8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Judicial Review: Kelompok Musik Penyerak Kata-kata

Agus WiratamabyAgus Wiratama
November 7, 2019
inEsai
Judicial Review: Kelompok Musik Penyerak Kata-kata
17
SHARES

Suatu hari saya ke Art Center Denpasar untuk berkumpul dan latihan Bersama teman-teman Teater kalangan. Rencananya kami berkumpul di sekitaran wantilan. Tapi yang saya jumpai justru orang-orang yang rata-rata lebih muda dan tak saya kenal. Mereka membuat lingkaran-lingkaran kecil dan bermain musik. “Mungkin lagi senang-senang,” pikir saya. Ternyata dugaan saya salah. Mereka tidak sekadar senang-senang, ada satu orang gadis yang berdiri dan membaca puisi. Sementara yang lain mengiringi dengan gitar dan berbagai alat musik.

Raut wajah merekalah yang menunjukkan bahwa mereka tidak sekedar senang-senang, tapi ada seriusnya. Dengan malu-malu dan penuh ragu dalam hati saya berkata, “mereka latihan muspus (musikalisasi puisi)”. Kelompok yang saya bicarakan itu sedang latihan muspus di bawah tangga. Tidak salah lagi, di bawah tangga.

Fenomena seperti ini tentu bukan hal yang terlalu mengejutkan terutama di lingkungan Art Center. Cobalah cari informasi mengenai lomba musikalilasi puisi di Balai Bahasa atau ikutilah media sosial fakultas-fakultas atau jurusan-jurusan Universitas di Bali. Kalau beruntung kita bisa berjumpa dengan informasi lomba muspus di sana. Datanglah ke sana saat lomba berlangsung. Saya yakin selalu ada peserta yang berkontribusi. Saya pikir ada banyak kelompok yang juga menggarap musikalisasi puisi di Bali. Barangkali mulai dari SMA hingga ke lingkup kelompok umum.

Namun barangkali, hanya beberapa kelompok yang sudah menentukan bentuk musik. Menentukan kacamata. Menentukan bentuk yang akrab dengan telingan anak-anak zaman sekarang. Kelompok Judicial Review contohnya. Kelompok ini bisa dikatakan kelompok yang ingin melompat dari bentuk musikalisasi puisi kebanyakan. Mereka memilih dan menentukan tempatnya sendiri. Dengan musik yang barangkali dapat dikatakan dekat dengan telinga anak-anak zaman sekarang itu, kelompok ini memberanikan diri mengisi teriakan, dan musik-musik seperti ketika kita menonton konser musik bergendre metal, rock, dan sebaginya yang dekat dengan telinga anak-anak muda. Saya pikir, hal ini menjadi pendekatan kelompok satu ini. Sebab, Latar belakang kelompok ini adalah kelompok band, bukan komunitas sastra, apalagi kelompok teater.

Latar belakang yang dipegang teguh seperti ini menjadi kacamata dengan warna dan posisi yang berbeda dengan kelompok muspus pada umumnya. Kelompok band yang menyentuh sastra dengan pandangan bahwa sastra tidak sekadar makna, pun tidak sekedar bunyi. Puisi misalnya, bila dimusikalisasikan, tidak sekadar membicarakan perihal makna hingga berlarut hanyut. Tapi, ada hal lain yang mereka pegang yaitu puisi bisa menjadi satu hal yang sangat menyenangkan di kalangan anak muda. Puisi jangan dulu dilabeleratkan dengan mitos akan keangkerannya sebagai karya sastra, dan hal-hal sejenisnya yang membuat orang justru memitoskan puisi. Terkadang, puisi mereka pandang sebagai lirik. Sebagai bentuk yang tidak beku, sebagai karya yang bisa membuat senang.

Dalam Festival Bali jani, kelompok Judicial Review turut andil dalam ranah apresiasi sastra. Bersama kelompok Capung Hantu Project pada tanggal 8 Nopember 2019. Pada pentas sebelumnya yang sudah pernah saya tonton, Judicial Review seolah ingin menunjukkan dan meledek saya yang hanya tau beberapa bentuk musikalisasi puisi dengan berkata pada saya bahwa “musikalisasi puisi juga bisa seperti ini, nih!” Mungkin angkuh, tapi semangat inilah yang saya terjemahkan sebagai sikap anak muda yang perlu ditiru. Ya memang mestinya seperti itu.

