18 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ilustrasi tatkala. Gambar topeng diambil dari Google

Ilustrasi tatkala. Gambar topeng diambil dari Google

Dialog Mahasis(w)a: Dospem yang Bikin Mahasiswa Ingin Ganti Wajah

Putu Nata Kusuma by Putu Nata Kusuma
March 1, 2019
in Esai
13
SHARES

Ini adalah sebuah cerita dari tahun 2018. Sempat terkubur karena memang sengaja dikubur hidup-hidup. Namun layaknya zombie dalam film Resident Evil, kini cerita yang terkubur selama setahun, bangkit lagi guna membius para “mahasisa” agar mampu menertawai nasib mereka saat ini.

Seperti biasa kantin merupakan tempat favorit yang saya jajaki bersama teman-teman. Tak seperti  perpustakaan, menurut saya pribadi, kantin juga merupakan tempat di mana informasi bisa kita dapatkan. Bahkan informasi yang kita dapatkan tak sungkan-sungkan mengenai problema sosial, (itupun kalau kalian perhatian dengan keadaan sekitar dan tak sibuk menyeruput makanan sembari melihat gawai hehee).

Fenomena itu, mulai dari percakapan sederhana mengenai keluh pembeli tentang panasnya pisang goreng yang baru saja diangkat dari penggorengan hingga dialog antar petugas kebersihan tentang anak-anak mereka yang mereka besarkan sedari kecil hingga kian hari kian tumbuh pesat.

Dan di antara dialog-dialog tadi, ada satu dialog yang menjadi pusat pendengaran saya. Sebut saja Atta dan Ahha (nama samaran). Keduanya merupakan mahasiswa tingkat akhir alias “mahasisa” yang masih melaksanakan kewajiban mereka yakni skr**si (maaf kata ini agak sedikit tabu di telinga para mahasisa).

Alkisah, saya sedang menunggu mie goreng pesanan saya. Sembari menunggu, saya memainkan handphone. Ya meski hanya buka tutup Line, WA, Instagram dan Facebook. Saya duduk persis di depan Ahha. Ahha yang sudah sedari tadi berada di kantin tampak asyik memainkan game online PEUBEGE di gawainya. Bersamaan dengan datangnya mie goreng pesanan saya, Atta pun datang menghampiri Ahha.

“Kak, makan, Kak,” sapa saya pada Atta dan Ahha.

“Oh yaya, Dik,” sahut mereka

Sembari saya menyantap mie, mereka pun mulai bercengkrama….

(Percakapan ini saya sajikan dalam gaya bahasa anak Jakarta sana. Kalau pakai bahasa Bali, nanti ceritanya dikubur lagi hehe. Maklum netizen Indonesia).

Atta: “Serius banget muka lo. Emang apaan yang belum selesai?”

Ahha: “Gue mah udah kelar semua. Tinggal nunggu ACC doing.”

Atta: “Ya elah nyet! Muka lo tu udah kayak orang stress gue liat. Setiap ketemu lo, gue selalu mikir, nih orang mikirin apa lagi sih?”

Ahha: “Gila, banyak pikiran nih gue. Orang tua menuntut gue biar cepet wisuda, tapi dosen malah memperlambat.”

Atta: “Maksud lo?”

Ahha: “Bimbingan ke Dospem (dosen pembimbing) 1, eh disuruh bimbingan dulu ke dospem 2. Bimbingan ke dospem 2, malah disuruh ke dospem 1 nya dulu. Dibolak-balik  kayak gitu terus pokoknya.”

Atta: “Kibulin aja. ehh uluk-uluk gen. Bilang aja sama dospem 2 lo. ‘Pak/Bu, ini sudah di ACC oleh dospem 1, sekarang tinggal Bapak/Ibu saja.’ Kelar deh urusan!”

Ahha: “Masalahnya tu gue belum sempet ketemu sama dospem 1 dan 2. Baru lewat chatt doing.”

Atta: “Ya elah nyet, nyet!! Ngomong dong.”

Ahha: “Nih sekarang gue maunya ketemu sama pembimbing 1.”

Atta: “Emang siapa sih pembimbing lo?”

Ahha: “Tuh si Bu Bunga (nama samaran).”

Atta: “Kok bisa sama gitu sama gue?”

Ahha: “Dengerin ya. Gue tuh kemarin udah janjian jam 11. Asal lo tau, gue udah dari jam 9 di kampus. Gue chatt gak dibales, telpon gak diangkat.  Parahnya lagi, tadi jam 3 sore baru dibales. – Maaf ya nak Ibu lupa, tadi Ibu ke salon. – ANJAYY!!”

