3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Self-Acceptance” Pada Realitas Hidup – [Ulasan Buku Kumpulan Cerpen Kereta Tidur]

L MargibyL Margi
July 9, 2019
inUlasan
“Self-Acceptance” Pada Realitas Hidup – [Ulasan Buku Kumpulan Cerpen Kereta Tidur]
15
SHARES
  • Judul : Kereta Tidur
  • Penulis : Avianti Armand
  • Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
  • Tebal : 152 halaman
  • Tahun : Juni 2018

***

Sebagian manusia memiliki keterbatasan dalam memahami apa yang ada dalam pikiran dan hatinya. Tak sedikit yang menjadi korban dari ketidakmampuan mengatasi konflik batin dan pada akhirnya memicu melakukan tindakan-tindakan di luar nalar.

Hidup itu haruslah ideal, baik-baik saja, tak perlu ada kegagalan, tak boleh ada kecewa. Siapa yang tak ingin semua ini? Tapi pada kenyataannya hidup itu dinamis. Beberapa hal tersebut penyebab manusia selalu memelihara rasa takut. Terlebih hal ini akan terjadi pada orang yang dalam hidupnya selalu ada pada zona nyaman.

Avianti Armand mencoba mengusik pembaca dengan hal-hal unik seperti konflik cinta; ketidakharmonisan keluarga; beberapa pertanyaan atas eksistensi manusia. Dalam bukunya, ia menyajikan kumpulan cerpen dengan alur cerita yang tak terduga-duga.

Judul buku kumpulan cerita “Kereta Tidur” diangkat dari salah satu cerpen dari lima belas cerita di dalamnya. Saya mencoba lebih awal menebak sejumlah cerpen di dalam buku ini pasti berkisah tentang sebuah petualangan atau mungkin saja perjalanan hidup seseorang. Dan ternyata di luar ekspektasi, pada cerpen “Kereta Tidur”, Avianti Armand—sebagai penulis buku ini—jauh menceritakan tentang petualangan batin dua manusia, bagaimana mereka menjaga rasa pada sebuah relationship yang tak wajar.

“Kita akan lupa,” Naomi mengeluh, sedikit sedih sedikit khawatir, meski tak bisa berbuat lagi. Mereka memang harus cukup puas dengan memori yang melekat pada benda-benda kecil.

“Kelak,” ujar lelaki itu yakin, “kita akan punya tempat untuk memajangnya. Ketika bulan lega dan segaris oranye di kaki langit.” (Kereta Tidur: 101)

Manusia—mungkin saja diantaranya saya, kamu, atau kalian—terlalu sibuk menciptakan kenangan-kenangan dalam setiap tipak perjalanan hidup, tetapi kita sering lupa menjaganya. Dalam cerpen ini, Avianti begitu jelas memotret tentang cerita yang bertolak belakang dengan kehidupan ideal atau kisah cinta yang wajar. Tentang sebuah perasaan sayang pada orang dan waktu yang tidak tepat, namun tak pernah ada kata korban atau dikorbankan. 

Avianti berusaha menegaskan pada cerita ini bahwa bahagia itu begitu sederhana, sesederhana Naomi (tokoh dalam cerita) menamai diri mereka: pengumpul “souvenir”- hal-hal kecil yang mampir sejenak, mengikat dia, lelaki itu, dan tempat-tempat. Seperti subuh ini, kamar ini, surat kabar kemarin, genggaman tangan di bawah bantal, remah keringat pada selimut, rambut kusut, senyum mengantuk, kopi asam yang tak pernah habis, dan cangkir biru laut yang menyisakan asap.

Namun, saya sangat yakin, jika salah satu dari kita membaca cerpen ini lalu menarik pada pemahaman agama, tentu kita akan memicingkan mata berusaha mencari di mana letak kebenaran dalam hubungan terlarang antara Naomi dan lelakinya.

Tidak jarang antara agama dan sastra memunculkan pertentangan esensial, namun sering pula keduanya menunjukkan satu kesamaan perspektif. Begitu pula beberapa cerita pada buku ini. Kita lihat saja bagaimana tokoh dalam cerpen berjudul Matahari begitu sibuk mempertanyakan tentang Tuhan pada kekasihnya: ”Bagaimana kita tahu bahwa Tuhan bukanlah matahari?”

Atau pada cerita berjudul Ayah yang mengisahkan lelaki tua yang selalu memberikan ciuman pada malaikat kecilnya dengan meninggalkan perih dan bekas yang semakin membuat ia meringis kesakitan,” Kamu seorang perempuan sekarang, ujarmu, dulu kamu adalah malaikat. Aku lebih suka disebut bejat. Sebab kini kita telah bercinta, di batas antara tanah dan air, di bawah ribuan bintang dan sapuan ombak, walau aku tahu itu tabu.” (Kereta Tidur: 110).

