1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Seni Anak Usia Dini: Terikat dengan Kebebasan

Komang AstiaribyKomang Astiari
December 3, 2019
inEsai
Seni Anak Usia Dini: Terikat dengan Kebebasan

Lukisan Gde Cahaya Bhaskara Ananda Cita

185
SHARES

Tulisan ini tidak bisa dianggap serius karena dibuat oleh seorang emak-emak yang tengah menunggui kedua anaknya latihan karate. Yang satu usia 9 tahun. Satunya lagi usia 7 tahun. Emak-emak ini lebih memilih untuk memasak ide yang muncul di hape. Duduk mojok nampak bagai autis. Emak-emak itu bercerita seperti ini:

Suatu ketika, sepulang sekolah, anak saya yang nomor dua, menggambar di selembar kertas dan menunjukkannya kepada saya. Katanya itu gambar ayam, dan benar saja gambarnya sangat mirip ayam, kepala, jambul, dua kaki dan sayap. Ada satu mata karena gambarnya menghadap ke samping. Awalnya saya kagum sekaligus bertanya-tanya, bagaimana dia bisa menggambar ayam dengan detail. Di rumah kami tidak punya ayam. Saya pun tak pernah mendikte nya untuk menggambar bentuk. Usut kali usut, ternyata ibu gurunya di sekolah yang mengajarinya. Di hari-hari berikutnya, dia menunjukkan gambar satu keranjang yang berisi buah strawberi, semangka, apel dan jeruk. Dan tentu saja, atas arahan gurunya di sekolah.

Bagi saya ini hal unik sekaligus membuat galau. Menggambar selalu berhubungan dengan imajinasi. Imajinasi adalah hal yang luas dan bebas serta sangat liar dan dinamis. Imajinasi yang tinggi membuat seorang anak menjadi kreatif menghasilkan satu hal dari perspektif berbeda. Jika ibu guru mengarahkan anak menggambar secara spontan tentu dia akan kehilangan satu proses dalam kegiatan seninya dan itu mematikan satu usaha dan eksperimennya. DI hari berikutnya anak saya minta dibuatkan gambar bayi dan kakaknya yang sedang membacakan adiknya buku. Saya menolak dan meyakinkan bahwa dia bisa membayangkannya sendiri serta menggambarkannya. Saya meyakinkan bahwa dia punya imajinasi yang bisa dipakai untuk membuat dan menciptakan apapun. Dia mulai membayangkan dan melukiskannya. Sejak saat itu dia lebih banyak melakukan kegiatan menggambarnya sendiri meskipun kadangkala dia masih rewel minta dibuatkan ini itu.

Orang tua pada umumnya seringkali mengambil sikap ngotot bahwa seorang anak yang menikmati melukis atau menggambar kelak akan menjadi seniman. Beberapa orang tua menganggap bahwa anak-anak (usia dini) harus diarahkan untuk memenangkan perlombaan, karena disamping sebagai bentuk pengakuan atas kemampuan anaknya, memenangkan perlombaan juga menjadi kebanggaan. Anak-anak yang masih berusia dini, sebut saja Taman kanak-kanak, mereka memiliki keinginan sangat besar untuk bereksperimen. Otak mereka didominasi oleh otak kanan. Lebih banyak dipenuhi oleh khayalan, fantasi, imajinasi. Maka tak heran jika banyak orang tua mendapati anaknya melamun dan berbicara atau bermain sendiri dan menciptakan tokohnya sendiri. Anak-anak dan imajinasi adalah dua hal yang melekat dan tak terpisahkan.

Kemampuan menggambar yang ada pada setiap anak usia dini berbeda-beda. Ketika orang dewasa menganggap sebuah lukisan karya anak adalah suatu hasil akhir yang patut dibanggakan baik dari sisi bentuk,  komposisi , warna dan ide, namun tak demikian bagi anak. Mereka cenderung mencoba dan mencoba terus hingga mendapatkan bentuk yang disebut hasil akhir atau hasil karya oleh orang dewasa. Bagi anak, eksperimen bentuk berulang dan terus menerus adalah hal  yang menyenangkan. Ketika satu bentuk dianggap menggoda, maka bentuk itu akan dibuat lagi pada eksperimen berikutnya hingga dia menemukan bentuk yang diinginkan. Secara singkat, melakukan kegiatan seni melukis adalah proses yang harus dilalui dan sangat dinikmati oleh anak-anak usia dini khususnya dibawah 7 tahun.

