8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Diskursus Kecil Ala ILC – Merawat Akal Sehat di Tahun Politik

B. B. SugionobyB. B. Sugiono
March 19, 2019
inKhas
Diskursus Kecil Ala ILC – Merawat Akal Sehat di Tahun Politik
44
SHARES

Politik. Politik. Politik—dengan maraknya politik yang memanas pada pilpres tahun ini, menimbulkan efek gerah bagi kalangan mahasiswa. Sehingga mereka merasa terpanggil untuk angkat bicara—dan suara-suara mereka baru terealisasi pada: Senin, 18 Maret 2019, dalam agenda acara yang diselenggarakan oleh PC IMM Buleleng.

Dengan bentuk Diskursus Kecil Ala ILC, acara ini mengundang berbagai organisasi-organisasi ekstra kampus dan intra kampus; dengan masing-masing perwakilan pembicara atau sederhananya pematik, seperti PC IMM Buleleng (Dammurrosysyi M), KAMMI Komisariat Singaraja (Abdul Razaq), Al-Hikmah Undiksa (Didin Samsul M), HMI Singaraja (Achmad Halim), PC PMII Singaraja (Mochammad Mahfud), PC KMHDI Buleleng (Putu Esa Purwita), PW PII Bali (Fadzul Afyan), dan Compok Basi (Ahmad Anif Alhaki).

            Acara ini bukan dalam rangka yang gawat-gawat. Tapi ini hanyalah  diskusus-diskusus ringan yang kebetulan ingin mengundang segenap OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) yang ada di lingkungan Undiksha/Singaraja. OKP tersebut bukan hanya mencakup suatu organisasi yang digeluti oleh mahasiswa. Tetapi ada juga OKP yang digeluti oleh siswa, contohnya: PW PII (Pelajar Islam Indonesia) Bali.

Selain itu, adapun tema yang diangkat pada acara ini: Merawat Akal Sehat di Tahun Politik. Tema ini dipilih berdasarkan subjektif anggota-anggota PC IMM Buleleng, yang beranggapan bahwa politik yang terjadi saat ini sangatlah kotor.

Maka dari itu, pemilihan tema yang seperti ini diharapkan dapat menetralisir kekotoran-kekotoran politik tersebut, yang sering dimamahkan kepada masyarakat. Khususnya dalam forum ini yang disasar adalah siswa dan mahasiswa, apanya yang disasar dari mereka?: akal sehatnya. Agar segenap siswa dan mahasiswa tidak terkontaminasi dengan sajian politik kotor yang ada pada pilpres Indonesia tahun ini

Untuk kelancaran diskususnya, acara ini dikawal oleh moderator Samsul Arifin yang berstatus anggota dari PC IMM Buleleng. Meski moderator ini tidak seserak Karny Ilyas suranya, tapi ia dapat mengawal keberlangsungan acara dengan sangat baik, aman, damai, bijaksana.

***

  • Merawat Akal Sehat di Tahun Politik

Memasuki inti dari acara, Samsul Arifin yang berstatus sebagai moderator meminta pembicara dari masing-masing OKP untuk berpendapat mengenai persoalan politik yang sedang terjadi saat ini. Kemudian menunjuklah ia Ketua PC IMM Buleleng (Damurrosysyi M ) untuk berbicara sekaligus memjadi pembuka diskursus pada tadi malam.

Damurrosysyi M berpendapat bahwa politik saat ini memang sangat rusak. Dan tidak lain kerusakan tersebut disebabkan dari dua faktor: pertama, penebaran hoax yang bermunculan. Hal-hal semacam hoax ini sangat merusak pola pikir para pemuda dan secara tidak langsung memaksa mereka untuk terjerusmus dalam pola pikir yang salah. Yang sengaja dibuat-buat oleh oknum-oknum dari masing-masing paslon capres-cawapres untuk kepengentingan-kepentingan mereka dalam pilpres tahun ini.