Inilah kenapa kita tidak selamanya bisa memperdebatkan karya sastra dengan dalil agama yang hakikatnya selalu mempunyai batasan-batasan yang mengikat, sedangkan jelas sekali berbeda dengan hakikat sastra sebagai sesuatu yang lentur dan tidak terikat. Istilah chatarsis yang dikemukakan oleh Aristoteles menandakan bahwa sastra adalah pembebasan atas jiwa, pembebasan atas apa yang terikat, karena itu pula, dalam dunia sastra dikenal istilah licensia poetica, yakni kebebasan atau hak dan wewenang seorang sastrawan dalam berkarya. Pada tataran itulah sastra dan agama menjadi dua entitas yang kontradiktif.

Dalam buku ini, kalian juga akan temui sebuah cerpen yang paling pendek diantara cerpen lainnya: Pelajaran Terbang, cerita sebuah pertentangan batin manusia, antara mimpi dan realita, juga segala konsekuensinya. Avianti mengawali cerita dengan membenturkan manusia pada ketakutan-ketakutan yang seringkali menghentikan kita pada perbatasan. Antara rasa takut dan berani, waras dan gila.

“Kamu takut, tapi juga bergairah. Kamu akan sedih karena keterbatasanmu, tapi juga sadar, bahwa ini hanyalah soal pilihan. Pulang – tanpa pernah mencoba – dengan utuh dan selamat, atau sekali saja, hanya sekali saja sebelum mati, kamu merasakan terbang. Kamu mungkin mati, mungkin juga tidak.” (Kereta Tidur: 121)

Manusia tidak bisa menghindari perasaan takut, bahkan pada titik tertentu manusia berusaha menyelamatkan dirinya dari rasa takut dengan cara yang terkadang diluar dari prediksi kita. Misalkan saja sebuah kasus, seorang manusia yang ingin menangis, berteriak tapi takut dianggap gila, atau manusia yang ingin mati tapi takut bunuh diri, atau manusia petualang yang setelah melampiaskan birahinya, menghilang karena takut akan kehancuran karir dan nama baiknya. Memutuskan memilih zona aman adalah salah satu reaksi yang bisa dilakukan untuk merespon kasus-kasus tersebut.

Dalam cerpen ini, Avianti berhasil menarasikan dengan baik bagaimana manusia harus melawan  dirinya sendiri. Ia memberi sebuah gambaran bahwa hidup bukan hanya sekedar bagaimana kita  merangkul rasa sakit dan takut, melainkan bagaimana sebuah keberanian menentukan pilihan mengakhiri rasa sakit dan takut dengan segala konsekuensi.

Hal ini nampak pada ending cerita, di mana “aku” telah berhasil menyelesaikan pemberontakan dalam batinnya,”jika aku bisa terbang, maka aku akan melayang di udara seperti elang. Jika Tidak, aku cukup bahagia untuk jatuh.” (Kereta Tidur: 122)

Buku tentang sebuah perjuangan

Buku kumpulan cerita Kereta Tidur adalah sebuah gambaran realita hidup di sekitar kita yang bisa dialami oleh siapa saja. Kisah tentang perjuangan baik dalam kewajaran maupun ketidakwajaran. Perjuangan bagaimana mencintai, mendapatkan cinta, menunggu, meninggalkan, menjaga kenangan, melawan rasa takut, bahkan perjuangan meyakini sesuatu yang tidak semua orang mampu paham.

Apakah perlu membaca semua cerpen dalam buku ini setelah apa yang saya tulis?

Tentu, setidaknya kita akan tahu betapa hidup itu tak hanya putih atau hitam, dan sedikit belajar bertanggung jawab atas rasa yang sudah kita bangun. Lebih dari itu, yang sangat menarik dari bukuKereta Tidur, sebuah cerita penutup yang mengajarkan betapa sebuah keyakinan itu dibutuhkan dalam setiap relasi.

Pembaca bisa melihat begitu kuat keyakinan tokoh pada cerpen: “Tak Ada yang Lebih Tepat Berada di Sini Selain Kamu.” dalam mencari cintanya. Ia menulis sebuah pesan dalam botol: “Aku akan mencarimu, sampai kau hilang lagi.” [T]

Tags: Bukuresensi bukusastra
Previous Post

Tubuh Kita Butuh Stres

Next Post

Koes Plus Tak Pernah Mati

L Margi

L Margi

Alumnus Magister Pendidikan UNESA

Next Post
Koes Plus Tak Pernah Mati

Koes Plus Tak Pernah Mati

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co