25 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Balada Ayam Hutan Kaki Batukaru

I Wayan Artika by I Wayan Artika
June 23, 2019
in Esai
44
SHARES

Gunung Batukaru bagi saya tidak hanya kaya satwa, tetapi rumah cerita, dan pura megalitikum berusia ribuan tahun. Kijang, babi hutan, ular piton, monyet, trenggiling, landak, rase, mahmah, lubak, ratusan jenis burung, hidup damai di hutan.

            Keker (ayam hutan, gallus varius) berhabitat di perkebunan kopi yang membentang dalam kemiringan kaki Batukaru. Mereka sesungguhnya “jinak” karena sangat sering berhubungan dengan para petani dan keluarganya yang beraktivitas di kebun kopi. Beberapa keluarga ayam hutan dan beberapa pasangan juga sering berbaur dengan ayam peliharaan. Terkadang sulit membedakan keduanya.

            Ketika petani ngabas (memotong rumput di kebun kopi), sarang terancam karena petani kurang menyadari konservasi satwa. Sarang-sarang ayam hutan dengan tiga hingga lima butir telor yang sedang dierami, diambil, tanpa rasa menyesal. Bisa digoreng atau direbus atau dieramkan pada induk ayam kampung. Diharapkan akan menetas anak ayam hutan dan kelak dijual.

            Menikmati telor rebus/goreng ayam hutan tentu suatu kemewahan tersendiri karena merupakan hal yang langka. Tapi bagi para petani hal ini merupakan hiburan atau kesenangan. Mereka tidak berpikir lebih jauh, soal kelestarian alam. Tidak ada petani yang memberi perlindungan kepada telor-telor ayam hutan yang ditempatkan oleh induknya di atas tanah kebun kopi. Menjumpai sarang dengan telor adalah keberuntungan.

            Ancaman lain datang dari senapan angin yang menjadi “senjata” dan hiburan para petani kopi. Belum lagi kegiatan mepikat. Maka setiap tahun jumlah ayam hutan kaki Gunung Batukaru menyusut.

            Ayam hutan dijual secara terbuka, seperti yang pernah ditemukan di sekitar SPBU. Si penjual hanya berpikir dapat uang. Hal ini bisa dihentikan dengan semua kita sama sekali tidak tertarik membeli. Tapi memang masih ada yang suka memelihara ayam hutan di rumah-rumah.

            Saya membayangkan, perkebunan kopi ramai oleh ayam hutan yang jinak karena tidak diusik dan diancam. Justru dilindungi. Secara periodik ayam hutan jantan berkicau, saling balas. Gerombolan mereka juga hidup bersama ayam kampung yang akan memperkaya sumber daya hayati. Kebun kopi akan makin indah dan bisa menarik kunjungan wisatawan, para siswa, atau para peneliti.

            Maka memang harus ada perlindungan. Semua petani kopi di kaki Gunung Batukaru harus menjaga, melindungi ayam hutan. Jika berjumpa sarang, biarkan saja sehingga menetas selamat. Memelihara ayam hutan memberi kepuasan semu ketimbang menjumpai kehidupan “liar” mereka di perkebunan kopi. Petani era milineal ini tidak hanya tahu ilmu tani tetapi juga memiliki kesadaran konservasi.

            Yang punya ayam hutan, ayo lepas. Jangan memiliki senapan angin karena menjadi ancaman aneka satwa kaki Batukaru. [T] 

Tags: ayam hutandesafaunaGunung Batukarukaki batukaruperkebunan
I Wayan Artika

I Wayan Artika

Doktor pengajar di Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha Singaraja. Penulis novel, cerpen dan esai. Tulisannya dimuat di berbagai media dan jurnal

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
GM Sukawidana, Umbu Landu Paranggi, bersama alumni Sanggar Cipta Budaya (Foto:FB)
Khas

Reuni Puisi Sanggar Cipta Budaya SMPN 1 Denpasar: GM Sukawidana itu “Nabe”

Reuni puisi Sanggar Cipta Budaya SMPN 1 Denpasar yang bersamaan dengan peluncuran buku kumpulan puisi “Peladang Kata”, berlangsung hangat sehangat-hangatnya, ...

February 26, 2019
Para peserta acara Jah Magesah Vol.5 di Baler Agung Jembrana [Foto Mang Tri]
Khas

Merawat Cinta di Persimpangan Jalan – [Catatan Jah Magesah Vol. 05]

Kota dan tanah kelahiran adalah Ibu. Sebagaimana seorang Ibu, kota menyediakan diri memberi kenyamanan bagi seluruh penghuninya; pemerintah dan warga ...

February 26, 2020
Ilustrasi: Foto Pameran Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Undiksha di ART PATIO Lovina,, 3-29 Septmbr 2016 (Foto Mursal Buyung)
Puisi

Puisi-puisi Surya Gemilang # Setelah Mengunduh Film Porno

Setelah Mengunduh Film Porno deduri pun tumbuh di batang kemaluanku. kulit tanganku yang resah menipis-menghangat, berdansa cepat saat kelopak-kelopak mawar ...

June 29, 2019
Lomba tari Oleg Tamulilingan, Bali Mandara Nawanatya II-2017, /Foto: Widnyana Sudibya
Esai

Hakikat Seni – Membaca Kembali Prasasti Sukawana Bali Tahun 891

SUKAWANA adalah sebuah desa dalam jajaran desa-desa tua di pegunungan Bali. Pura Penulisan dan Pura Balingkang mengapitnya. Sebuah kawasan yang ...

February 2, 2018
Surya Darma latihan dalam rangka Performance Art  "BLIND IN PARADISE"
Acara

“Blind In Paradise”, I Gede Made Surya Darma | Gelap dalam Gemerlap Dunia

Pameran senirupa bertajuk "Sip Setiap Saat" yang digelar di Griya Santrian Hotel Sanur, menampilkan beragam karya. Selain lukisan, sejumlah perupa ...

January 5, 2021

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co [diolah dari sumber gambar di Google]
Esai

Skenario Besar di Balik Tambahan Lirik Lagu “Bintang Kecil” di Bali | Meli tipat sing ada dagang

by Gede Gita Wiastra
January 24, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1356) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In