Menikah di Tahun 2020? Sabarlah. Jika mengikuti lontar-lontar Wariga (Perhitungan Baik dan Kurang Baik Hari), menikah itu tidak cukup hanya merasa punya calon. Apalagi masih jomblo, nikmatilah kebebasan diri semasih masih sendiri.
Menurut lontar DEWAŚA PAWARANGAN ANUT ŚAŚIH, bulan menikah menentukan masa depan.
Contohnya, sasih kapat, sekitar September, baik. Membuat pasangan mampu menghadapi rintangan hidup. Sasih kalima, sekitar Oktober, disebut kurang baik.
Bahkan ada sasih atau bulan membawa kemudahan punya anak, ada juga membawa kesusahan punya anak. Contoh, sasih Sadha, sekitar bulan Juni, pernikahan bulan itu disebutkan diberkati hanya 1 anak perempuan, tapi ada kencenderungan gejala “bekung” alias susah berketurunan, harus di-pras (diruwat khusus). Karena “kasambet dening buta yakśa” (terhadang/tersumbat oleh sang buta yakśa). Harus dihindari pernikahan di sasih Sadha.Demikian disebutkan.
Kesemua sasih disebutkan dalam lontar ini. Singkatnya, lontar DEWAŚA PAWARANGAN ANUT ŚAŚIH adalah gambaran bagaimana semua harus dipertimbangkan. Menikah adalah hal serius. Dari nama, kelahiran, sampai hari bulan pernikahan, jadi variabel, secara perhitungan tradisional.
Boleh percaya, boleh tidak.
Yang bisa dipetik dari lontar pedoman tradisional tentang hari pernikahan adalah bagaimana pertemuan dua insan mesti serius dihitung, dikalkulasi dengan baik, terutama jangan berhutang ketika baru menikah.
Tentang jangan berhutang ketika melangsungkan pesta pernikahan disebutkan dengan istilah “tan wenang mamada-mada”. Artinya: jangan menyama-nyamakan kebesaran dan kemewahan pernikahan. Maksud petunjuk ini adalah bahwa kalau Anda, ya Anda dan pasangan, tidak punya warisan harta, atau tahta, atau tabungan segunung, ya jangan pre-wedding dan wedding party semegah putri dan putra raja yang jelas punya keraton atau istana. Sekalipun merasa berdarah ningrat sekalipun, kalau istana atau puri atau keraton tak beda dengan rumah kebanyakan, apalagi warisan tinggal kenangan, tinggal lontar pipil (bukti bayar pajak) ada tapi tanahnya telah terjual, tidak punya usaha berhoki tinggi, sebaiknya tidak lagi mengelar pernikahan layaknya keluarga Raja Thailand atau Inggeris. Apalagi hanya jelatah. Semakin sederhana semakin berkah. Itulah pesan “tan wenang mamada-mada”.
Jangan cari beban hutang di garis start perjalanan panjang Anda. Itulah prinsip dasar dari “tan wenang mamada-mada”. Bukan tak boleh jadi raja dan ratu sehari ketika wedding. Boleh. Kalau mampu silahkan. Menikah megah dengan berbagai makanan dan kebahagiaan pada tetangga kampung, kalau kaya dan berlimpah uang, tidak dilarang. Yang dilarang mewah tapi berujung hutang dan menjadi beban di garis start kehidupan berumahtangga Anda.
Siap menikah 2020?
Jangan lupa cek Lontar DEWAŚA PAWARANGAN ANUT ŚAŚIH, dan tentunya, sesuaikan jenis paket foto pre-wedding dan wedding party Anda dengan saldo tabungan Anda. Okeh? [T]
- Tulisan ini diambil dari Hanacaraka Society