Untuk kesekian kalinya Minikino masuk Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng. Tentu saja untuk memutar film. Kali ini film diputar di Wantilan Desa Pedawa, 6 Oktober 2019, serangkaian acara Minikino Film Week (MFW) #5.
Di Desa Pedawa program MFW #5 bertajuk Pop Up Cinema Buleleng. Program di Desa Pedawa ini bekerjasama dengan Kelompok Pecinta Alam Kayoman Pedawa.
Filmnya sendiri diputar pukul 18.00 wita. Namun sejak siang hari, para filmmaker sudah datang ke Desa Pedawa. Bukan hanya filmmaker dari Bali dan Indonesia, melainkan juga dari luar negeri.
Mereka antara lain Ursula (Jakarta), Jukka (Finlandia), Roger Gonin (Prancis), Raul Gonzo (Amerika), Sanchai (Thailand), Kristof & Lore (Belgia), Yumi & friends (Jepang), serta 6 filmmaker dari Bali, termasuk Buleleng.
Film yang diputar di Pedawa adalah “Ara Ngidayang Naanang (Minikino + Pecinta Alam Kayoman Pedawa + Balawa), Salah Tampi (Minikino + Alam Kayoman Pedawa), Margo (Minikino), dan Faove (Minikino). Lalu ada film tambahan sebagai penghibur, yakni Padi Gaga (Tumbuh Mandiri Chanel) dan Kecikcak Megangsingan (TVRI Bali).
Sejak siang hari, filmmaker dan kru minikino kami terima di rumah adat bandung rangki Desa Pedawa yang berada di wilayah bingin Sejumlah anggota Kelompok Pecinta Alam Kayoman Pedawa menyuguhkan kopi pedawa dengan gaya cara minum kopi orang pedawa, sambil menikmati jajanan ketela yang direbus dengan isi parutan kelapa dan gula pedawa.
Mereka duduk di jineng depan rumah adat bandung rangki. Tentu saja para filmmaker itu merasa senang datang ke Indonesia, ke Bali, dan juga ke Pedawa. Apalagi beberapa dari mereka memang baru pertama datang ke Indonesia.
Setelah minum kopi, para filmmaker yang dari luar Bali diajak melihat keunikan rumah adat yang masih lestari di Desa Pedawa. Mereka melihat alam Pedawa yang mamsih asri, dan tentu berbeda dengan sejumlah alam pedesaan di desa lain di Bali.
Saat pemutaran film di wantilan Pedawa, para filmmaker itu disuguhi kuliner khas Desa Pedawa oleh anak-anak Pecinta Alam Kayoman Pedawa yang semua menunya adalah khas Desa Pedawa. Antara lain menu masakan masyarakat Pedawa yang hanya sayuran, kemudian sambal bongkot.
Sambil makan, para filmmaker menonton film yang sedang diputar. Suasananya sungguh kekeluargaan. Begitu juga antusiasnya masyarakat mulai dari anak anak hingga orang tua berduyun-duyun menyaksikan film layar lebar ini. Mereka berbaur bersama para filmmaker. Suasannya cair dan penuh rasa kekeluargaan.
Mungkin warga penonton di Pedawa merasa rindu dengan jaman dulu pada saat mereka menonton film dengan layar tancap. Masyarakat tentu sangat senang jika acara pemutaran film semacam ini terus dilanjutkan.
Harapan kami ke depan, kepada Minikino sebagai lembaga yang setia memutar film ke mana-mana, atau filmmaker di seluruh Indonesia, tak bosan-bosan menampilkan karyanya di Desa Pedawa lewat pemuteran layar lebar. Bisa saja desa kami dijadikan tempat atau objek film dari para filmmaker di seluruh indonesia. Dan kami, Kelompok Pecinta Alam Kayoman Pedawa, selalu siap bersinergi dan menjalin kerja sama dengan Minikino Film Week dan juga filmmaker-filmmaker dari seluruh dunia. [T/editor Ole]