Kedua, penebaran ketakutan dan ancaman tertentu demi mendapatkan suara dan simpati rakyat. Ini juga perbuatan yang salah dalam berpolitik. Sebab arah kalimat-kalimat yang digunakan kemudian mengarah pada kebencian-kebencian yang dimamahkan dan dipertontonkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga, apabila penerima dan pengonsumsi ancaman-ancaman tersebut tidak kuat dalam bidang literasi atau meneliti benar tidaknya yang disampaikan para oknum-oknum itu, maka yang terjadi adalah munculnya jiwa-jiwa kebencian dan fanatisme yang berlebihan.

Setelah itu Mochammad Mahfud juga berpendapat, bahwa : Mereka-mereka yang menyebabkan kekacauan politik dan pengonsumsi isu-isu hoax sebenarnya mereka akalnya sama-sama sehat. Tapi nalarnya mereka yang terlalu sempit, karena fanatisnya terhadap paslon. Sehingga membuat banyak kegaduhan-kegaduhan yang bermunculan. Sampai-sampai kondisi politik saat ini tidak jauh beda dengan politik masa Orde Baru ; salah satu contohnya adalah terangkatnya isu-isu komunis ke ruang publik. Sehingga yang dicapai bukan lagi persoalan kesejateraan, tetapi lebih keranah pembunuhan moral.

Lanjut Achmad Halim berpendapat : Bahwasannya memang kerusakan politik saat ini banyak dicemari media sosial, media social yang mana? Media sosial yang menggunakan data-data dan berita-berita yang palsu guna untuk merusak akal sehat. Khususnya kerusakan akal sehat terhadap politik. Apalagi jika media-medianya menyebarkan hoax isu-isu agama. Pasti masyarakat akan cenderung aktif terhadap isu itu.

Karena dasar kulturnya memang begitu ; memang begitu kalau sebenarnya masyarakat Indonesia ini memang sensitiffan dan fanatikkan. Sehingga, dengan adanya gejala-gejala semacam itu akan semakin untuk mencapai yang dinamakan akal sehat—dan terciptanya akal sehat juga bukan dasar telanjang pemikiran setiap pribadi, tetapi juga membutuhkan persepektif -persepektif dari beberapa orang.

Berbeda dengan apa yang disapakan oleh Ahmad Anif Alhaki. Ia lebih menyatakan pendapat terhadap perkumpulannya yaitu, Compok Basi. Katanya, Compok Basi itu hanyalah perkumpulan kecil yang tidak sengaja nyasar ke tempat perkumpulan-perkumpulan yang besar seperti sekarang. Dan ini juga menjadi kebanggaan yang luar biasa bagi saya dan kawan Compok Basi lainnya.

Ia juga berasumsi tentang penggalan tema yang terangkat, yaitu : Merawat akal sehat. Dari kata merawat tentu sudah pasti ada sesuatu yang kita punya dan ada sesuatu yang musti kita jaga. Apa? Akal. Saya yakin semua yang bisa hadir di depan saya ini punya akal semua.

Pertanyaan saya, apakah semua akal kawan-kawan yang ada di depan saya ini sudah sehat atau tidak? Dan untuk mendefinisikan akal sehat pun tidak sekadar mentah-mentah saja. Tetapi akal sehat juga harus teruji secara bentuk yang rill. Jika dalam suatu pengujian sudah lolos, maka bisalah beranggapan bahwa akal tersebut benar-benar sehat. Bukan sebatas cuma-cuma atau ala kadarnya menganggap sesuatu yang tidak sehat dipaksakan untuk sehat. Bukan seperti itu!

Ini juga dapat diperdekatkan terhadap makna cebong dan kampret yang sering diumbar di berbagai media. Dan terkadang, setiap apa yang disampai oleh dua cebong dan kampret ini biasanya menyangkut-pautkan dengan kitab suci yaitu Al Qur’an—dikit-dikit suruh cek Al Qur’an, dikit-dikit suruh cek Hadist. Duh.Duh.Duh. Tapi wajar sih, karena ini memang tahun politik. Jadi semua bisa dipolitisasi, dan kebetulan agama dan kitab suci Al Qur’an adalah suatu senjata yang paling ampuh untuk mencari dan mengikat suara masyarakat. Dalam konteks yang beragama muslim.

