9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Krisis Identitas; Jadi Siapa, Bukan Jadi Apa

Putu Nata KusumabyPutu Nata Kusuma
May 19, 2019
inEsai
Krisis Identitas; Jadi Siapa, Bukan Jadi Apa

Ilustrasi: Google

11
SHARES

Setelah lama tak bersua di Tatkala, saya menjadi ragu dengan jati diri saya sebagai salah satu donatur di salah satu platform tentang jurnalisme warga terbesar di Bali ini.

Bicara tentang jati diri, kali ini saya membawa sebuah keresahan tentang krisis identitas yang secara pribadi saya alami. Jikalau teman-teman pembaca mengalaminya juga, maka kelak kalian harus bagikan tulisan ini. Mari sebarkan virus penuh keresahan ini agar saya tidak “gila” sendirian. haha. Jadi apa yang dimaksud dengan krisis identitas? Adalah tentang sebuah generalisasi atau kalau boleh dibilang semacam pengkotak-kotak kan atas diri kita yang dilakukan oleh orang lain.

Tulisan ini berangkat dari kegelisahan saya tentang sebuah cap atau label yang orang lain berikan kepada kita. Pernahkah kalian di judge kalau semisal kalian sedang duduk di pojokan sebuah ruangan, sendirian dan sedang asyik mendengarkan lagu galau maka orang akan bilang “wah ni anak patah hati kayaknya”

Atau ketika kalian tamat (wisuda) tidak sesuai dengan waktu seharusnya, maka kalian akan di cap hidupnya akan susah, karir mencari kerja bakal terancam. Sebenarnya masih banyak lagi contoh lain. Tetapi poin yang saya coba sampaikan ke pembaca semua adalah jikalau kalian merasakan menjadi bagian dari contoh-contoh yang saya sebutkan tadi dan kalian sudah merubah diri atau sikap karena paksaan dari orang lain, berarti fix kalian hidup dalam definisi orang lain.

Apa yang dimaksud dari hidup dalam definisi orang lain adalah tiap orang seolah punya SOP (Standar Operasional) nya tersendiri. Mereka seolah punya standar hidup sukses dan bahagia itu seperti apa. Nyatanya, hidup kita ini bhineka, beda-beda serta beragam. Jika saya ibaratkan dalam sebuah tahap pencapaian dari A-C, maka dengan sampai pada tahap A saja sudah cukup membuat saya bahagia dan mungkin bagi beberapa orang justru letak kebahagiaan mereka terletak pada tahap C. Ini tidaklah salah dan amat sangat sah.

Permasalahan yang kini kerap muncul ialah bahwa hal ini belum sepenuhnya dipahami oleh para golongan tua. Saya akan ambil beberapa contoh situasi dimana kita hidup dari definisi orang lain berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa teman;

“Kalau gak PNS, hidupnya bakal sulit apalagi di jaman sekarang”.

Di satu sisi, orang tua ngebet banget saya bisa jadi PNS khususnya guru karena saya mahasiswa kependidikan. Nah, disaat yang sama beberapa dosen di kampus menyarankan saya agar tidak usah menjadi PNS. Katanya PNS itu berat, kami tak akan kuat biar mereka aja. Haha..

Pernah di sebuah kesempatan, saya nongkrong asik di kantin kampus dan bercengkrama dengan salah seorang dosen. Beliau bilang bahwa kalau kita mau sukses, kerja di swasta, kalau kita mau santai, cari PNS.

“Kenapa? Karena kita gak bakal bisa sukses di PNS. PNS itu udah ada standar nya gimana. Jadi mau kita kerja sekeras apapun gak bakal gampang naiknya”.

Kurang lebih itulah poin salah satu pembicaraan yang kami rundingkan saat itu. Saya sangat mengerti akan pesan dan keinginan dari orang tua saya tentang menjadi seorang PNS khususnya guru. Keuntungan dari PNS dibanding pegawai swasta menurut saya hanya ada 1. PNS mendapatkan gaji pensiunan. Saya tidak bilang bahwa gaji pensiunan itu tidak penting. Itu sangat penting. Siapa coba yang hidupnya tidak mau dijamin di masa tua?

