17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ilustrasi, Foto: Mursal Buyung

Ilustrasi, Foto: Mursal Buyung

Nyepi Diri

Dewa Putu Sahadewa by Dewa Putu Sahadewa
March 6, 2019
in Esai
80
SHARES

Nampaknya saat hari Nyepi diwujudkan sebagai perayaan Tahun Baru Çaka justru bukan dengan kemeriahan pesta tapi dengan kontemplasi hening, diam, sunyi dan tenang dalam slogan Catur Bratha Penyepian, di sanalah kesulitan demi kesulitan dimulai.

Sebab tak banyak orang Hindu yang mampu melakukan dengan penuh pengertian apalagi di jaman penuh rekayasa seperti saat ini. Betapa sulitnya tidak menghidupkan api atau lampu penerangan selama 24 jam penuh. Berbagai alasan dari yang bisa diterima seperti harus menyiapkan makanan untuk anak-anak yang belum wajib berpuasa, memasak menu untuk keluarga yang sakit sampai alasan sepele untuk merokok! Juga meyalakan lampu.atau lilin.

Hingga beberapa kali kita baca berita kebakaran rumah justru di saat hari nyepi. Itu baru api sekala. Apalagi meredupkan nyala api niskala seperti api amarah, api nafsu dan nyala-nyala api lainnya yang mampu membakar diri. Betapa susahnya. Jangankan sepanjang tahun, untuk satu hari nyepi saja masih sering terdengar teriakan tetangga kita bertengkar.

Untuk tidak bepergian, karena dijaga pecalang mau tidak mau kita tidak keluar dari areal halaman rumah kita. Kalau pecalangnya tidak tegas ramai-ramailah kita duduk-duduk di jalan yang tiba-tiba jadi lengang karena motor dan mobil kecuali ambulans tidak boleh lewat. Kita bisa main badminton, megala-gala dan selfie di jalan. Sudah lihat foto-foto remaja selfi di jalan Teuku Umar Denpasar?

Di beberapa desa beberapa tahun lalu, semoga tahun ini tidak, karena pecalang adalah sahabat dan keluarga kita sendiri kita pun bebas meceki di pos kamling sembari menegur jika ada warga lain yang coba-coba keluar rumah, melanggar aturan nyeilpi.

Sayangnya, atau bagusnya, sekarang di Bali sinyal seluler dipadamkan satu hari satu malam selama nyepi jadi anak remaja alay tidak bisa langsung unggah foto- foto tersebut ke medsos. Coba kalau tidak. Itu yang kita bisa pantau. Masih ribuan yang tinggal di rumah tapi berselancar di dunia maya atau main game online.

Dua hal terakhir oleh orang tua digolongkan melanggar bratha penyepian amati lelungaan. Tidak bepergian sekaligus melanggar bratha amati lelanguan. Tidak mencari hiburan. Mematikan sejenak kesenangan diri. Kalau tidak bekerja dalam arti masuk ke tempat kerja terlihat semua melakukan dengan baik dan kusyuk karena Hari Nyepi sudah ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Semua orang amati karya. Tapi benarkah selama nyepi kita tidak melakukan apa-apa? Tidak mengerjakan apa-apa? Tidak menghasilkan apa-apa? Jika ditelisik secara jujur banyak dari kita akan tertawa menertawakan diri sendiri.

Apakah kita munafik? Saya jawab tidak. Karena Bratha nyepi memang sangat sulit. Benar, secara komunal secara kulit dan garis besar ritual nyepi berlangsung semakin baik dan eksis.

Dari tingkat banjar, desa/kelurahan sampai nasional panitia nyepi melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh semangat pengabdian dan pengorbanan. Bahkan setiap tahun tema perayaan nyepi ditetapkan secara nasional. Seperti tahun ini temanya “Melalui Catur Brata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019”, luar biasa bukan? Nanti kita nyoblos kertas suara dengan semangat amati geni, amati lelungaan dan seterusnya…

Banyak penulis dan guru kehidupan telah mengajak kita untuk lebih melakukan nyepi personal, nyepi diri. Melakukan tapa dan introspeksi diri, mengembalikan hakikat garis lurus atma dan paramaatma, sembari menyeimbangkan alam kecil bhuana alit kita dengan semesta , bhuana agung. Momentum unik di mana pergantian tahun benar-benar dihayati sebagai pelepasan sejarah diri lama untuk menjadi sosok yang lebih baik.

Nyepi yang lebih kepada nyepi yang pribadi, menarik diri ke dalam persona diri serupa titik hening di alam raya. Nyepi hanya satu hari sedangkan para petapa melakukan setiap harinya bahkan bukan lagi di tengah hutan belantara yang sepi tapi di tengah keramaian dunia. Nyepi dengan menarik diri dari segala ikatan kegiatan dan kerja, nyepi yang menelusuri jalan dari mana sumber asal kita bermula.

Hening, diam, dan tenang hingga dalam puncaknya yang terdengar jelas hanya satu : OM.

Tags: Hari Raya Nyepirenungan
Dewa Putu Sahadewa

Dewa Putu Sahadewa

Dokter, penyair, tinggal di Kupang, NTT

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Doni Wijaya [Ilustrasi oleh Nana Partha]
Esai

Literasi Hadap Masalah

Pada tanggal 12 Februari 2020, di Desa Guwang  Sukawati, Gianyar,,tepatnya di Kulidan Kitchen, suatu tempat yang berada di tengah sawah ...

January 4, 2021
Laklak daun kelor di Desa Dencarik, Bukeleng. (Foto-foto: Dian Suryantini)
Khas

Kelor untuk Kesehatan: Dari Mistis hingga Bisnis, Dari “Jukut” hingga “Laklak”

Mendengar kata kelor, sepintas yang ada di pikiran pastilah sayur. Atau orang Bali menyebut Jukut Kelor. Rasanya enak. Apalagi dicampur ...

July 5, 2019
Marianta (sumber foto akun facebook Andy Karyasa Wayan)
Khas

Bocah Sekolah 6 Jam Jalan Kaki dan Terciptanya Wisata Alam di Gulinten, Karangasem…

Sudah baca tulisan tentang destinasi wisata Lahangan Sweet di kawasan di Banjar Dinas Gulinten, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali? Tulisan ...

September 19, 2019
Foto: Google
Esai

Filosofi Pantat dan Payudara

Kali ini, mari kita main jujur-jujuran. Untuk laki-laki (mohon maaf untuk yang cewek) mana yang kalian lebih sukai antara pantat ...

February 17, 2019
bentarabudayabali.wordpress.com
Kilas

Bandem dan Dibya Bicarakan Ida Bagus Oka Blangsinga di Bentara Budaya

IDA Bagus Oka Wirjana atau terkenal dengan nama Ida Bagus Oka Blangsinga berpulang pada 3 Februari 2017  di usia 87 ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Lukisan di atas kardus. Karya ini diberi judul “Pariwisata Macet Jalan Raya Lancar”.
Esai

Pariwisata Macet, Jalan Raya Lancar

by Doni Sugiarto Wijaya
January 16, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1347) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In