Pernyataan yang disampaikan oleh Fadzul Afyan hampir serupa dengan pernyataan sebelumnya dalam memahami: Merawat akal sehat. Ia juga mengemukakan bahwa setiap manusia mempunyai akal yang sekaligus menjadi pembeda dengan mahluk yang lain. Dan dalam forum ini rasanya yang hadir manusia semua. Berarti sudah pasti punya akal meski tidak tahu sehat tidaknya.

Ia juga menyatakan sikap dirinya dan organisasi yang sangat sensitif terhadap politik. Akibat dari kejadian masa silam yang masih menjadi trauma yang membekas sampai saat ini. Bekas ini dimulai sejak PII pada masa Orde Baru diancam untuk bekukankan. Dan akhirnya Soeharto membekukan sungguhan. Sejak saat itulah PII takut dan was-was terhadap politik.

Sambung Putu Esa Purwita, tahun politik sebenar yang jusrtu merusak akal sehat. Dengan banyaknya informasi informasi yangg dikonsumsi secara mentah dan itu adalah hoax. Maka yang terjadi, timbullah bibit-bibit kebencian dan bentuk-bentuk tidak baik lainnya.

Pesan saya hanyalah, pilihlah sesuai hati nurani tanpa merusak demokrasi orang lain atau warga negara yang lain. Mari dukung pemilu tahun 2019 tanpa ada rasisme dan tindakan tindakan radikal lainnya.

Yang terakhir pernyataan yang disampai oleh Abdul Rozaq.

Ngelucu sejenak.

Judul tren merawat akal sehat di tahun politik. Jika arti merawat berarti sudah ada yang tumbuh dan musti dijaga. Maka guna akal sehat sebenarnya adalah untuk memahami suatu keadaan secara autentik. Tanpa dikendalikan doktrin-doktrin apa pun. Dan juga keakalsehatannya juga perlu diuji secara valid. Agar kemudian tidak menciptakan paham sekadar ikut-ikutan.

Adapun juga tentang keadaan saat ini, yang begitu banyak racun-racun yang diperantarai media untuk merusak saraf-saraf akal sehat manusia. Meski, sebenarnya tidak semua media memahkan racun. Tapi justru pada apa yang musti disampaikannya. Entah itu yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.

***

Setelah semua dari masing-masing pembicara usai menyampai pendapat-pendapatnya. Kemudian moderator mengalihwahanakan pada pembahasan mengenai keadaan demokrasi yang sedang terjadi pada menjelang pilpres saat ini.  Karena yang kita ketahui bersama bahwa demokrasi sebenarnya ialah apa yang disampaikan oleh Abraham Lincoln, yaitu: Dari rakyat. Oleh rakyat, dan Untuk rakyat. Dan demokrasi yang masih tercium baunya sampai sekarang ini adalah demokrasi yang muncul sejak runtuhnya masa Orde Baru.

Ahmad Anif alhaki memaknai sebuah demokrasi melalui tiga konsep, yaitu: Cinta (berdasarkan perasaan), Kerendahan Hati (menghargai pendapat orang lain), dan harapan (harus ada hasil yang dirapkan) agar tidak menimbulkan sikap apatis.

Sedangkan Nama Urwah Al Barki seorang anggota KAMMI lebih mengarahkan penjelasannya pada kesalahan demokrasi. Ia beranggapan bahwa kesalahan demokrasi adalah ulah masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang sebenarnya salah dalam memandang demokrasi. Sehingga yang terjadi ialah kecenderungan berpikir buruk terhadap peran demokrasi dan keadaan demokrasi yang terjadi seperti saat ini.

