Festival Seni Pelajar Jembrana adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Kertas Budaya yang kegiatannya diisi dengan berbagai macam lomba dan hiburan khas anak muda. Festival ini dibuka 15 Oktober dan ditutup Sabtu 19 Oktober 2019 malam.
Di sepanjang festival itu terdapat lomba baca puisi dari tingkat SD, SMP dan SMA, lomba cipta puisi tingkat SMA, lomba poster digital dan manual tingkat SMA, lomba vokal grup tingkat SMP,SMA/Mahasiswa dan lomba musik akustik tingkat SMA/Mahasiswa dan ada juga seminar, workshop dan pementasan hiburan disela-sela kegiatan.
Selasa 15 Oktober saya menyempatkan datang ke Festival Seni Pelajar Jembrana, tepatnya di Komunitas Kertas Budaya, sayangnya, tidak ada kegiatan malam itu, kata om sebenarnya akan diisi oleh Teater Kampus Seribu Jendela tetapi karena ada sesuatu dan lain hal jadinya tidak bisa mengisi acara pada malam itu. Jadi, diisilah malam itu dengan kegiatan dari panitia yang semuanya anak SMA di Jembrana dan aktif pada Komunitas Kertas Budaya.
Ada muskalisasi puisi, ada anak-anak yang bergulat dengan laptopnya, dan ada anak-anak muda yang sekadar berbincang dengan teman-teman lainnya. Saya sempat berbincang pada salah satu adik panitia dan menanyakan beberapa hal soal lomba dan kegiatan yang diadakan kemarin.
Pada hari senin 14/10, dari pagi sudah dilaksanakan lomba baca puisi yang diikuti oleh pelajar SMP dengan 34 peserta dalam lomba tersebut yang sangat antusias dalam mengikuti lomba dan sorenya dilanjutkan dengan lomba baca puisi yang diikuti oleh pelajar SMA di Jembrana dengan jumlah 34 peserta juga. Dilanjutkan dengan hiburan dari teater kampung.
Saya juga sempat berbincang dengan tante, istri dari Om Nanoq da Kansas, pengelola Komunitas Kertas Budaya. Katanya, tahun lalu siswa SD sangat antusias mengikuti lomba baca puisi sampai-sampai lebih dari kuota yang disediakan. Rencana dari 2 puisi, menjadi 1 puisi saja karena terlalu banyaknya peserta yang antusias mengikuti lomba itu. Saya sempat merinding mendengar itu, begitu antuasianya siswa SD mengikuti lomba baca puisi sampai melebihi jumlah kuota yang disediakan, begitu antusiasnya mereka dengan sastra.
Dari tiga kegiatan itu, ada salah satu yang menarik perhatian saya, yaitu teater kampung dari Loloan Timur. Loloan adalah salah satu kecamatan di Jembrana, sebuah kampung melayu dengan berbagai ciri khasnya dan kini salah satu teater yang katanya telah lama vakum dan kembali lagi di festival seni pelajar jembrana lewat pementasan teater dengan judul Sambel Terasi.
Festival Seni Pelajar itu akhirnya ditutup 19 Oktober yang ditutup langsung oleh Om Nanoq. Dan sebelum acara ditutup ada beberapa acara hiburan oleh teater dari siswa sekolah dasar di Jembrana yang sebelumnya mengikuti workshop dan latihan di Rompyok kopi, orang tua siswa juga antusias datang untuk menyaksikan anak-anaknya tampil di atas panggung rompyok kopi, lalu penampilan Badai di atas kepalanya dan penyerahan hadiah untuk juara-juara pda lomba sebelumnya.
Festival Seni Pelajar Jembrana adalah salah satu kegiatan yang bisa membangkitkan semangat anak muda Jembrana untuk berkarya dan bersastra. Dengan diadakannya kegiatan seperti ini saya yakin Jembrana pasti akan lebih mengenal sastra karena saya sangat jarang melihat adanya lomba seperti ini di Jembrana. Contohnya saja saya, yang dulunya tidak mengenal apa itu teater dan puisi sampai suatu ketika guru saya mengenalkan teater dan mulai ikut berproses di duniSa ini.
Walaupun sudah beberapa kali dilaksanakan, saya tidak pernah ikut menjadi panitia dalam kegiatan ini karena saya hanya bergaul dengan teman-teman disekolah saya. Tetapi saya selalu menonton dan kadang menjadi pengisi acara atau menjadi peserta lomba dikegiatan yang sangat menarik ini. anak muda di Jembrana sangat membutuhkan ruang seperti ini utnuk berekspresi dan menyalurkan bakat mereka dengan segala keluguan dan ketidak yakinan sehingga akan menjadi seseorang dengan kayikanan yang besar untuk menumbuhkan seni di Jembrana. [T]