5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kisah Caleg Perjuangkan Bebotoh dan Legalkan Tajen: Bukan Kampanye Buduh-buduhan

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
April 8, 2019
inKhas
Kisah Caleg Perjuangkan Bebotoh dan Legalkan Tajen: Bukan Kampanye Buduh-buduhan

Gambar video Wayan setiawan

543
SHARES

Suatu hari, akhir Maret 2019, seorang teman wartawan sehabis memberikan materi jurnalistik di RRI Singaraja bertandang ke markas tatkala.co. Ia mengajak seorang teman yang tampak kalem dan lebih banyak diam. Sembari ngobrol, saya terus berpikir, siapa sebenarnya lelaki itu, kok wajahnya sangat familiar.

Saking penasaran, saya bertanya kemudian tentang siapa sesungguhnya lelaki yang tak asing itu. Dan lelaki itu pun langsung nyerocos.  

“Pernah nonton Bali TV atau youtube? Sayalah yang ada di video caleg bebotoh pada Pemilu 2014 yang memperjuangkan aspirasi bebotoh!” Begitu sahutnya.

Saya langsung melonjak. Oh, ya, saya beberapa kali menonton video itu karena pada musim kampanye Pemilu 2014 lalu, video itu di-share banyak orang di facebook. Saya juga pernah dengan sengaja search di youtube untuk mencari video itu.

Dia adalah I Wayan Setiawan. Dia memang seseorang yang sungguh-sungguh apa adanya. Pada Pemilu 2014  ia menjadi caleg DPR RI Dapil Bali dari Partai PKB.  Seperti juga caleg lain saat itu, ia turut rekaman  video kampanye untuk disiarkan dalam program Suara Kandidat di Bali TV.  Dan karena unik dan kontroversial, video itu viral. Ada yang menganggapnya konyol, ada yang menilai dia cerdas, ada juga yang menganggap dia caleg buduh-buduhan.

Awal tahun 2019 ini saya juga menyadari, ternyata foto I Wayan Setiawan itulah yang sering wara-wiri di laman facebook saya, meski sebenarnya saya tak berteman dengan dia.  Tentu, karena ia cukup getol berkomentar di grup-grup facebook yang saya ikuti. Terutama aktif berkomentar  soal perjuangannya melawan fedofilia yang kasusnya belakangan memang ramai dibicarakan di media sosial, apalagi kasusnya hingga ke Polda Bali.  Dia bahkan ke mana-mana membawa kaos bertuliskan SWAP, Solidaritas Warga Anti Pedofilia. Dia memang koordinatornya.  

Lelaki dari  Banjar Tanggayuda, Desa Bongkasa, Kecamatan  Abiansemal, Badung, itu memang apa adanya. Saya sih senyum-senyum saja jika ngobrol panjang dengan dia. Hampir semua omongannya terkesan naïf, tapi benar.   

Belakangan di musim Pemilu 2019 ini, video caleg bebotoh itu kembali di-share oleh sejumlah nitizen di laman facebook. Ada kemungkinan orang mengira bahwa video itu adalah iklan caleg pada Pemilu 2019 ini. Atau mungkin ada yang sengaja menyebarkannya agar Pemilu 2019 ini lebih bergairah, tidak adem ayem, dan tegang, begini tak boleh, begitu tak bisa.        

Akibat tak sengaja melihat video itu di facebook, saya kembali menontonnya. Dan merenungkan kembali  kata-kata Setiawan dalam video itu. Intinya, jika terpilih jadi anggota DPR RI, ia akan memperjuangkan aspirasi bebtoh (penjudi) di Bali.

“Sudah saatnya bebotoh punya wakil di DPR. Saya menolak kriminalisasi tajen. Tajen bukan tindakan kriminal, bebotoh bukan penjahat. Koruptorlah penjahat. Jika terpilih, saya bersama fraksi saya di DPR RI akan berjuang agar pasal 303 KUHP dihapus.”  Demikian antara lain kata-katanya dengan campuran bahasa Bali dan Indonesia.