Kesalahkaprahan para guru usia dini yang mengajarkan anak didiknya menggambar sesuai dengan runutan atau tuntunan sang guru merupakan hal yang patut diperhatikan. Beberapa fase dialami oleh anak ketika dia menggambar seperti membuat garis lurus vertikal, horizontal, garis melengkung, zig-zag, kotak, lingkaran. Semua dilakukan dengan spontan oleh anak-anak. Sekali lagi, mereka bereksperimen. Anggap saja di  hari pertama dia membuat lingkaran. Di hari berikutnya dia membuat lingkaran lagi namun kali ini dengan lingkaran-lingkaran kecil lainnya. Di hari berikutnya, dia membuat garis yang membagi lingkaran itu atau membuat garis di luar lingkaran. Lalu dia mulai membuat matahari. Anak-anak membayangkan dua bola mata dan satu mulut tersenyum lalu membuatnya di dalam lingkaran matahari. Proses ini menyenangkan terutama anak-anak yang memiliki kecerdasan visual lebih besar daripada kecerdasan-kecerdasan lainnya. Namun semua anak memilki imajinasi, dan ketertarikan memang tidak bisa dipaksakan. Beberapa anak lebih menikmati membuat cerita atas gambar yang dia buat dan mampu menceritakan kembali kisah yang dia dengar. Ini berkaitan dengan kecerdasan linguistik.

Terkait dengan lomba mewarnai untuk anak usia dini, memanglah tidak salah. Semua kembali lagi kepada opini masing-masing. Namun melihat kompleksitas otak anak usia dini dan kemampuan visual serta kenikmatan bereksperimennya, masihkah kita sebagai orang dewasa tega memenjarakan proses itu untuk menjadi produk yang ‘notabene’ dibanggakan oleh orangtua sebagai prestasi? Saya rasa bicara masalah kreativitas sebagai sesuatu yang sangat autentik, murni, yang bersifat kebaruan dan tanpa meniru, semua terletak pada anak-anak. Kreativitas adalah hal yang kelak diperlukan hingga dewasa terutama dalam menghadapi permasalahan hidup, mencari solusi alternatif. Bukankah hidup bagaikan permainan catur? Strategi

Strategi cerdas hasil imajinasi dan kreativitas dibutuhkan untuk mengatasi tantangan hidup. Apalagi kita,orang dewasa sudah paham, hidup kadang suka bercanda kan? Sayangnya kreativitas ( untuk melawan lelucon hidup  yang menyedihkan) menjadi hal nomor kesekian dan seringkali diabaikan oleh orangtua.

Bicara tentang imajinasi di atas, lomba melukis yang mencari pemenang 1, 2, dan 3, semua menuntut keteraturan, keserasian, keharmonisan serta komposisi, keteraturan dari juri. Ini mematikan spontanitas anak, eksperimen untuk sebuah hal yang disebut produk dan kebanggaan oleh orang tua. Tentu akan sangat bijaksana jika perlombaan yang dirancang untuk anak-anak usia dini dikaji ulang. Misal menjadi lomba melukis/ mewarnai/ membuat sketsa dengan “tema bebas” lalu anak-anak diberikan kesempatan untuk menjelaskan apa yang dia gambar. Anak-anak mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi apa  yang menjadi pemikiran uniknya. Bukankah itu kebanggaan sesungguhnya?

Dengan membahas lomba alternatif untuk anak usia dini, maka tulisan ini ditutup dengan segala kerendahan hati. Bagaimanapun dia hanyalah seorang emak-emak yang merasakan kegalauan. Sebetulnya ada keinginan melihat anaknya juara melukis. Membayangkan bangganya nama anaknya dipanggil. Tapi ya sudahlah. Si emak memilih untuk membiarkan saja imajinasi liar si anak tumbuh sesuai fasenya. Dengan ‘speed’ yang normal. Tugasnya hanya mengantar. Mengawasi. Biarkanlah mereka kelak bersahabat dengan hidup. [T]

 –(Catatan tidak penting tapi dibikin penting: Emak yang dimaksud dalam tulisan ini adalah penulis sendiri)

Tags: anak-anakSeni Rupa
Previous Post

Cerita Inspiratif Tentang Guru (Guru Saya)

Next Post

Manusia Tattwa – [Membaca Kelindan Pikiran IBM Dharma Palguna]

Komang Astiari

Komang Astiari

Lahir 28-02-1984. Lulusan Sastra Inggris Universitas Warmadewa Denpasar. Ibu dua anak ini punya ketertarikan besar pada bidang seni, terutama melukis dan menulis. Beberapa lukisannya menjadi ilustrasi di tatkala.co

Next Post
Swastyastu, Nama Saya Cangak

Manusia Tattwa - [Membaca Kelindan Pikiran IBM Dharma Palguna]

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co