Ada kalimat bijak yang patut direnungkan “bicaralah dengan data”. Kalimat tersebut menjadi kalimat yang mendadak rajin menyapa kalangan mahasiswa saat proses bimbingan dan ujian skripsi (bagi mahasiswa S1). Dosen selalu menyarankan agar mahasiswa menyertakan data (data yang valid dan reliabel) saat memunculkan fenomena ataupun menunjukkan titik kritis suatu permasalahan di lapangan. Data menjadi sesuatu yang wajib sekali lagi wajib untuk disajikan saat pembicaraan dan pembahasan. Karena dengan data maka pembicaraan dan pembahasan menunjukkan kelasnya tersendiri.
Vitalnya peranan data sebagai bahan baku informasi sangat dirasakan bagi semua profesi, seperti akuntan, dokter, arsitek, pilot, sampai tukang parkir pun memerlukan data yang valid untuk menunjang kelancaran tugasnya yang pada akhirnya bermuara pada kelancaran rejeki keluarga. Begitu strategisnya fungsi data membuat sang ekonom pun harus mengakui bahwa statistik adalah nafasnya. Tanpa statistik maka sang ekonom akan mengalami kegelapan. Gelap mencerminkan keputusasaan dan ketidakberdayaan dan disaat seperti itu sang ekonom hanya bisa menunggu malaikat untuk mengajaknya pulang ke peristirahatan abadi.
Ilmu statistik memegang peranan yang sangat penting dalam mengumpulkan data, dan mentransformasikan data tersebut menjadi informasi mengenai berbagai fenomena perekonomian di dunia ini. Berbagai metode statistik yang dilakukan memungkinkan ekonom melihat dengan jernih peristiwa kekinian seperti tingkat produksi nasional, perkembangan jumlah penduduk, perkembangan angka kemiskinan, jenis-jenis pengangguran, dan perkembangan tingkat harga-harga. Yang lebih penting lagi, ilmu statistik memberikan sumbangan yang maha penting dalam analisis untuk kebijakan ekonomi makro.
Membedah Fenomena
Banyak fenomena yang terjadi dalam aktivitas ekonomi, baik mikro maupun makro. Banyak pula orang yang ingin mengetahui fenomena tersebut, sebagai contoh, mengenai tingkat kenaikan harga-harga. Harga berbagai jenis barang mengalami perubahan yang berbeda dari waktu ke waktu. Ada yang mengalami kenaikan dengan cepat, ada yang mengalami kenaikan dengan lambat dan ada pula yang tidak mengalami kenaikan harga atau bisa juga mengalami penurunan harga (ini terjadi pada kasus tertentu).
Oleh karena itu sangat sulit untuk mengetahui, misalnya, berapakah tingkat kenaikan harga barang-barang tersebut (barang konsumsi) dalam satu tahun tertentu. Untuk menjawab permasalahan tersebut, statistik hadir untuk membedah hal tersebut dengan angka indeks. Angka indeks didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan perubahan rata-rata sekumpulan data tertentu dari waktu ke waktu.
Indeks harga menunjukkan besarnya perubahan rata-rata harga sekumpulan barang dari suatu waktu ke waktu lainnya. Untuk menunjukkan besarnya perubahan tersebut diperlukan suatu masa/tahun yang akan dijadikan sebagai titik tolak dalam melihat besarnya perubahan harga yang berlaku. Masa tersebut dinamakan tahun dasar (best year).
Untuk tahun dasar itu angka indeksnya diberi nilai 100. Angka indeks pada tahun-tahun lainnya, sebelumnya atau sesudahnya, dihitung berdasarkan keadaan perubahan harga-harga yang berlaku jika dibandingkan dengan tahun dasar. Dimisalkan angka indeks harga pada satu tahun tertentu adalah 110. Angka ini memiliki makna bahwa secara rata-rata tingkat harga di tahun tersebut mengalami kenaikan sebesar 10 persen dibandingkan dengan harga-harga pada tahun dasar (tahun sebelumnya).
Peranan lain ilmu statistik dalam analisis ekonomi adalah untuk menguji kebenaran atas fenomena dan apabila fenomena tersebut terbukti benar, ilmu statistik dapat pula digunakan untuk menyatakan dengan lebih spesifik (dengan angka-angka) sifat hubungan antara variabel-variabel yang terlibat.
Sebagai contoh, berdasarkan observasi dilapangan ditemukan fenomena kalau pendapatan seseorang (gaji aparatur sipil negara) naik, maka pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan konsumsi akan ikut naik. Disini, ilmu statistik hadir sebagai kompas untuk menuntun sang pembelajar bersikap skeptis akan temuan tersebut. Ilmu statistik pertama-tama dapat digunakan untuk melihat apakah pernyataan itu benar atau salah.
Seterusnya, apabila pernyataan itu memang terbukti benar, maka ilmu statistik dapat pula digunakan untuk mengetahui lebih spesifik atas peristiwa tersebut. Misalnya, kalau pendapatan seseorang (ASN) mengalami kenaikan sebesar persentase tertentu, misalnya sebesar 10 persen, berapa persenkah kenaikan pengeluaran untuk tambahan konsumsi?
Andaikata data yang dikumpulkan di lapangan memang menunjukkan kecenderungan bahwa kalau pendapatan meningkat maka pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan konsumsi juga meningkat, maka fenomena tersebut dianggap benar karena sesuai dengan teori ekonomi. Selanjutnya, analisis statistik dapat digunakan untuk menentukan dengan lebih spesifik sifat hubungan antara pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan analisis regresi sederhana. Analisis regresi adalah metode statistik yang dapat digunakan menaksir sifat hubungan fungsional antara pendapatan dan pengeluaran rumah tangga.
Angka-angka yang dimunculkan pada kasus sebelumnya akan sangat penting bagi pemerintah terkait, seperti bagi Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID). Jangan sampai tujuan awal pemerintah untuk memotivasi ASN dengan memberikan peningkatan gaji sebesar 10 persen malah menimbulkan inflasi yang tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan sangat merugikan kestabilan nasional. Sehingga, perhitungan statistik tersebut akan menentukan kebijakan pemerintah. [T]