“Kalau setuju dengan jalan pikiran saya, pilih saya. Kalau tak tak setuju, jangan pilih saya. Siapa tahu gara-gara saya jagat Bali nanti uug!” lanjutnya.

Setiawan dalam videonya itu juga menolak anggapan bahwa penjudi tak bisa kaya. Ia menyatakan tak sependapat jika judi membuat orang miskin. Yang membuat orang miskin itu, kata dia, adalah kebodohan dan kemasalan, apalagi kemudian dibodoh-bodohi lagi.

Video I Wayan Setiawan saat nyaleg pada Pemilu 2014

Tak Mau jadi Manusia Munafik

Setelah menonton video itu lagi, saya iseng meneleponnya. Sebenarnya dia sudah pernah cerita soal kisah videonya yang sempat viral itu di markas tatkala.co, namun saya ingin mendengarnya lagi. Karena saya yakin, dengan cara berpikirnya yang unik, Setiawan pastilah punya dasar dan alasan berpikir. Bukan aksi buduh-buduhan.

“Pak Yan, video caleg bebotoh itu muncul lagi di facebook!” sapa saya.

Dia tertawa. Dia kata, biar saja viral lagi. Kalau nyaleg lagi kan tak perlu pasang baliho. Orang sudah langsung tahu. Tidak perlu seperti sekarang ini, baliho di jalan-jalan banyak betebaran. “Nak ngerunguang sing ade, ngae mata entuk,” katanya.

Kenapa bisa terpikirkan membuat isi video seperti itu?

“Terus terang, saya penjudi telah-telahan, habis-habisan. Menurut teman berjudi itu seperti kecanduan. Susah berhentinya. Harus memang ada niat dari diri sendiri untuk berhenti. Kalau tak ada niat tak bisa berhenti,” katanya.

Nah, karena susah berhenti, ia kemudian menjadi caleg. Dari situ ia punya niat berjuang. Yakni berjuang di antara dua pilihan. Melegalkan judi, atau sekalian menutup judi tanpa syarat apa pun.

Jadi, sejak awal ia sesungguhnya tahu bahwa melegalkan judi itu susah. Boleh dikata tak mungkin. Namun, sebagai sebuah visi-misi  untuk dipakai kampanye saat Pemilu, perjuangan melegalkan judi itu akan menjadi kontroversial. Akan menjadi sensasional.

“Jadi saya ngae kontroversi, biar gampang diingat,” katanya.

Nah, siapa tahu terpilih dan dapat banyak suara. Saat terpilih itulah dia bisa menyampaikan pokok-pokok pikirannya tentang tajen atau jenis judian lain. Bahwa selama ini kita munafik. Bahwa selama ini judi dilarang, tak sesuai agama, melanggar undang-undang, tapi tetap saja ada tajen. Judian tetap berlangsung.

“Jadi, kenapa tidak sekalian dilegalkan,” katanya.   

Dengan gaya kampanye seperti itu, Setiawan memang gagal terpilih untuk duduk di DPR RI. Ia mendapatkan suara sekitar 4.000 lebih sedikit. Tapi videonya yang diunggah di youtube dan di facebook oleh sejumlah orang mungkin sudah ditonton oleh ratusan ribu orang.

“Saya ngomong apa adanya, yang demen pilih, sing demen jangan dipilih,” katanya.  

Menurutnya, mana ada caleg mau ngomong seperti itu? Jangan pilih saya. Tak ada. Kebanyakan mohon doa restu, minta dukungan. “Telah catus pata diisi baliho mohon dukungan!” katanya. Artinya, sampai habis perempatan diisi baliho untuk mohon dukungan.

