11 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Acara
Pameran Sumadiyasa_Mother Tree, 2019, Acrylic on Canvas, 400hight x600wide cm

Pameran Sumadiyasa_Mother Tree, 2019, Acrylic on Canvas, 400hight x600wide cm

I Madè Sumadiyasa Gelar Pameran Tunggal “Sacred Energy” di Bentara Budaya Bali

tatkala by tatkala
July 27, 2019
in Acara
19
SHARES

Setelah Solo Exhibition “The Backlash Of The East” di Kuala Lumpur, Malaysia, 8 tahun lalu, kini seniman I Madè Sumadiyasa menghadirkan karya-karya terpilihnya dalam pameran di Bentara Budaya Bali (BBB). Pameran tunggal bertajuk “Sacred Energy” MetaRupa I Madè Sumadiyasa ini akan dibuka secara resmi pada Minggu (28/07) pukul 18.30 WITA.

I Madè Sumadiyasa, yang selama ini konsisten mengusung langgam abstrak, dikenal dengan lukisan-lukisannya yang gigantik. Pameran ini, berlangsung hingga 5 Agustus 2019,  hakikatnya hendak mencermati konsistensi dan pergumulan berkaya Sumadiyasa selama ini sehingga menemu langgam abstraknya yang mempribadi.

Diharapkan pula ekbisi kali ini dapat memberikan gambaran utuh menyeluruh tentang tahapan cipta sang kreator, terutama mengacu pada pembacaan atas karya-karya periode terkini dan kilas balik pada proses kreatif I Madè Sumadiyasa terdahulu.  


Pameran Sumadiyasa_Waves, 2019, Acrylic on Canvas, 200x500cm

Seniman asal Tabanan ini telah menggelar banyak pameran tunggal maupun bersama, baik di Indonesia atau di luar negeri. Beberapa pameran terpilihnya antara lain: “Songs of the Rainbow”, MADE at Ganesha Gallery, Four Seasons Resort, Jimbaran Bay, Bali, Indonesia (2008), “Sunrise”, MADE at Ganesha Gallery, Four Season Resort, Jimbaran Bay, Bali, Indonesia (2005),”One World, One Heart”, MADE at ARMA Museum, Bali, Indonesia (2004), “Journeys”, MADE (simultaneously) at the Neka Art Museum, Bamboo Gallery and Komaneka Fine Art Gallery, Ubud – Bali, Indonesia.

Wicaksono Adi, kurator pameran ini, mengungkapkan bahwa abstrak-ekspresionisme Sumadiyasa bertumpu pada unsur-unsur emotif dan “abstraksi” bentuk-bentuk, lalu transisi menuju aspek immaterial objek-objek dan akhirnya merasuk dalam pusaran energi alam yang melampaui “abstraksi-abstraksi” itu sendiri. Suatu drama piktorial yang sangat dinamis dari situasi (state of) energi alam sekaligus tilikan subjektif yang termanifestasikan secara bebas dan spontan.

“Karya-karya Sumadiyasa boleh dikata sebuah upaya untuk menggambarkan daya-daya suci (sacred energy) sebagai energi ‘primal’ dalam cara pandang ‘kosmosentris’ di mana manusia tidak dipandang sebagai pusat dunia dan kehidupan, “ cetus Wicaksono Adi.

Dengan karya-karya abstrak ekspresionistik itu, pada awal dekade 1990, seniman kelahiran 1971 dan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini, telah mengejutkan publik dan memperoleh apresiasi internasional. Sidini mahasiswa, pada tahun 1995, ia telah diundang dalam pameran Art Asia, International Fine Art Exhibition, cikal bakal Art Basel Hongkong. Salah satu karyanya dijadikan cover majalah Asian Art News, sebuah media seni penting di kawasan Asia (1996).

Ekspresi Kosmik

Mula-mula Sumadiyasa banyak mengeksplorasi bentuk-bentuk semi representasional objek-objek, baik sosok-sosok manusia maupun bentuk-bentuk ideoreligius tradisional Bali seperti barong, ikon-ikon maupun figur-figur simbolik dunia perwayangan dan sejenisnya. Ekspresionisme Sumadiyasa pada fase ini bertumpu pada aspek emotif dari objek-objek berikut gambaran atmosfer di mana objek-objek itu hadir. Setelah itu muncul “abstraksi” bentuk-bentuk yang menggantikan drama piktorial alamiah ke dalam konstelasi gerak objek-objek nan bebas sekaligus mengesankan keteraturan yang bersifat menyeluruh-utuh.