Atta: “Hahahahaa. Kalo gue beda. Nih, tadi kan gue habis makan di warung depan, nah trus gue ketemu nih sama Bu Bunga. Trus gue malah dipanggil – Eh nak, kamu mahasiswa bimbingan saya ya? – Iya Bu. – Jadi bimbingan sekarang? – Iya Bu jadi. Gue mikir, kok gue yang malah diingetin ya? Hahaa.”

Ahha: “Nikmat anjay! Giliran gini, gue jadi pengen ganti wajah biar ganteng kayak lo.”

Atta: “Ganti aja profil WA lo. Pasang noh foto artis korea sekalian. Gue jamin pasti dibales!”

Ahha: “Sama aja nyet! Ujung-ujungnya bakal ketemu juga.”

Atta: “Eh tapi gue serius ni. Pengen banget gue memberontak. Capek gue!”

Ahha: “Jangan ngambil kerjaan lebih, ta. Udah tahan lagi dikit aja!”

Atta: “Bukannya gitu nyet. Lo kenal Alex kan?”

Ahha: “Tau. Kenapa emang?”

Atta: “Gue tumben banget lihat orang polos kayak Alex marah. Dia kan pembimbingnya pak Sukonto Legowo (nama samara). Jadi ceritanya, si Alex udah ngasi BAB 2 nya ke Pak Sukonto, tapi udah 1 bulan nih belum direspon juga si Alex. Gila gak tuh? Sekarang Alex kesel nih dan dia chatt terus bapaknya eh malah diultimatum sama pak Sukonto – Saya lagi sibuk. Jangan kejar-kejar saya!  Gilak! Itu si Alex marah banget. – Biasain aja, jangan nge gas! Gitu kata Alex tadi ke gue. “Ya kalo emang gak mau diburu mahasiswa, baca skripsi mereka”.

Tak terasa mie dan sebotol air kemasan tanggung pun sudah saya habiskan sambil mendengar cengkrama tadi. Pada beberapa dialog, saya sempat tertawa. Hahaa.. Ada-ada saja ulah dosen-dosen itu. menurut kalian gimana?

Tak selang lama, saya pun mengucap pamit pada Atta dan Ahha. Kantin sungguh “Jendela Dunia kedua” bagi saya. [T]

Note: Maaf jika banyak nama yang samar-samar alias gak jelas. Cukup dosen yang menghambat perjalanan mereka. Jangan sampai tulisan ini juga hehe. Semangat kakak-kakak ku!!

Tags: dosenmahasiswaPendidikanSkripsi
Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma, S.Pd., Mahasiswa S2 Pascasarjana Program Ilmu Manajemen Undiksha. Hobi: menulis, menyanyi, membuat video, dan mencintai diam-diam.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Arya Dedok (kiri) dan karya yang dipamerkan di Singapura
Kilas

Berkreasi dan Berpikir Positif – Kabar dari Pameran Perupa Tiga Negara di Singapura

  PERUPA tiga negara menggelar pameran bersama. Tuan rumahnya adalah Singapura. Pameran beralngsung di Hotel Nuve Heritage, 6 Oktober hingga ...

February 2, 2018
Pameran Studi Khusus Mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Rupa Undiksha
Ulasan

Problematika Material #Pengantar Pameran Studi Khusus Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa, FBS, Undiksha

Di Galeri FBS Undiksha, 26 Desember 2019 pukul 10.00 WITA, dibuka Pameran Studi Khusus Mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Rupa Undiksha ...

December 27, 2019
Esai

PLASTIK

KOPLAK beringsut dari meja kasir sebuah swalayan terbesar di Bali. Hatinya bungah. Senyumnya terus diumbar entah untuk siapa, jika diperhatikan, ...

January 7, 2019
Ilustrasi: Vincent Chandra
Ulasan

“The Flu”, “The Contagion”, dll. — Menonton Film Pandemi untuk Selamat dari Pandemi

Sebuah kontainer berisi puluhan imigran gelap diselundupkan oleh oknum mafia ke sebuah daerah di Korea Selatan. Setelah tiba dan dibuka, ...

April 19, 2020
Foto-foto: FB/Congnik Sudiarta
Ulasan

Pameran Qilin: Membaca Kisah Tionghoa-Singaraja dalam Karya Rupa

Prodi Pendidikan Seni Rupa, FBS, Undiksha, Singaraja, menggelar pameran bertajuk “Qilin” (Membaca Sosial Budaya Warga Pecinan Kota Singaraja) di Neka ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi diambil dari Youtube/Satua Bali Channel
Esai

“Satua Bali”, Cerminan Kehidupan

by IG Mardi Yasa
January 18, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1350) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In