10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Atmosfir Perbatasan -[Kenangan Jurnalis dari Sebatik]

Heyder AffanbyHeyder Affan
July 18, 2019
inTualang
Atmosfir Perbatasan -[Kenangan Jurnalis dari Sebatik]

Pulau Sebatik 2005

14
SHARES

“SAYA bisa bebas keluar-masuk (perbatasan Indonesia-Malaysia), kapan pun,” ujar salah-seorang warga Pulau Sebatik, tanpa harus mengantongi paspor.

Pulau Sebatik, yang dibagi menjadi dua wilayah Malaysia dan Indonesia, terletak di ujung utara pulau Kalimantan.

Awal Agustus 2005, saya melakukan liputan ke pulau mungil itu untuk merekam seperti apa kehidupan di sana.

Ketika saya ke sana, konflik perbatasan antara Malaysia-Indonesia terkait pulau Sipadan dan Ligitan masih segar dalam ingatan – dan masih menjadi isu sensitif. Atmosfirnya sangat terasa sekali.

“Jangan, jangan, bapak ini mata-matanya Inggris.” Kalimat ini, masih saya ingat, terucap dari seorang tentara yang menjaga di pos perbatasan, persis tidak jauh dari tapal batas.

Urusannya jadi panjang: Saya ditanya macam-macam, mulai data diri,surat liputan ke pulau tersebut, hingga “diskusi panjang” dengan pejabat kepolisian setempat keesokan harinya.

Dan ujungnya, “Pak Affan, mohon maaf… anggap saja Pak Affan tidak pernah ketemu kami….Dan besok, kami harap Pak Affan sudah meninggalkan Sebatik…”.

***

SEBAGIAN rumah di Pulau Sebatik, malahan, letaknya persis di garis di perbatasan — “sehingga saya makan di wilayah Indonesia, dan buang air kecil di Malaysia…,” celetuk warga Sebatik, yang sebagian besar berdarah Bugis.

Dikutuk (atau berkah?) berada di wilayah yang terpencil, dan secara geografis lebih dekat ke pusat perekonomian Malaysia (yaitu Kota Tawau), membuat sebagian warga pulau itu ‘tergantung’ kepada negara jiran itu.

Karenanya, orang-orang di pulau mungil itu mengaku lebih sering berbelanja kebutuhan sehari-hari ke Tawau (Malaysia).

“Hanya butuh waktu sekitar 20 menit, naik perahu kelotok ke Tawau,” kata seorang ibu, yang kupergoki membawa belanjaan, setelah turun dari perahu.

Selain alasan jarak yang tak begitu jauh, “harganya relatif murah…”


Pulau Sebatik 2005

Lebih dari itu, mereka sudah terbiasa menggunakan mata uang Ringgit untuk bertransaksi ekonomi.

“Tentu saja, kami lebih suka menggunakan Ringgit, karena nilainya lebih tinggi..” kata seorang ibu, yang tengah meladeni pembeli di toko kelontong miliknya, tidak jauh dari pelabuhan kecil Sebatik.

‘Kedekatan’ warga Sebatik dengan Malaysia juga terlihat dari cara mereka bertutur lisan yang mirip Bahasa Melayu. “Kita kan hampir tiap hari bisa mengakses siaran televisi Malaysia, dan bertemu orang-orangnya…”

***

DUA hari tinggal di pulau Sebatik (untuk sebuah liputan tentang ‘mental warga perbatasan’), saya pun akhirnya mafhum, tentang keluhan mereka yang selama ini saya dengar dari pemberitaaan media massa, yaitu “kurang diperhatikan oleh pusat”.

Saya mewawancarai Camat Sebatik (saya lupa namanya), dan berharap “agar pemerintah pusat sudah saatnya menoleh kepada mereka”).

Seorang pengusaha, yang antara lain membuka mini market, bercerita dengan masygul, butuh beberapa hari untuk memasok kebutuhan sehari-hari. “Kadang telor sudah busuk sampai sini..”

Seorang penduduk, dengan setengah berbisik, berkata, karena kelangkaan itu, praktek penyelundupan tak jarang terjadi. “Tetapi, saat ini sedang tiarap, setelah pemerintah di Jakarta teriak-teriak soal memerangi korupsi…”

Saya juga mendatangi pos militer di perbatasan pulau itu, tetapi pejabat kepolisian dan militer di sana menolak saya wawancarai — tanpa alasan yang jelas.

(“Pak Affan, mohon maaf… anggap saja Pak Affan tidak pernah ketemu kami….Dan besok, kami harap Pak Affan sudah meninggalkan Sebatik…”).

Saya mengiyakan permintaan para pejabat itu. Beruntung, saya sudah mendapatkan wawancara lengkap dengan warga, pelaku ekonomi, serta pejabat sipil Pulau Sebatik…

Dan seperti dimaui mereka, esok harinya sebuah sepeda motor yang dinaiki seorang polisi sudah menunggu di depan hotel yang saya tinggali.

“Ini Pak Affan kan?” Sebelum dia bertanya lebih lanjut, kujawab ya dan kukatakan “ya, saya akan meninggalkan Sebatik…”

Mengendarai mobil kijang yang kusewa, aku pun meninggalkan polisi dengan sepeda motor tuanya.

Saya memotong jalan, melewati kawasan yang dulunya hutan (dan, kini tinggal tanah yang kosong, dan bekas tebangan pohon di mana-mana) menuju dermaga kecil, untuk selanjutnya menyeberang ke Pulau Nunukan — sebelum besoknya kembali ke Tarakan dan pulang ke ‘dunia nyata’ Pulau Jawa, dengan segepok informasi tentang Pulau Sebatik dan penghuninya… [T]

Tags: IndonesiajurnalismeKalimantanMalaysiaPulau Sebatik
Previous Post

Etos Kerja Orang Bali, “Jengah” & “De Ngadén Awak Bisa”

Next Post

Tirtayatra ke Jawa, Rekreasi atau Panggilan Hati?

Heyder Affan

Heyder Affan

Penyuka jalan-jalan, penikmat sastra, dan gila bola. Tulisannya bisa dilihat secara lengkap di heyderaffan.blogspot.com

Next Post
Si Perantau Tanggung: Asal Tabanan, Lahir di Buleleng, Domisili Negaroa

Tirtayatra ke Jawa, Rekreasi atau Panggilan Hati?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co