Lanjut Jaswanto yang sebagai anggota HMI menyatakan pandangannya tentang politik dan demokrasi. Katanya, dari hadulu kita telah melewati tiga tahap demokrasi yang pernah dialami bangsa dan masyarakat Indonesia, yaitu demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, dan kemudian yang yang terakhir adalah demokrasi pancasila. Dan keadaan demokrasi saat ini telah menyayat sila keempat yang berbunyi: Kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan. Tapi kondisinya sekarang bagaimana? Pemilu kita bagaimana? Apakah sudah menerapkan permusyawaratan perwakilan itu? Tentu jawabannya tidak!

Kemudian anggota Rodatul Sarifah anggota IMM juga berpendapat tentang demokrasi dan juga dikaitkan pada peran-peran mahasiswa yang katanya agen perubahan. Tapi apakah mahasiswa sekarang bisa dibilang agen perubahan? Atau justru yang mudah bergaul dengan hoax-hoax yang busuk. Sehingga pada akhirnya hanya menimbulkan kontroversi dan terhindar dari kemakmuran rakyat. Karena mereka semua telah rabun literasinya, mereka tidak sadar bahwa mereka sedang dimainkan oleh pihak-pihak tertentu hanya untuk menginginkan kursi kekuasaan. Bukan kesejateraan. Masyarakat juga sangat tidak sadar bahwa pecahnya bangsa Indonesia ini disebabkan oleh kaum-kaum berdasi yang haus kekuasaan. Bahkan dengan cara menumbalkan masyarakat.

Setelah itu yang Ahmad Nur Amin anggota PMII yang sekaligus menjadi penutup tulisan ini. Ia beranggapan bahwa sebenarnya kedaan demokrasi di Indonesia itu tidak pernah salah. Karena demokrasi yang berjalan sekarang sudah berjalan sebagaimana mestinya. Meski dari pandangan beberapa pihak mengatakan tidak sesuai, karena diperantarai banyaknya aturan-aturan dan batasan-batasan yang harus dipatuhi sebagai warga negara.

Sebenarnya kan bukan begitu. Demokrasi memang konsep kebebasan tapi bukan berarti tanpa aturan. Maka dari itu, sebenarnya demokrasi memang membutuhkan aturan sebagai ukuran batas. Agar tidak semena-mena menghakimi orang lain, agar tidak semena-mena berbuat kriminalitas, agar tidak semena-mene berperilaku yang merugikan orang lain. Maka, demokrasi itu perlu diberi batas. Dengan cara bagaimana? Dengan cara memberikan aturan yang sesuai dan sebagai mana mestinya.

  • Pesan-pesan

Politik adalah sesuatu yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Jadi jangan pernah takut untuk menyatakan diri sebagai orang yang berpolitik. Adapun cuitan-cuitan yang disampaikan dari para pembicara-pembicara: Betapa bangganya Soeharto jika memerintah pada tahun ini, betapa senangnya Soeharto jika memerintah pada masa ini, betapa tertawanya Soeharto jika berbuat zolim pada periode ini. Karena mahasiswa yang sangat ia ditakuti, karena mahasiswa yang selalu membawa berita buruk bagi pemerintahannya, seperti sediakala ketika meledakkan peristiwa 1998 ternyata sekarang sudah tidak lagi ditemukan! Bahkan telah hilang! [T]

Previous Post

Law of Attraction: Memanifestasi Harapan

Next Post

“Menjeepee” – Cerita Nyepi dalam Catatan Wartawan Amerika Pertama ke Bali

B. B. Sugiono

B. B. Sugiono

lahir di Tempuran, Bantaran, Probolinggo. Kini merantau di Singaraja, Bali; menjadi pekerja teks: penyair dan prosais. Untuk menghubunginya bisa melalui nomor 082301299466. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di sejumlah media massa di Indonesia, cetak maupun elektronik, antara lain: Koran Tempo, Harian Rakyat Sultra, Denpasar Post, Malang Post, Kurung Buka, Galeri Buku Jakarta, dan lain-lain. Salah satu pendiri Majalah Lentera Bayuangga (MLB).

Next Post
“Menjeepee” – Cerita Nyepi dalam Catatan Wartawan Amerika Pertama ke Bali

“Menjeepee” – Cerita Nyepi dalam Catatan Wartawan Amerika Pertama ke Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co