11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menyepi di Tengah Keramaian

JaswantobyJaswanto
April 1, 2019
inEsai
Siapa Orang yang Paling Baik?
48
SHARES

Setelah mengisi acara bedah buku pliTik karya Bang Nanoq da Kansas di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Minggu kemarin, seorang kawan tiba-tiba mengajak saya untuk mendaki Gunung Batur.

Walaupun sangat mendadak, dan tentu saja saya belum mempersiapkan apa-apa, namun saya tetap menerima ajakan yang sangat menggiurkan itu.

Pasalnya, saya sangat menyukai naik gunung, dan merasakan sensasi-sensasi yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.

Bagi saya, mendaki gunung—atau hanya sekadar kemah di hutan—sangat menyenangkan daripada hidup terbelenggu dalam penjara kota—yang tentu saja sudah penuh dengan tempat-tempat yang sangat bising.

Seperti kata Soe Hok Gie, “Orang-orang seperti kita, tidak pantas mati di tempat tidur”. Dan benar, pemuda idealis itu tidur dalam keabadian di Gunung Semeru. Dan Christopher McCandless, misalnya, seorang petualang muda asal Amerika Serikat, yang ditemukan meninggal di Alaska setelah melakukan perjalanan panjang.

Kawanku, mendaki gunung—sekali lagi—sangat menyenangkan. Saat perjalanan mendaki menembus kegelapan malam di jalan setapak yang terjal, berpasir, berdebu, menanjak, seolah tak berujung telah terlewati, kau akan merasakan sensasi yang lebih hebat lagi. Dan saat sampai di puncak tertinggi, memotret atau berfoto dengan latar belakang sunrise yang indah, yang tak akan bisa kau lihat di tempat lain, menyatu dengan alam, seperti tak berjarak, di sebuah area yang berdinding kehampaan, merasa kecil, melebur, menggigil di dalam semak di sebuah cekungan lembah, di bawah naungan pohon-pohon cemara dan bintang-gemintang, di antara batu-batu yang basah, dan jauh dari keramaian tentu saja, kau akan merakan sebuah perasaan yang belum ternamakan sebelumnya—atau mungkin itulah yang disebut: ketenangan.

Meskipun kakimu juga akan terasa lumpuh, kulitmu seakan mati rasa hingga panas api di ujung jari tak bisa membakarmu, napasmu sesak, ego memuncak, tapi itu adalah kenikmatan lain yang ditawarkan alam kepadamu, agar kau merasakan bahwa sejatinya, jika ingin meraih sesuatu yang menurutmu indah, tentu rasa-rasa yang tidak menyenangkan itu akan hadir sebagai bumbu-bumbu penyedap. Dan anggaplah itu sebagai proses belajar untuk menaklukkan dan berdamai dengan diri sendiri.

Setelah kau bisa berdamai dengan alam, dengan dirimu sendiri, berbaringlah sejenak di atas debu, di bawah langit yang terlihat begitu rendah dengan hiasan bintang di atas wajahmu, kau baru akan merasakan perasaan takjub pada bumi. Kau akan selalu mengingat sensasi itu setelah kau kembali ke kos atau rumahmu yang nyaman. Dan akan menjadi cerita menarik suatu saat nanti.

***

Ketika sebagian rakyat Indonesia heboh dengan Debat Capres ke-4 yang baru saja di gelar pada Sabtu kemarin di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, lalu seperti biasa muncul ribut-ribut—yang memenuhi timelinemedia sosial—tentang perilaku kedua capres, pendapat, dan lain-lain, saya bersama tiga kawan saya tengah berkendara menuju Gunung Batur. Meninggalkan kota pada akhir pekan, mulai mendaki pada pagi buta, dan seperti yang sudah saya katakan di awal, tanpa persiapan apapun.

Tujuan saya pribadi, memang untuk menghindar sejenak dari hiruk-pikuk kota dan perdebatan orang-orang. Mencoba untuk membuang diri, menepi, meminggirkan diri bersama sepi, mengasingkan diri bersama sunyi. Seperti Pandawa, yang menyepi untuk mengalahkan musuh dalam diri. Atau mengembara seperti Musa menemui Khidlir sang penjaga rahasia. Seperti Yunus yang ditelan samudera, dan Muhammad yang gigil memeluk firmanNya.

“Menyepi itu penting, supaya kamu benar-benar bisa mendengar apa isi dari keramaian.” Begitu kata Cak Nun. Di hutan, atau di gunung, di atas sana ada kesunyian yang hampir sempurna. Tak ada deru mesin yang bising, urusan kerja, birokrasi yang boborok, konflik interna-eksternal agama, baliho-baliho caleg, dan masalah-masalah yang seperti hendak membunuhmu saat ini juga.

Di atas gunung menjadi salah satu tempat yang, saya pikir tepat untuk berkontemplasi dan memahami berbagai hal dalam kehidupan. Kau juga akan merasakan sedang bersama diri sendiri.

Dan tak terkecuali untuk merenungi nasibmu yang jomlo, atau mencari jawaban atas harapan-harapan palsu dari gebetanmu.

Namun, di dunia yang semakin ramai ini, tak banyak orang yang menyukai dunia yang sunyi, sepi, dan menyendiri. Semua orang suka hingar bingar, memuji bising, dan menikmati pesta.

Sunyi, sepertinya semakin disingkirkan. Ia dijauhi mereka yang ingin agar hidup sepenuhnya dibangun oleh kata tegas, diarahkan logos, dengan kesadaran penuh, hingga dapat dirumuskan wacana, disusun rapi dan diperkuat mufakat. Padahal, tidak semua permasalahan harus diselesaikan dengan cara akademis, hukum, dll, terkadang sebuah permasalahan juga bisa diselesaikan dengan cara-cara estetika, keindahan.

Sunyi—dalam bahasa Sapardi Djoko Damono, dalam sajaknya, Pada Suatu Malam, menuliskan bahwa sunyi adalah minuman keras—kini telah tiada. Hanya seperti lentera kecil yang berada di batas nyala. Redup. Semakin redup. Tidak salah jika jiwa manusia sekarang banyak yang jernih. Sebab mereka telah meramaikan jiwa dan raganya dengan urusan-urusan yang profan dan menyingkirkan yang sakral.

Padalah sunyi adalah dunia para sufi. Bertapa untuk menjauh dari bising. Untuk lebih dekat dengan diri sendiri, jiwa yang merasuk begitu dalam hingga kabur antara batas “aku” dan “bukan aku”. Hingga jiwa terlepas dari beban duniawi. Jernih. Hanya ada ketenangan bersama diri sendiri.

Kawanku, kita tidak akan bertahan lama, bukan? Jika kau sudah merasa jenuh dengan semua ini dan merasa terpenjara oleh belantara kota, tinggalkan kotamu. Pegilah dengan teman-temanmu. Tempuhlah perjalanan menembus hutan, dan tertawalah tanpa henti—menertawakan dunia dan diri sendiri. [T]

Tags: alamGunung BaturlingkunganSapardi Djoko DamonoSoe Hok Gie
Previous Post

Evolusi Pasca Darwin

Next Post

Karena Ikon Pariwisata Sejumlah Desa di Bali Nyaris ”Balik Nama”

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Karena Ikon Pariwisata Sejumlah Desa di Bali Nyaris ”Balik Nama”

Karena Ikon Pariwisata Sejumlah Desa di Bali Nyaris ''Balik Nama''

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co