I Wayan Setiawan/FB

Pada Pemilu tahun 2019 ini Setiawan tak lagi menjadi caleg. Dulu sempat masuk Partai Nasdem dengan harapan bisa menjadi caleg. Namun niatnya untuk menjadi caleg DPR RI tak kesampaian.  Ia mengaku sempat kembali ingin nyaleg di Partai PKB. Namun upayanya itu juga gagal.

“Saya penjudi, kalau nyaleg ya harus lihat peluang menang. Jika tak ada peluang, untuk apa nyaleg,” ujarnya.

Usaha VCO

Setelah gagal dalam Pemilu 2014 itu Setiawan sempat berjualan berjualan kopi. Sempat juga menciptakan produk susu kedelai dengan brand Susuke. Lalu dengan modal tak begitu banyak ia membuat usaha VCO (Virgin Coconut Oil).  

Ia ngotot menjadi wirausawan karena tak mau bergantung pada siapa pun, termasuk jika ia kembali menjadi caleg suatu saat nanti. “Lebih baik berwirausaha daripada meburuh,” katanya.

Ia menilai, sejauh ini program-program pemerintah tak banyak yang membuat masyarakat menjadi kreatif dan mandiri. Sepertinya pemerintah membiarkan masyarakat jadi penjudi, preman dan pengangguran. Pemerintah sepertinya membiarkan masyarakat manja dan bergantung terus-terusan pada pemerintah.  Dan ia tak ingin manja, sedikit-sedikit minta bedah rumah, minta bansos dan kartu sehat yang gratis.

Dengan usaha VCO ia bisa mengumpulkan dana sekitar Rp 30 juta per bulan, belum dipotong ongkos produksi dan pembelian bahan-bahan.  Kalau dapat kesempatan berjualan di pameran semisal Pesta Kesenian Bali (PKB) dalam sebulan ia bisa mengumpulkan Rp 100 juta.

“Saya bisa melali ke mana saja. Uang saya tak terbatas. Artinya tak dibatasi oleh jumlah kitir gaji,” katanya.

VCO produksi I Wayan Setiawan

Jauh di dalam hatinya, ia sebenarnya tak mau masyarakat membeli VCO. Ia ingin masyarakat membuat VCO sendiri. Semakin banyak warga menekuni usaha VCO maka tak banyak yang kemudian bergantung pada pemerintah. Tak banyak yang terjerumus ke arena judi atau menjadi preman dan pengemis. Apalagi kelapa di Bali bisa didapat dengan mudah.

“Kalau banyak yang memproduksi VCO atau minyaktanusan, kita bisa bersaing dengan minyak kelapa sawit,” katanya.  

Prinsipnya, jangan membiarkan rakyat menjadi miskin hanya untuk memperoleh kekuasaan. Jangan memelihara kemiskinan agar masyarakat selalu tergantung pada kekuasaan. Untuk itu, ia ingin masyarakat bekerja, jangan selalu berharap pada bansos dan bantuan pemerintah.

Ngomong-ngomong, saya sebenarnya agak heran dengan pikiran-pikiran Wayan Setiawan ini. Kadang omongannya terkesan sembarangan, asal-asalan, namun sebagian besar memang terkesan orisinal bahkan jernih. 

Apakah ia suka membaca buku?

“Membaca saya suka, tapi bukan kutu buku. Begini-begini, dulu saya pernah mencongkel perpustakaan yang pintunya selalu terkunci. Saya masuk dan duduk santai di dalam perpustakaan sambil membaca buku kesukaan saya,” katanya. [T]

Tags: calegjudikampanyepemiluPolitikTajenwirausaha
Previous Post

Cita-cita Toya Bungkah, Cita-cita Kebudayaan Bangsa Indonesia

Next Post

Sudah Jelas, Penyebab Stroke Adalah Nasib

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Nyepi: Terapi Kesehatan, Terapi Kita, Bumi dan Peradaban

Sudah Jelas, Penyebab Stroke Adalah Nasib

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co