Kali ini Judicial Review lebih angkuh lagi. Pada apresiasi sastra di Festival Bali Jani ini, Mereka tidak akan memusikalisasikan puisi. Mereka akan memusikalisasikan cerpen. Bagi saya hal ini terbilang segar. Apresiasi sastra khususnya prosa dalam bentuk musik jarang saya dengar dengungnya.

Kelompok ini sepertinya berniat membuat jembatan antara sastra dengan orang-orang yang lebih luas lagi. Bersenang-senang lebih serius dengan lebih banyak orang. Sehingga walaupun cerpen menjadi pilihannya, namun musik yang kelak dihadirkan barangkali membuat jidat mengkerut, atau bibir tersenyum rapi.

Orang-orang yang terlibat dalam kelompok ini yaitu, Gara, Quito, Obe, dan trisna dapat dikatakan sebagai kelompok yang tepat. Meskipun berlatarbelakang sebagai kelompok band, mereka bukannya tidak mengenal sastra, tetapi orang-orang ini sudah melalui tahap mengenali sastra secara personal. Saya kenal betul beberapa anggotanya, mereka adalah orang yang dekat dengan naskah sastra. Seseorang dari mereka pernah berkata, “Jenuh jika membawakan muspus gitu-gitu aja. Aku bosan,” dan bagi saya itu memang sangat sah. Dan usaha seperti ini adalah apresiasi yang bagi saya berusaha mencabut sehingga melampaui karya sastra hanya sebagai mitos yang angker.

Untuk persiapan di Festival Seni Bali Jani, mereka melakukan pertemuan beberapa kali. Paling sering memang melalui group Whatsapp. Mereka beranggapan bahwa memusikalisasikan cerpen bukan suatu hal yang gampang. Tetapi, tetap hal ini harus menyenangkan dan menunjukkan bahwa karya sastra yang bisa dialihwahanakan tidak cuma puisi. Itulah yang menyebabkan, proses yang paling banyak dilakukan adalah diskusi. Mencari poin atau hal-hal yang kelak berpotensi untuk dimusikkan. Kawan-kawan di kelompok Judicial Review berkata bahwa yang akan dicari dari cerpen adalah tafsiran mengenai inti sehingga mereka tidak terjebak pada musik sebagai ilustrasi cerpen.   

Cerpen yang dipilih untuk dimusikalisasikan kali ini adalah cerpen karya Dwi S. Wibowo yang berjudul Khotbah. Penggarapan cerpen karya Dwi S. Wibowo dalam bentuk musik ini menjadi hal menarik sebab, kelompok hepi-hepi tapi serius ini biasanya mengangkat “puisi kiri” untuk dimusikalisasikan. Dari hasil diskusi kelompok ini mereka memilih akan merespon inti dalam cerita yaitu perihal doktrin agama dan dampaknya.

Cerpen yang berbau agama ini menurut kawan-kawan Judicial Review adalah hal yang sangat menarik. Bagaimana tidak, anggota kelompok ini tidak semua berasal dari agama yang sama. Namun, hal itulah yang menarik. Perihal sudut pandang yang menjadi semakin kaya dengan tafsir dengan latar belakang yang berbeda itu adalah sebuah keuntungan. Kekayaan tafsir yang memperluas kemungkinan transformasi untuk tema itu.

Judicial Review adalah kelompok band yang telah berpegang pada terali yang disediakan Roland Barthes. Barthes pernah berkata bahwa pengarang sudah mati. Ketika karya sudah dilepas ke publik, Judicial Review ini menafsir dan membicarakan tafsirannya ke publik dengan musik gaya kelompok ini. Dengan senang-senang, dengan serius. [T]

Tags: Festival Seni Bali Jani
Previous Post

Bandara Bali Utara: Apakah Ide Baik?

Next Post

Ketegangan Bahasa pada Baca Puisi vs Poetry Slam vs Palawakya

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Ketegangan Bahasa pada Baca Puisi vs Poetry Slam vs Palawakya

Ketegangan Bahasa pada Baca Puisi vs Poetry Slam vs Palawakya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co