Agus Phebi || Gambar: Nana Partha
Esai

Makepung, Penguasa dan Semangat Kegembiraan

by I Putu Agus Phebi Rosadi
February 27, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (156) Dongeng (11) Esai (1415) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (341) Kiat (19) Kilas (196) Opini (478) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In