17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Dadong Berencana Golput – “Adenan be sing milih, pang sing pelih pas nyoblos!”

Eka Prasetya by Eka Prasetya
April 6, 2019
in Esai
27
SHARES

PEMILIHAN Umum tinggal menghitung hari. Sebagai warga negara yang baik, nenek saya, Dadong Norit, selalu berpartisipasi. Namun sepertinya tahun ini, Dadong berencana tidak berpartisipasi.

Tiap kali pesta demokrasi digelar, Dadong tak pernah absen. Mulai dari pemilihan bupati hingga pemilihan gubernur, Dadong selalu datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Walau kadang-kadang dadong juga tidak selalu nyoblos, seperti saat pemilihan bupati dua tahun lalu.

Nah tahun ini, Dadong benar-benar semangat menyalurkan hak pilihnya. Maklum, ada seorang caleg yang didukungnya sepenuh hati. Caleg ini tinggal satu desa dengan Dadong. Jarak rumahnya pun tak sampai satu kilometer dari rumah Dadong.

Pada Pemilu 2014 lalu, Dadong relatif lancar menyalurkan hak suaranya. Padahal dadong tak kenal huruf latin. Hanya tahu angka-angka saja.

Tatkala itu Dadong hanya mengandalkan pengetahuannya soal gambar partai. “Gampang, tinggal coblos gen adan ne beten gambar sampi, jeg ye sube,” ujar Dadong kala itu.

Tapi tahun ini berbeda. Ingatan Dadong tak sekuat lima tahun lalu. Penglihatannya pun mulai lamur. Namun demi srikandi yang didukungnya, Dadong tetap berusaha.

Tatkala sang caleg yang juga Ketua Fraksi di DPRD Buleleng itu melakukan sosialisasi di desa belum lama ini, Dadong pun sempat hadir. Dadong berusaha mendengarkan dengan saksama. Terutama soal tata cara mencoblos surat suara.

Dadong ingat betul bahwa ia diminta mencoblos surat suara yang warna hijau. Namun Dadong tak ingat betul seperti apa tata cara mencoblos surat suara, agar sang caleg yang kini maju untuk ketiga kalinya itu, kebagian suara.

Saat simulasi pencoblosan dilakukan, Dadong pun dengan percaya diri melakukan pencoblosan. Surat suara sebesar lembaran koran pun dibukanya. Butuh waktu hampir lima menit bagi dadong untuk mengingat tata cara pencoblosan.

Semakin Dadong berusaha mengingat, semakin gagal ia mengingatnya. Hingga akhirnya Dadong hanya ingat dua petunjuk sakti. Yakni “warna hijau” dan “angka satu”. Dadong pun nyoblos surat suara.

Setelah dicek, ternyata Dadong keliru menyalurkan hak suara. Bukannya memberikan suara pada sang caleg, Dadong justru menyalurkan suara bagi partai lain. Partai dengan warna hijau yang kebetulan berada pada nomor urut satu.

Saat dicek itu pula, sang caleg yang kebetulan menyaksikan seluruh proses simulasi, hanya bisa menarik nafas panjang. Maklum, terancam berkurang satu suara tahun ini.

Gara-gara kegagalan itu pula, Dadong berencana tidak menyalurkan hak pilihnya. “Adenan be sing milih, pang sing pelih pas nyoblos. Sing juari Dadong jak Turkini,” kata Dadong. [T]

Tags: balibulelengpemiluPilpres
Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Sastrawan peserta Payokumbuah Literary Festival', 14-16 November 2018,
Khas

Impresi Payakumbuh

MALAM jam 21.00 saya tiba di Payakumbuh setelah sebelumnya naik travel dari Padang selama hampir lima jam. Turun dari mobil ...

November 22, 2018
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

Umumnya masyarakat Bali sangat samar-samar dalam memahami Wariga atau kalender Bali. Wariga semata-mata diikuti lebih sebagai warisan leluhur yang memang ...

June 7, 2020
webinar bertajuk “Koleksi Gedong Kirtya Sebagai Rujukan Para Pemikir Bali dan Dunia” yang digelar Pemkab Buleleng bersama STAHN Mpu Kuturan Singaraja di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Kamis (3/9) sore.
Esai

Tugas Kita Menghilangkan “Tenget” di Gedong Kirtya

Museum lontar Gedong Kirtya yang terletak di jantung Kota Singaraja bukan hanya sebatas museum lontar satu-satunya di Dunia. Ribuan koleksi ...

September 5, 2020
Diamond Beach (sumber: lifestyle.okezone.com)
Esai

Imbas Pariwisata, Nusa Penida Mendadak “Kebule-Bulenan”

Tidak perlu menunggu lama, pariwisata sangat “cespleng” memberikan pengaruh terhadap kelokalan di Nusa Penida. Salah satunya ialah perkara (kosakata bahasa) ...

November 20, 2019
Lomba Cerdas Cermat (Tangkas), Dulu dan Sekarang. Foto dr. Ketut Suantara
Esai

Lomba Cerdas Cermat (Tangkas), Dulu dan Sekarang

kalau kau ingin perjalanan yang cepat                 berjalanlah sendirian                 tapi kalau hendak melangkah lebih jauh                 bepergianlah bersama sama ...

November 12, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Lukisan di atas kardus. Karya ini diberi judul “Pariwisata Macet Jalan Raya Lancar”.
Esai

Pariwisata Macet, Jalan Raya Lancar

by Doni Sugiarto Wijaya
January 16, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1347) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In