Satu lagi grup band indie muncul di Buleleng. Namanya Asterisk. Grup ini mengusung genre pop rock karena dianggap paling cocok dengan karakter setiap personilnya. Grup ini sudah merilis dua lagu, Kenangan Manis dan Megedi.
Dan sejak merilis lagu dan beberapa kali manggung di sejumlah tempat, grup band ini tampajnya sudah memiliki penggemar tersendiri, meski belum banyak. Di youtube, sejak di-publish Juni 2019, video klip “Kenangan Manis” sudah ditonton lebih dari 400 kali. Vieo klip “Megedi” yang juga di-publish Juni 2019 sudah mendapatkan 1,469 views.
Jika dibanding viewer video klip dari band yang sudah punya nama, jumlah itu memang belum bisa disebut banyak. Namun, sebagai tahap awal, jumlah itu satu jalan penting untuk memperkokoh rasa optimisme para personilnya bahwa grup itu akan mendapatkan tempat di hati penggemar music, bukan hanya di Bali utara, melainkan juga di Bali, mungkin juga di Indonesia.
“Kami bersyukur dengan terbentuknya Asterisk dengan tujuan sederhana, yakni meramaikan industri musik Bali,” kata Putu Rico Miharja suatu hari di Rumah Musik Demores, Singaraja.
Rico mengaku sadar bahwa dengan bermunculannya band-band indie di Bali maka persaingan pun sangat ketat. Karena itu, ia bersama teman-temanya ingin membentuk sebuah band dengan warna musik yang berbeda, hingga akhirnya terbentuklah band ini yaitu Asterisk.
“Kami yang sama-sama mencintai musik dan ingin terjun serta maksimal dalam musik bertekad akan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik,” kata Rico.
Karena mengawali karier dari bawah, kata Rico, ia bersama teman-teman memutuskan untuk berkarier dalam jalur indie meski tidak menutup kemungkinan juga mengikuti jalur label jika suatu saat nanti mendapat tawaran rekaman dari salah satu label musik. “Akan tetapi untuk awal kami baru mengusahakan promosi band melalui jalur indie,” katanya.
Asterisk terbentuk pada 1 Juni 2014, dan pada saat itu semua personilnya sudah pada bekerja. Namun meski punya kesibukan, dengan semangat yang tinggi mereka membentuk sebuah band yang kelak bisa menjadi tempat bagi mereka menyalurkan energy kreatif mereka di bidang music.
Kenapa Asterisk?
Asterisk berasal dari bahasa Latin Akhir asteriscus, dari bahasa Yunani Kuno asteriskos, yang artinya “bintang kecil”. Dengan nama itu, mereka ingin menjadi seperti bintang kecil, tidak ambisius, namun tetap bisa menerangi dunia. “Visi dan misi kami adalah memberikan hiburan yang menyenangkan pada setiap event yang melibatkan kami. Dengan tujuan kedepannya bisa menjadi salah satu band indie Bali yang berhasil dan sukses di belantika musik Bali,” kata Rico.
Asterisk sendiri mengusung genre pop rock karena dianggap yang paling cocok dengan setiap karakter personilnya. Asterisk sudah dua kali berganti personil sejak saat didirikan. Dari pergantian vocalis, hingga pergantian pemain bass. Dan saat ini Asterisk beranggotakan 4 orang.
Sebagai tahap awal, band ini memulai perform sebagai band pembuka, band penutup atau pengisi acara dan juga mengikuti parade-parade serta festival band.
“Namun untuk selanjutnya tidak menutup kemungkinan kami juga ingin menjadi bintang tamu dalam event-event musik di Bali,” kata Rico. [T] [*]