Hanya saja, kalau boleh saya kutip kata-kata Soe Hok Gie, seorang demonstrant. Dia bilang bahwa kekayaan terakhir yang dimiliki oleh seorang pemuda adalah idealisme. Nah, idealisme inilah yang orang se-umuran saya atau kami para anak muda masih miliki. Idealisme tentang mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakat meskipun bayaran tidak seberapa adalah lumrah di pikiran kami.

Kalau kita bicara tentang pekerjaan di jaman sekarang yang katanya era industri 4.0, maka ada jutaan pekerjaan baru yang pasti tergolong unik di mata para golongan tua. Content creator, EO (Event Organizer), Gamers dan masih banyak lagi. Namun definisi PNS dari golongan tua inilah yang menghambat sebagian besar impian anak mereka. PNS masih menjadi “Kartu AS” dalam menjamin keberlangsungan hidup saat ini. Kalau gak PNS, gak bisa hidup lama.

“Gak lulus atau wisuda tepat waktu, susah cari kerja”.

Mari merenung sejenak, Founder KFC saja baru menemukan skillnya di usia tua. Ibu Susi? Menteri Kelautan kita, tidak lulus SMA namun kini menjadi Menteri yang ditakuti Negara tetangga. Apa yang saya coba ingin sampaikan adalah bahwa setiap orang memiliki timeline nya tersendiri.

Dan ketika saya berkata demikian bukan berarti saya menyuruh para pembaca untuk hidup malas-malasan. Tetaplah bekerja dan belajar. Kita berjalan di zona waktu hidup kita sendiri. Jangan men-generalisasi setiap kegagalan yang kita alami. Beberapa orang tua biasanya akan berfikir demikian. Apalagi kalau mereka kerap membanding-bandingkan anak mereka dengan anak dari teman atau mungkin kerabat yang lain yang mungkin hasil belajar anak orang lain tersebut lebih lancar daripada kita.

Maka jangan dikhawatirkan lagi. Definisi sukses dimata mereka pasti akan melonjak dan semakin parah.

“Nikahlah di usia sekian karena idealnya segitu”.

Menikah ialah masalah kesiapan. Siap mental dan siap finansial khususnya. Terlebih adalah kesiapan komitmen menjalani bahtera rumah tangga berdua. intinya, yang akan menjalankan hidup setelah menikah adalah kita, bukan mereka yang memaksa kita untuk menikah di umur yang mereka tentukan sendiri.

Ya, bukannya kita para anak muda tidak mau menikah. Kita pasti akan menghasilkan keturunan hanya saja jangan dipaksakan dan jangan diberikan label juga.

Nah, semua keresahan itu sempat saya tanyakan ke dosen pembimbing skripsi saya. Sungguh nekat rasanya ketika bimbingan justru hal seperti ini yang saya konsultasikan. Beliau berpesan bahwa ini adalah masa pencarian jati diri.

“Susah itu wajar. Gak ngerti wajar. Dan di masa inilah kita menemukan jati diri kita itu siapa”. Katanya.

Keyword atau kata kunci nya adalah jati diri. Yang berarti berfokus pada kata tanya “siapa?”

Sudah cukup lama rasanya saya, kalian bahkan kita hidup dalam definisi yang dibuat oleh orang lain. Renungan terbesar yang muncul dalam benak saya setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing saya tempo hari itu adalah:

“habis wisuda, aku bakal jadi orang yang hidup dari definisi yang aku ciptakan sendiri dan bukan dari definisi sukses milik orang lain yang belum tentu buat aku bahagia. Aku yang bakal kerja! aku yang bakal ngerasain, dan aku yang bakal nerima gajinya! So, Life is a choice. I must decide it!”

Itu saya ungkap saya dalam hati. [T]

Previous Post

Siswa Seperti Apa Masuk SMKN Bali Mandara? – Inilah Ceritanya…

Next Post

Pura Pucak Bukit Sangkur: Tangga Lumut dan Keheningan di Tengah Hutan

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma, S.Pd., Mahasiswa S2 Pascasarjana Program Ilmu Manajemen Undiksha. Hobi: menulis, menyanyi, membuat video, dan mencintai diam-diam.

Next Post
Pura Pucak Bukit Sangkur: Tangga Lumut dan Keheningan di Tengah Hutan

Pura Pucak Bukit Sangkur: Tangga Lumut dan Keheningan di Tengah Hutan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co