Karya-karya abstrak ekspresionistik I Madè Sumadiyasa tidak hanya objek retinal belaka. Pun bukan gambaran visual tentang kedahsyatan energi alam, tapi sudah  menjadi wujud dari gelora energi itu sendiri. Ia bukan sekadar drama piktorial tentang gejolak batin sang subjek pembuatnya, atau gambaran ekspresi daya-daya kosmik, melainkan juga wujud dari energi alam itu sendiri.


Pameran Sumadiyasa_Sacred Energy, 2019, Acrylic on Canvas, Diameter 153cm

Di sana-sini energi kosmik itu ditampilkan dalam ukuran ekstra besar sehingga akan menimbulkan efek “totalitas performatif” yang lebih kuat pula. Yaitu efek pemaknaan intensional yang melebihi dimensi visual an sich, karena hal itu akan menimbulkan getaran yang lebih kuat pada si pemandang. Melalui drama piktorial spektakuler itu gelora dan kebesaran ”energi kosmik”-nya tampil dalam wujud yang benar-benar nyata.

“Pameran ini mengajak hadirin untuk dapat melatih kepekaan terhadap kekuatan alam yang dahsyat itu. Apalagi bagi orang orang Indonesia yang hidup dalam rangkaian cincin api (ring of fire) dengan alam yang terus bergejolak, plus kehidupan yang dipenuhi kekerasan, fragmentasi dan konfrontasi brutal yang menjalar ke mana-mana, “ ujar Wicaksono Adi.

I Madè Sumadiyasa juga meraih berbagai penghargaan, diantaranya: Finalist Indonesia Art Awards, Indonesia Art Foundation, Jakarta, Indonesia (2003), Finalist Phillip Morris ‘Indonesia Art Award (1996 & 1997), Best Still Life painting, Indonesia Institute of Art (ISI) Yogyakarta, Indonesia (1996), Best painting, Lustrum II, Indonesia Institute of Art (ISI), Yogyakarta, Indonesia (1994), Honorable mention for painting, Indonesia Institute of Art (STSI) Denpasar, Bali, Indonesia (1993) dan lain-lain.  [T] [*]

Tags: Bentara BudayaPameranPameran Seni RupaSeni Rupa
tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Okid Kres dan Yan Bero dalam video klip lagu Ogoh-ogoh
Esai

Misteri di Balik Lagu Ogoh-Ogoh

Apakah yang paling dinanti masyarakat Bali saat perayaan Nyepi? Tak lain tak bukan, jawabannya tentulah satu: Ogoh-ogoh! Boleh dikata ogoh-ogoh ...

March 13, 2021
Foto Sugi Lanus
Esai

Nava-Sāgarāvarteṣu, Sembilan Teluk Mengitari Bali – Catatan Harian Sugi Lanus

Simpul awal peradaban Bali dan parameter kerusakan Bali bisa dilihat di sembilan teluk yang mengitari Bali. Sembilan teluk yang istimewa ...

November 14, 2019
Foto: koleksi penulis
Khas

Uang Baru Bikin Mata Biru, Uang Kuno Bikin Hati Tergetar

ADA kata-kata kiasan, “Matanya biru saat melihat uang!” Artinya, semua tahu. Seseorang dilukiskan begitu senang melihat uang, saking senang, matanya ...

February 2, 2018
Wayan Redika, Done, 300x298
Puisi

Jong Santiasa Putra || Empat Sajak di Hari Natal

  UNTUK SEMALAM DI GEREJA FRANSISKUS XAVERIUS, KUTA   Jika kau lahir di kamarku mungkin manusia tak mengenal apa sesungguhnya ...

December 24, 2020
Tobing Crysnanjaya || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha
Esai

Tentang Kopi [1] – Menjadi Bule di Buleleng

Bak “Buta tumben kedat” (orang buta tumben melihat), peribahasa Bali ini bisa menjadi pembuka dari cerita singkat saya berkenalan dengan ...

June 24, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In